22. Lupa Semuanya
Kembali ke rutinitas seperti biasanya. Keisha kembali bersekolah, namun kali ini berbeda. Ia berangkat ke sekolah tanpa Jisung. Katanya, Jisung hendak pergi sendiri naik angkutan umum karena ada sesuatu yang mendadak di pagi hari.
"Mark! Sarapan gua mana?!" Bukannya laknat atau gimana, ini memang tugas Mark dari awal, kan?
Mark yang masih beres-beres kamar di lantai atas ini hanya membalasnya dengan seruan, "Bentar!" begitu menggema dirasa.
Keisha hanya manggut-manggut paham. Ia berjalan meninggalkan meja makan, beralih ke ruang tamu. Dimana ia menaruh asal tas gendongnya kemudian mengacak isi tasnya. Berniat mencari sebuah gawai.
"Kei, gue masak nasi goreng aja, ya?"
"Yaaahhhh, kan biasanya lo nyiapin sandwich atau ga sereal ke gua. Masa lupa sih?" ujar Keisha tak terima. "Jangan-jangan lo udah ga sayang lagi ya ma gu---"
Mark menggeleng pelan,"Nah, gua cuma mau buat sesuatu yang baru aja. Mau?" tawarnya pada Keisha.
"No! I just want to eat my cereal!"
"O-OKAY, CALM DOWN. Gua bakal penuhin apa yang lo mau, oke? Duduk yang manis..." intruksi Mark agar Keisha membenarkan posisi duduknya. "Pasang senyumnya, nah. Dah cantik!"
Mark mencubit pipi kanan Keisha yang wajahnya masih saja dihiasi oleh senyuman yang bisa dibilang terpaksanya itu. Mark mengusak surai Keisha gemas, kemudian beranjak pergi ke dapur.
Keisha melirik ke arah, dimana Mark tengah mencuci mangkuk sereal dan sendok merah muda. Mark sempat berteriak terkejut sebab tatkala susu itu dituangnya, hampir mengenai bagian di seragamnya. Keisha terkekeh, lalu menggelengkan kepalanya kecil.
Keisha mengambil ponselnya lalu membuka sebuah aplikasi. Ya, kamera.
Keisha berdiri perlahan, lalu berjalan dengan mengendap-endap ke arah dapur. Ia awalnya bersembunyi di sebalik lemari pendingin. Baru saja hendak memencat tombol kamera, tiba-tiba...
"FOTO NIH KETEK GUA!"
"WANYING!"
Berakhirlah pagi ini dengan aksi pengketekan yang dilakukan oleh oknum Mark Luke kepada korbannya, Keishatora.
. . .
Casian
| gua ga masuk sekolah hari ini.
Seungmout
| anjing kenapa?
Casian
| TAPI OONK YIHAAAAAAAAA
Keisha kick Casian from kehidupan.
Seungmout is typing...
"Mark!!!" Herin berlari kecil ke arahku, lalu mengrenyitkan dahinya bingung. "Lah? Lo gak bareng Mark, Kei?" tanya Herin padaku.
Aku mengangguk. "Tadi bareng," potongku, lalu mengangkat bahu seraya celingak-celinguk mencari tahu. "tapi sekarang, gua gatau dia dimana."
Herin mengangguk hulunya, "Yaudah deh," kemudian melenggang pergi dari hadapanku.
Aku menghela napas lega kemudian mengeratkan gendongan tasku dan masuk ke dalam kelas berniat untuk menempelkan bokongku di atas kursi yang nyaman.
Baru saja hendak duduk, Herin lagi-lagi menghampiriku. Aku melepaskan salah satu earphoneku, mungkin Herin butuh teman ngobrol hari ini.
"Nape?"
Herin tersenyum tipis. "Gue mau nanya dong, boleh?"
Aku mengangguk, "Sok. Duduk aja samping gua." kataku sambil menepuk-nepuk kursi yang kosong melompong.
Herin menurut, ia pun duduk dengan posisi kaki dilipat dengan sepatu yang sudah dilepas sejak aku berbenturan dengannya.
"Ini tentang Jeno."
"Hm."
"Makanan kesukaan Jeno?"
"Richeese."
"Dia lebih sayang ibu apa bapaknya?"
"Ibu, ibu, ibu, baru bapaknya."
"Mainan yang disukain Jeno?"
"Banyak! Catur, tic tac toe, playstation. Sama satu lagi, gua lupa namanya. Yang paling sering gua mainin dulu sama Jeno itu, ya, mainan yang gua lupa namanya itu." jelasku pada Herin. Aku mengrenyit, "emang selama ini, lo gatau apa kesukaan dia?"
"Yaa, seperti yang lo duga aja. Gue pernah ngasih sesuatu waktu ultah dia, dan dia malah cemberut. Katanya mah makasih, aku suka. Tapi gue tahu, dia pasti benci itu."
"Lo ngasih apa?"
"Tamiya. Bekas adek gua."
Allahumarhamna bil quran :(
Aku mendesah, membuang segala amarah yang memendam tatkala Herin menjawab pertanyaanku. "Lo udah ngasih tamiya, mending baru. Ini mah bekas njer, berasa ngasih ke gembel aja lu."
"Habis gua gatau apa-apa tentang dia." cengir Herin seraya menggaruk tengkuknya yang dirasa tak gatal.
Aku terkekeh melihat Herin yang seperti anak lugu yang baru merasakan jatuh cinta. "Emang, secinta apa sih lo sama Jeno?"
"Gue jatuh cinta sama Jeno gara-gara tanggal lahirnya sama kayak ayah gue." tutur Herin sambil menundukkan kepalanya perlahan.
Aku terkejut, "Lo suka sama dia gara-gara tanggal lahirnya sama doang?!"
"Iya. Sama kayak ayah dari anak-anakku. Ciaaaa."
"Kog burem, yha?"
Akhirnya, aku dan Herin tertawa bersama. Begitu lama kita nerdua larut dalam perbincangan yang dinilai tak berbobot. Paling pertanyaan yang banyak keluar dari Herin itu adalah perihal; apasih kesukaan Jeno?
Kukira akan jadi canggung bila bicara empat mata dengan Herin. Ternyata tidak. Herin cukuplah easy-going, padahal, aku dan dia baru saja saling bicara seperti ini. Kukira Herin adalah orang yang sengaja menggoda Mark, nyatanya enggak. Ia sangat senang berteman dengan orang yang baru.
"Oh iya, Rin. Gue mau ceritaaa,"
Tawa Herin kian mereda ketika aku bicara seperti itu padanya, "Cerita apa?"
"Mark banyak berubah."
"Semua orang wajarlah kalo berubah?"
Keisha menghela napas kasar. Lagi-lagi, hanya jawaban seperti ini yang Keisha terima. Tatkala Keisha bertanya ini pada Mark langsung, Mark juga menjawab dengan jawaban yang sama seperti Herin.
Keisha menggaruk tengkuknya, bingung. "B-bukan gitu. Maksud gue, dia jadi lupa semua kebiasaannya di rumah."
Herin terdiam. Ia seperti berpikir tentang sesuatu. Keisha pun sama, ia juga hening, diam tak bergeming. Pada saat itu juga, Herin menoleh ke arah Keisha.
"Tapi iya juga sih, Kei. Aura Mark itu makin beda. Gantengnya makin-makin, njir!"
"Siapa tu yang ganteng?"
Herin dan Keisha sama-sama menoleh, "E-eh, Mark..." cicit Herin. Gadis itu bangkit dari duduknya, lalu ia menepuk pundak Mark pelan-pelan sambil memasang wajah paniknya.
"J-Jeno, Mark. Kemarin dia ngegym, g-ganteng banget, gue aja gakuat. Hehe." Kekeh Herin. Herin tersenyum tipis, "L-lo mau duduk disamping Keisha kan? Sok-sok. Sok aja, hehehe."
Keisha menggeleng kecil melihat tingkah Herin yang menurutnya lucu. Mark saja sampai memandang Herin aneh. Keisha melipat kedua tangannya di depan dada, seraya berkata. "Kata Herin, lo ganteng, Mark."
Herin membelalakkan kedua bola matanya. "E-eh, Mark. Gua duluan, ya?"
Herin pergi ke bangku dimana ia duduk. Herin berjalan sambil menatap Keisha tajam, tatapannya itu seolah berkata, mati sia di tangan gua!
Keisha terkekeh kecil melihat Herin yang menatapnya dengan tatapan mengintimidasi.
Mark mengabaikan Keisha yang masih beradu tatap dengan Herin. Mark berdeham, membuat Keisha beralih untuk menatap Mark.
Mark terkekeh. "Tadi Herin bilang gue ganteng, ya?"
Keisha mengangguk. "Ngape? Baper ya loooo?"
Mark menggeleng. "Enggak, tuh."
"Baper!"
"Enggak, yaa."
"Baper!"
"Enggak, Kei."
"Baaaper!"
"Enggak."
"Baper!"
"Enggak, sayang..."
"Bap---hah?"
Mark terkekeh kecil kemudian mencubit kedua pipi Keisha yang putih bak susu itu. Keisha hanya diam ketika Mark mencubit kedua pipinya gemas.
Ketika Mark sudah menjauhkan kedua tangannya dari wajah Keisha dan memalingkan wajah, Keisha hanya bisa menatap Mark dengan tatapan kosongnya. Keisha benar-benar tak mengerti dengan tingkah Mark saat ini.
"Lo tadi bilang apa, Mark?" tanya Keisha, bingung.
Mark menjawab, "Sayang."
"O-Ohhh."
Mark dan Keisha sama-sama diam. Atmosfer keduanya benar-benar hening, canggung gitu lah. Mark menoleh ke arah Keisha, kemudian menatap gadis itu dengan tatapan yang tak bisa di uraikan.
"Kei?"
"Hm?"
"Kalo gue nembak lo saat ini juga, lo bakal terima gak?"
Keisha bungkam. Ia bukan terkejut soal pernyataan pemuda di sampingnya ini. Gadis ini hanya berpikir, gadis ini hanya terlarut dalam isi hatinya. Dugaannya memang tidak salah dan tak meleset sedikit pun. Mark yang pandai modus, bukanlah Mark yang Keisha kenal.
Keisha rindu, sikap Mark yang telah lalu.
"Mark. Seandainya gua gak jawab pertanyaan lo sesuai apa yang lo ekspetasikan, apa lo bisa nerimanya?"
Mark terdiam.
Keisha melanjutkan ucapannya. "Mark, gua cuma ... belum bisa."
"Lo bilang belum, bukan berarti gak bisa, kan? Mau coba sekali aja?"
Mark, Keisha cuma kangen Mark yang gampang di bodoh-bodohin...
- - -
pendek nih, yihaaa.
dialognya ga berbobot banget emang, jadi, rasakan ke cringean part ini dan seterusnya, ya! hehe♡
/peace/!♡
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top