03. Taman bermain
"Melihatnya tersenyum..
Sudah seminggu sejak insiden 3 Agustus, dimana keadaan Draken seharusnya sudah pulih.
Mikey berjalan santai ke arah ruang rawat Draken untuk menjenguknya. Namun, disaat ia membuka pintu dan menemukan kehadiran (Name) disana membuatnya kaget.
Ditambah dengan Draken dan (Name) yang tertawa bersama, membuat Mikey semakin memanas. Mungkin ada setan yang menempel padanya.
"Ck, tambah lagi.." Umpatnya dalam hati.
Mikey membanting pintu, menutupnya secara kasar hingga mengagetkan dua orang yang sepertinya sedang asik mengobrol.
"Astaga pintunya!" (Name) lebih khawatir tentang pintunya daripada perasaan Mikey. Ya, soalnya dia belum tahu.
"Kau kenapa Mikey?" Singgung Draken tapi Mikey masih diam saja, bahkan cemberut. Lelaki itu berbaring se enaknya disofa.
(Name) mengode Draken melalui mimik wajahnya seakan bertanya, "Ada apa?"
Draken mendekat dan membisikkan sesuatu pada (Name).
"Tidak apa, mungkin dia stress."
"Oh begitu."
"Hora Mikey, kau menangisiku ya?"
Mikey membelalak kaget dan langsung duduk. Lelaki itu menatap tajam ke arah (Name) yang menampakkan senyum polosnya, cuih.
"Hah?"
"Tidak kusangka kau segitu khawatirnya denganku, wah.. aku jadi terharu." Draken pura-pura mengusap air matanya lebay. Padahal dia tidak menangis.
Mikey terlewat kesal, lelaki itu memutuskan untuk keluar ruang rawat. (Name) panik, Mikey marah padanya.
Sedangkan Draken sendiri yang sudah mengerti semua tentang Mikey dapat memakluminya. The real best friend.
Disisi lain, (Name) menghampiri Mikey. Gadis itu sedikit terengah sebab harus mengayuh kursi rodanya sendiri untuk menggapai lengan Mikey.
"Hh ah-aku berhasil menghentikan m-mu."
Mikey menatap jengkel pada gadis yang disukainya itu.
"Hm, apa?"
"Gomen hehe."
"Heha hehe."
Mikey menghela napas dan melepaskan genggaman sang gadis dan beralih memasukkan tangannya ke dalam saku. Bersikap sok cuek.
"Bagaimana kalau aku melakukan sesuatu untukmu? Agar kau bisa memaafkanku nantinya." Usul (Name).
Mikey mengerut bingung, memangnya apa yang bisa dilakukan gadis ini?
"Ayo ikut!" (Name) memaksa Mikey untuk berjalan.
"Kau ini bodoh ya? Kau ini sakit. Mana boleh keluar."
"Soal itu tenang saja." (Name) menyakinkan Mikey, entah apa rencananya.
Tepat seperti dugaan Mikey, gadis itu meminta izin pada dokter yang bertanggung jawab penuh atas keadaan (Name). Ajaibnya sang dokter malah setuju, (Name) menyuapnya dengan apa?
Tapi ada yang aneh, para perawat menatapnya sinis ketika ia mendorong kursi roda (Name) untuk keluar.
Hei, beraninya mereka melemparkan tatapan seperti itu pada orang tampan sepertinya?
Padahal Mikey tidak berniat untuk menculik dan menjual (Name) ke pasar gelap.
"Ah aku ada ide!" (Name) meminta Mikey untuk berhenti sebentar dan mendekat padanya.
Gadis itu secara tiba-tiba melucuti jaket Mikey dengan kasar, Mikey kaget hampir saja dirinya menyebut (Name) cabul sebab tindakannya yang sekarang.
(Name) dengan santainya memakai jaket Mikey yang kebesaran di tubuh mungilnya.
"Yes! Bagaimana aman kan?"
"Ya terserah." Mikey memakaikan tudung jaketnya untuk menutupi wajah (Name) dan kembali berjalan untuk memenuhi permintaan gadis ini.
***
Taman bermain.
Mikey menganga tak percaya, kenapa gadis ini membawanya kemari?
Lebih baik Mikey kembali dan tidur kalau begini caranya.
"Hei! Ayo masuk!" (Name) menahan Mikey yang barusan ingin melenggang pergi.
"Kau ini bodoh?" Mikey menyebut (Name) bodoh lagi, "Ini taman bermain. Kau bukan anak-anak lagi."
"Siapa yang kau sebut anak-anak, lihat itu!" Tunjuk (Name) pada segerombolan keluarga yang sedang piknik, ada orang tua, kakek nenek, dll.
"Kau tidak pernah kemari ya? Ck ck masa kecilmu kurang bahagia ternyata."
Sungguh, Mikey ingin menjungkir balikkan kursi rodanya sekaligus (Name).
"Tidak ada gunanya kau datang kemari, kau tidak akan bisa naik wahananya kan?"
"Heii, disini tak hanya wahana saja tau dasar kudet!"
"Ayo~!!" Rengek (Name) layaknya balita, entah kenapa Mikey bisa melihat tingkahnya sendiri dalam diri (Name).
Mikey mendorong kursi rodanya perlahan sekaligus mengamati pintu masuk yang dipenuhi dengan badut dan balon. Tiba-tiba ia teringat suatu hal.
"Kenapa kau tidak mengajak Mitsuya untuk─"
"Mitte! Mikey-kun aku mau kesana!" Potong (Name) yang seolah tidak mau membahas masalah Mitsuya. Gadis itu menunjuk sebuah tempat dimana para pengunjung bisa menyaksikan pemandangan bawah laut.
Mikey menurut saja. Setelah masuk, (Name) mendadak excited melihat aneka ragam akuarium besar yang berisi ikan laut.
Wau, ternyata ada tempat seperti ini.
Setelah memuaskan mata dengan pemandangan laut, mereka memilih untuk beli camilan sebentar.
Mikey dan (Name) sama-sama membeli eskrim.
Belum sampai habis, (Name) sudah minta banyak jajanan seperti dorayaki dan taiyaki.
"Kau, sakit apa?"
"Heung?" (Name) menatap Mikey yang sekarang duduk didepannya.
"Lucu." Batin Mikey saat (Name) memperlihatkan pipinya yang menggembung sebab penuh dengan dorayaki.
"Leukimia."
"Eh?" Tunggu bukankah itu penyakit yang berbahaya?
"Aku sudah menjalani operasi dan kemoterapi, dan itu berhasil!" Ujar (Name) berbinar, "Saat ini aku di masa pemulihan!"
"Oh begitu." Mikey bisa tenang, "Syukurlah."
"Ah! Aku mau cola!"
Mikey menyipit kesal, "Lagi?" Padahal gadis itu sudah makan banyak sekali.
Hei, bukankah ini merupakan bentuk permintaan maaf dari (Name)? Tapi justru gadis itu yang terlihat menikmati ini.
Mikey kembali dengan satu gelas cola yang dilengkapi dengan sedotannya sekalian.
"Kenapa hanya satu? Kau tidak mau minum juga?" Heran (Name).
"Minum saja!" Mikey meletakkan dan menyodorkan cola tersebut ke arah meja (Name).
(Name) mencebik kesal dengan perlakuan Mikey yang kurang lembut. Tapi ekspresinya berubah kala meneguk minuman colanya, sensasi dingin yang layaknya kejutan listrik menyapa papila lidahnya. Cola memang yang terbaik.
Mikey yang notabenya seorang anak yang jahil. Mendapatkan ide untuk menjahili (Name) lagi.
Tunggu, apa ibu Mikey ngidam bensin saat mengandung?
Ide jahilnya bahkan tidak pernah ketinggalan di otaknya.
Lelaki itu meletakkan sedotan disisi lain gelas yang saat ini diminum oleh (Name). Mikey buru-buru ikut menyeruput colanya.
Jadi artinya, mereka minum dalam gelas yang sama.
Mikey melihatnya, ekspresi (Name) yang mengerjap kaget dan juga begitu dekat dengannya. Bahkan dirinya dapat merasakan hembusan nafas ringan dari gadis itu.
"Maaf Mitsuya, aku ingin egois sebentar saja."
...duniaku juga ikut tersenyum."
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top