Six : New Incident

Pagi menyambut Kuil Hakurei yang tampak bersalju, padahal kemarin biasa saja, dan didalam Kuil tersebut terdapat 'sepasang kekasih' yang masih tertidur :v

'sepasang kekasih' yang disebut adalah Reimu dan Finn yang saling berpelukan, tangan Finn masuk kedalam pakaian Reimu... tepat pada bagian intimnya.

Reimu pun terbangun dan langsung kegelian karna sentuhan dari jari Finn terhadap bagian intimnya.

"mmhhnn... d-dasar Finn, kenapa ia sentuh bagian itu?" desah Reimu yang hampir tidak tahan dengan gejolak dari dalam tubuhnya, padahal ia baru saja bangun.

Reimu pada akhirnya memindahkan tangan Finn tersebut keluar dari dalam pakaiannya.

"hahh... hampir saja..." gumam Reimu menatap datar Finn.

"sentuhan aneh itu, aku tak mau merasakannya lagi sebelum aku ketagihan." gerutu Reimu, disaat bersamaan Finn terbangun dan menguap.

"hoam~ Good Morning..." Finn menatap sekitar, lalu menoleh kearah Reimu.

"ahh Reimu, kau bangun juga."

"Aku bangun duluan akibat sentuhanmu." gerutu Reimu kesal

"apa maksudmu?"

"tanganmu menye-" Reimu tiba tiba terdiam dan memerah, tak seharusnya ia menjelaskan kejadian ambigu tersebut kepada Finn.

"hah? sudahlah bangun, aku ingin kembali menelusuri Dunia ini..." Finn bangun dan meregangkan tubuhnya.

"Sebelum bangun setidaknya perutmu harus diisi..." kata Reimu, disaat bersamaan perut Finn berbunyi.

"tuh kan apa aku bilang..." kekeh Reimu

"Berisik!!!" bentak Finn malu

"Sebentar yahh~" Reimu berjalan menuju dapur, Finn menghela napas pelan... Reimu itu menurutnya berbeda dengan Marisa, mungkin ia ingin sesuatu darinya.

Sementara itu, di dapur Reimu sedang memasak sesuatu, rupanya itu Takoyaki dan Omurice.

"Aku ingin mengetes fisiknya setelah selesai sarapan, karna ia menarik sekali..." gumam Reimu, lalu selesai memasak ia kembali kepada Finn dan menyajikan masakannya.

"Silahkan dimakan~" ujar Reimu

"woah..." tanpa basa basi, Finn langsung menyerbu makanan yang disediakan Reimu karna ia sangat lapar sekali.

"rakus sekali~" kata Reimu pelan menatap sweatdrop Finn, lalu ia ikut makan bersama Finn.

"ahh iya Finn, nanti maukah kau latihan denganku?" tanya Reimu disela makannya.

"memang kenapa?"

"bukan apa apa, aku sudah lama tak latihan fisik... lagipula aku harus terus menjaga kondisi tubuhku..." kata Reimu seraya selesai sarapan pagi.

"seperti itu, baiklah... aku akan ikut latihan. denganmu..." ujar Finn

Setelah selesai sarapan, Finn dan Reimu keluar dan mendapatkan bahwa didepan Kuil terdapat salju yang menumpuk.

"perasaan... kemarin biasa biasa saja?" gumam Finn  yang ketakutan

"telah terjadi Insiden..." kata Reimu datar

"I-Insiden?"

"iya, biasanya ini terjadi akibat masalah yang ditimbulkan oleh seorang ataupun beberapa orang..."

"lalu, apa yang harus kita lakukan sekarang?"

"K-Kita?!" Reimu menatap Finn tak percaya...

"hei Reimu, kau memperbolehkanku untuk menginap dirumahmu... jadi biarkan aku membalas perbuatan baikmu..." ujar Finn menatap serius gadis miko tersebut...

Reimu tersenyum simpul...

"Baiklah..."

Setelah Finn dan Reimu membersihkan seluruh Kuil, kini mereka dalam perjalanan menuju TKP.

Reimu menggendong Finn dan terbang, sementara Finn sendiri memekik ketakutan...

"woah Reimu, kenapa terbang dan terlalu cepat?! lalu kenapa kau gendong aku!!!" seru Finn memeluk erat tubuh Reimu, membuat gadis miko itu sedikit bersemu.

"Ini cara cepat untuk pergi kesana sebelum tengah malam..." balas Reimu

"a-ahh..." Finn hanya terdiam, sebenarnya ia takut sekali terhadap ketinggian... namun ia hanya diam...

Reimu yang melihat gelagat Finn bertanya pelan...

"kau takut ketinggian Finn?"

"i-iya..." jawab Finn pelan, Reimu pun memelankan kecepatan dan ketinggian terbangnya, membuat Finn menghela napas pelan.

"Aku tak mau melihat orang menarik sepertimu ketakutan..." lirih Reimu, membuat Finn menatapnya bingung.

"Apa maksudmu?"

"Aku melihatmu ketakutan seperti itu, terasa seperti melihat diriku dulu..." kata Reimu membuat Finn memahami situasi.

"Reimu, kau tak perlu pikirkan masa lalu... anggaplah itu sebagai pelajaran untuk dirimu di masa depan nanti. Karena aku yakin, masa depan jauh lebih indah dari masa kini maupun masa lalu." ucap Finn yang membuat Reimu tersenyum tipis.

Finn benar, masa depan lebih indah daripada masa lalu ataupun masa kini.

Setelah mereka sampai disebuah tempat, Reimu menurunkan Finn... lalu menatap datar sebuah danau yang mulai membeku...

"s-sebenarnya apa yang terjadi?" tanya Finn menatap danau tersebut penuh tanda tanya.

"Sepertinya terjadi sesuatu terhadap Peri Es itu..." kata Reimu tanpa menatap Finn, ia menatap kearah langit...

"Peri Es?" setelah Finn berkata itu, tiba tiba mendarat sesosok didepan Finn dan Reimu...

"a-apa itu?" Finn terkejut dan hampir mengumpat...

"Cirno... apa yang sebenarnya terjadi?" Reimu menatap datar sosok tersebut...

Ia adalah gadis kecil yang memiliki surai rambut biru muda dengan manik mata berwarna biru muda kristal seperti es... dan ia mempunyai sepasang sayap es dipunggungnya...

"mana... Daiyousei?" tatapan Cirno terlihat kosong, membuat Reimu mundur perlahan.

"s-siapa Daiyousei?" tanya Finn, tiba tiba...

BRAK!!!

Finn terkena serangan es tiba-tiba oleh Cirno dan tubuhnya terhempas lalu menabrak sebuah batang pohon hingga tak sadarkan diri.

Melihat itu membuat Reimu kesal...

"sebenarnya apa maumu Cirno?!"

"MANA DAIYOUSEI!!!"

Cirno melancarkan serangan es tak biasa, yaitu meluncurnya naga es kearah Reimu, namun gadis miko tersebut berhasil menghindar dengan mudahnya...

'I-Ini bukan Insiden biasa!!!' batin Reimu... diam diam ia mendekat dan berusaha menyerang. Namun Cirno menyadarinya dan kembali... Naga Es itu kembali menyerang Reimu, sebuah luka gores tercipta dibahu Reimu akibat Naga Es tersebut...

"akh... s-sebenarnya apa yang terjadi denganmu?" Reimu memegang bahunya yang terluka akibat serangan tadi mulai membeku, merambat keseluruh tubuh Reimu sehingga ia membeku... kecuali bagian kepalanya...

"Aku hanya ingin Daiyousei... kembali..." Cirno mendekati Reimu dan mengangkat dagunya, membuat mereka saling berhadapan.

"A-Aku tak tahu apa maksudmu..." Reimu berusaha untuk tak menatap mata Cirno yang baru kali ini terlihat amarah dan sedih menjalar didalam tubuhnya...

"Kau tak tahu yahh?" Cirno menunduk, kemudian ia menatap Finn..

"Tapi... ia mungkin tahu..." sahut Cirno

"Itu tidak benar!!!" balas Reimu cepat, membuat Cirno kembali menatap Reimu

"itu menurutmu~" ujar Cirno datar, lalu mendekati Finn dan menggendongnya...

"Pria ini berat sekali~" gerutu Cirno yang langsung terbang menjauh sambil membawa Finn meninggalkan Reimu...

Reimu berusaha melepaskan diri, namun percuma... es milik Cirno lebih kuat dari biasanya dan ia hanya bisa pasrah...

"semoga Finn tak diapa-apakan oleh Peri Es bodoh itu..." ucap Reimu pelan

Kita beralih ke sebuah tempat bersalju, dimana Cirno membawa Finn masuk kedalam rumahnya yang tampak seperti rumah penduduk kutub utara, disana sedikit hangat dan sedikit dingin...

Cirno membaringkan tubuh pria yang ia bawa ke ranjangnya karena pegal menahan beban berat Finn.

"uhh, berat sekali ia..." gerutu Cirno merenggangkan pinggangnya, lalu menatap datar Finn yang tak sadarkan diri.

"dilihat dari wajahnya, ia tak seperti orang jahat..." Cirno mendekati Finn dan mengetuk keningnya pelan.

"atau... ia itu adalah Alien?" pertanyaan yang keluar dari bibir mungil Peri Es itu membuat Finn terbangun...

"hah? mana Alien?"

"KYA~" melihat Finn yang tiba-tiba terbangun sontak membuat Cirno kaget dan reflek melancarkan serangan es yang membuat tubuh Finn diselimuti es kecuali kepalanya...

"a-apa ini? lepaskan aku!!!" seru Finn menatap takut Cirno...

"Aku akan jelaskan kepadamu bila kau memberitahukan dimana Daiyousei.." balas Cirno mendekat dan menatap Finn dari jarak dekat sekali...

iya dekat, dan itu membuat Finn sedikit bersemu.

"Siapa itu Daiyousei orang bodoh?!" Finn menatap polos Cirno seakan akan melontarkam kata 'bodoh' kepada Peri Es itu...

Dan itu membuat Cirno makin kesal...

"Daiyousei itu temanku... dan bodoh?! kau sebut aku bodoh?!" terlihat perempatan imajiner dikeningnya.

"Iya kau bodoh... terlihat dari wajah bodohmu..." jawab Finn watados, Cirno yang sudah termakan emosi menancapkan sebuah pasak es disamping Finn, hampir mengenai kepala Finn.

"EYE'S STRONGEST!!!" ujar Cirno keras.

"Mata Terkuat? yang benar itu I Am Strongest..." kata Finn kembali polos, tiba tiba...

Cirno terdiam, Finn benar... dan itu membuat Peri Es itu menundukkan kepalanya...

Terlihat garis garis merah diwajahnya...

ahh, ia malu rupanya...

"hei... kenapa dengan wajahmu, kau sakitkah?" tanya Finn hati-hati, Cirno tak menjawabnya dan es yang mengurung tubuh Finn meleleh. membuat Finn dapat bergerak kembali.

"ahh leganya..." ujar Finn riang, lalu menatap bingung Cirno yang tiba-tiba memeluknya dan menyembunyikan wajahnya diperut Finn karna perbedaan tinggi mereka.

"d-dinginnya..." gerutu Finn menggigil menyadari tubuh Peri Es tersebut yang tentu dingin.

"memang dingin, toh ini adalah rumahku..." balas Cirno, lalu menatap keluar jendela langit yang mulai gelap...

"Kau bermalamlah disini, aku perlu teman... selagi Daiyousei tidak ada, besok akan aku ceritakan saat sebelum Daiyousei menghilang..." kata Cirno berbaring diatas paha Finn.

"ahh iya, siapa namamu?" tanya Cirno mengucek matanya... hendak mau tidur.

"Namaku... Finn Winchester, panggil saja Finn... kalau kamu?" kata Finn.

"Cirno..." mendengar jawaban Cirno yang memelan membuat Finn menoleh... rupanya gadis kecil itu tertidur...

"Nama yang bagus." senyuman tipis terukir dibibir Finn, diam-diam... Finn mengelus pelan surai rambut biru muda milik Peri Es tersebut.

Peri Es itupun menggeliat nyaman dan tertidur nyenyak mendapatkan perlakuan dari Finn.

Malam tersebut sangat dingin, namun terasa nyaman bagi Cirno karena keberadaan Finn yang mempunyai hawa mengenakan.

To Be Continued...

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top