Summer
"Ugetsu, ayo ke pantai!"
"Di dalam rumah saja sudah gerah, bagaimana kalau ke pantai?"
Berharap siang yang teduh, ternyata justru panas terik. Tidak ada yang bisa menebak apakah langit akan mau bekerjasama di musim panas yang menyengat seperti ini.
Yaiza mengikat rambutnya, meskipun memang memiliki rambut pendek, setidaknya itu masih bisa divariasikan dengan dikuncir. Ia sangat gerah, bahkan meskipun berada dalam kediaman Ugetsu.
AC telah diatur untuk menyejukkan ruangan, tapi sepertinya rasa itu tidak cukup memanjakan kulit yang sudah kegerahan. "Kenapa AC-nya tidak dingin?" Yaiza sedikit mengeluh, ia mengibaskan tangannya untuk memberi sedikit angin yang sia-sia.
Ugetsu menggulung ujung bajunya sampai siku, pria itu hanya terkekeh kecil mendengar umpatan tak langsung dari sang gadis. "Hemat listrik."
Dan dengan jawaban itu, Yaiza mendengus. Hemat listrik apanya? Ia bisa mati kegerahan kalau begini!
Seakan menyadari apa yang dipikirkan kekasihnya, Ugetsu hanya bisa menggeleng-geleng maklum. Sebenarnya udara tidak se-panas itu. Apalagi kini rumah pemuda itu sudah cukup dipenuhi oleh tanaman hijau yang menyejukkan.
Si albino hanya kegerahan karena ia baru saja bermain drum untuk melampiaskan kekesalan karena online shop langgananya membuka PO lebih awal untuk album band kesukaannya saat ia tidak memiliki cukup uang sekarang.
Iya, hanya karena itu. Lucu bukan?
"Geraaah!" Yaiza kembali mengeluh, tumben sekali gadis itu meluncurkan kalimat seperti demikian. Apakah pengaruh terik panas memang sudah mengendalikan dirinya?
Baru saja Ugetsu ingin membuka mulut, Yaiza justru berdiri. Gadis itu segera beranjak; melangkah menuju pintu dengan langkah lebar.
Ugetsu mengernyit, "mau kemana?"
Pintu dibuka, sejenak Yaiza menolehkan kepala dengan wajah kesal, "beli es krim!"
Dan pintu segera tertutup dengan suara cukup keras. Nyaris membuat Ugetsu yakin kucing pun akan kehilangan belangnya saat mendengar suara pintu itu; sebelum ia ingat, ia tidak punya kucing.
***
Sudah hampir setengah jam kekasihnya pergi membeli es krim, dan masih juga belum datang. Ugetsu sampai curiga, apakah mungkin si albino itu nyasar atau diculik om-om?
Oh, sebentar. Ia sendiri juga sudah berumur om-om. Dasar.
Cklek
Pintu terbuka, menampilkan sosok gadis dengan rambut putih yang sedang menikmati es krim di mulutnya, lengkap dengan kresek di tangan lainnya yang juga dipenuhi oleh berbagai macam es krim.
Lagi, Ugetsu mengernyit, berapa banyak es krim yang dibeli gadisnya?
"Oh, Ugetsu!" Yak, sepertinya keturunan Puteri Blasteran Surga itu baru menyadari eksistensi Ugetsu dalam rumahnya sendiri.
"Banyak sekali es krim yang kau beli. Kau pasti akan sakit gigi beberapa hari lagi." Ugetsu menyandarkan punggung pada dinding sembari duduk di atas kasur. Ia mengamati baik-baik ekspresi yang 180° berbeda dari setengah jam yang lalu pada wajah kekasihnya itu.
Untuk sesaat, Yaiza memilih menulikan pendengarannya. Rasa manis dan dingin di mulutnya lebih penting dinikmati daripada mendengarkan dialog dengan ledekan terselubung dari Ugetsu.
Gadis itu duduk di pinggiran ranjang, es krim yang ia nikmati telah habis. Tinggal tersisa stiknya saja. Ia menggigit beda itu, rasa manis dan pahit bercampur; ia tidak terlalu peduli.
Tangan itu mencari-cari sesuatu dalam kresek berisi es krim, sampai kemudian ia memutuskan mengambil bungkusan berwarna putih; sebuah es krim vanilla. Ia berbalik, menyodorkan itu pada Ugetsu.
Sesaat, Ugetsu mengerjap bingung. Gadis ini memberinya es krim? Bukankah para gadis justru keberatan ketika mereka harus membagi makanannya?
Ragu, Ugetsu akhirnya menerima es krim itu. Tangannya membuka bungkusan, lantas segera mengecap glukosa dingin itu dengan lidahnya. Cukup enak juga ternyata.
Yaiza tersenyum lebar mendapati itu, ia kembali mengambil sebuah es krim dan membuka bungkusannya; lantas memakannya dengan antusias.
Di mata Ugetsu sekarang, untuk pertama kali; ia menyadari betapa manis gadis yang menyejukkan musim panasnya ini, meskipun hanya di dalam rumah.
"Ugetsu,"
"Hm?"
"A-aku rasa gigiku sakit ... Kau makan semua sisa es krim ini, ya?"
Siang terik, orang-orang mungkin memilih untuk berada di rumah dengan AC dan kipas angin yang menyala. Keringat tampak merepotkan saat mereka gerah, namun rasa gerah itu justru kini membuat Ugetsu merasakan kesejukan yang unik.
[☀️Summer : "Panas sekali. Untungnya kau ada di sini memberikan kesejukan pada hati ini. Ah, kau mau es krim? Baiklah, jangan lupa untuk sikat gigi setelah memakannya, oke?"]
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top