Chapter 14
"Kita akan menginap di rumah nenekku hingga minggu depan."
"No way... Ga bisa. Kamu ga lihat anak kamu habis nangis karena keluargamu? Kamu juga ga ngomong apa-apa dari kemarin."
"I'm sorry, Belle. But we're gonna do it. Aku minta maaf soal apa yang terjadi tadi dan juga aku yang lupa kasih tahu kamu soal ini. Tapi ini memang permintaan nenek. Karena sekarang aku tinggal jauh di Indonesia, nenek ingin menghabiskan waktu bersama dengan cucu dan cucu menantu barunya leih lama. Kuharap kamu mau mengerti."
"Tapi Annie..."
"Dia akan baik-baik saja. Trust me."
Annie kecil hanya melihat kedua orang tuanya yang berbisik satu sama lain sambil memeluk boneka beruang kecilnya. Tidak tahu apa yang sedang mereka bicarakan. Toh gadis kecil ini tidak peduli juga.
Saat ini mereka semua sedang berada di bandara. Baru saja mengantar auntie Kylie dan uncle Richard, teman baik dan sepupu mommy Anna. Masih terekam jelas dalam ingatannya saat Auntie Kylie mengatakannya padanya, "Annie, jangan takut sama grandma yang tadi ya. She's a bad grandma. Nanti kalau grandma marahin kamu lagi, langsung lapor sama mommy daddy ya. Kalau mereka ga ada, just call Auntie. Nanti Aunty marahin grandma," katanya sebelum memberikan Annie kecupan sayang.
Saat Annie masih sibuk melamun, tiba-tiba saja Anna sudah berlutut menyejajarkan diri dengannya. Matanya memandang Annie dengan sayang. "Annie, sweety, nanti kita akan menginap di rumah LauMa ya (panggilan chinese untuk nenek dari orang tua kita). Do you remember Lauma?"
Berusaha mengingat, Annie pun akhirnya berkata, "Is she daddy's Grandma, Mommy?" tanyanya sambil mengingat sosok yang paling tua saat makan pagi tadi.
"Yes, she is, Baby"
Wajah Annie agak memucat mendengar fakta kalau mereka harus menginap di rumah keluarga daddy-nya. "Grandma yang tadi angry ikut, Mommy?"
Annie memperhatikan wajah Mommy-nya yang mendadak berubah sedih. Meski demikian, ia masih berusaha mempertahankan senyumnya. Berbeda dengan sang daddy yang sejak tadi hanya berdiri tidak jauh dari mereka dengan wajah datarnya. Sebentar-sebentar ia akan melirik jam tangannya.
"Yes, sweety, grandma yang tadi juga tinggal di sana. But Mommy promise you, everything will be okay. Ada Mommy yang akan temani Annie terus disana," kata Mommy berusaha meyakinkannya.
"Really, Mommy?"
"Yes, sweety. Ayo buat pinky promise," ajak Mommy sambil menyodorkan jari kelingkingnya.
Annie pun menuruti kemauan sang mommy tercinta dengan menyodorkan jari kelingkingnya. Membuat sebuah pinky promise.Sebuah senyuman terbit di wajahnya. Ia harap mommy-nya akan menemaninya. Karena ia tidak yakin akan seperti apa kehidupannya beberapa hari ke depan.
***
Memiliki Miss Anna sebagai mommy-nya adalah salah satu hal yang paling disyukuri Annie. Berkat Anna, ia dapat merasakan bagaimana rasanya memiliki seorang ibu. Tidak ada pukulan atau hantaman yang harus ia alami setiap harinya. Makannya juga cukup. Tidak ada makanan yang terlewat dengan alasan hukuman karena ia melakukan kesalahan.
Annie memang belum mengerti apa yang terjadi pada nya juga Ncus Surti yang dulu menjadi kesayangannya itu.Tapi satu hal yang pasti, kata Miss Anna, Ncus Surti telah melakukan sesuatu yang jahat dan harus dihukum. Makanya dia tidak boleh bekerja dan mengurus Annie lagi. Meski sedih dan merasa kehilangan, namun itu mulai terobati dengan kehadiran Miss Anna dan kasih sayangnya.
Jujur saja Annie sangat senang sekali ketika tahu bahwa Miss Anna akan benar-benar menjadi mommy-nya dan tinggal bersamanya dan daddy. Ia pun sangat antusias ketika ikut melihat semua hal yang dilakukan sang guru untuk mempersiapkan diri menjadi mommy-nya. Mulai dari mencoba baju-baju cantik, mengunjungi gedung-gedung indah, hingga berfoto dengan daddy-nya. Ia bahkan sangat senang ketika tahu jika mereka akan keluar negeri untuk merayakan pernikahan sang daddy dengan guru kesayangannya.
Hanya saja semua memang sedikit berubah semenjak ia diperkenalkan dengan keluarga dari daddy-nya tersebut. Entah mengapa Annie merasa tidak diterima di sana. Ada jarak yang tercipta diantara mereka. Keluarga daddy-nya cenderung dingin. Tidak ada yang menghampirinya atau mengajaknya berbicara. Jika mommy Anna sedang sibuk dengan urusannya, maka Annie akan memilih duduk diam karena tidak ada yang menggubrisnya. Untung saja kedatangan Auntie Kylie dan Uncle Richard beberapa hari kemudian dapat membuatnya nyaman. Mereka terus menemani Annie selama mommy dan daddy-nya sibuk.
Awalnya ia masih berusaha baik-baik saja. Namun pagi ini seakan menjadi puncak dari semua kekhawatirannya. Pagi itu setelah sarapan pagi mommy dan daddy-nya menghilang entah kemana. Ia hanya dititipkan pada Auntie Kylie dan Uncle Richard yang sebentar lagi harus kembali ke Indonesia. Annie memang tidak mudah terbuka pada semua orang. Keluarga daddy-nya juga sibuk dengan urusan mereka masing-masing. Semua sudah berkumpul di lobby dengan koper dan tas mereka.
Tiba-tiba saja Annie ingin buang air kecil. Ia berusaha menahannya meski gelisah. Ia harap mommy-nya akan segera turun. Ia tidak mau kalau sampai harus merepotkan semua orang di sini, sekalipun ada itu Auntie Kylie yang sejak tadi terus mengajaknya berbicara. Sayang sekali usahanya tidak bertahan lama. Tak terasa bagian bawah tubuhnya telah basah. Ada air yang menetes dari sofa. Annie dapat melihat bagaimana paniknya Auntie Kylie memeriksa kondisinya.
Tak lama kemudian ada Kylie grandma galak yang datang kepadanya dan memarahinya dengan bahasa yang kurang ia mengerti. Meski demikian Annie tahu bahwa ia telah melakukan kesalahan dan patut dihukum. Tidak ada yang bisa ia lakukan kecuali menangis dan berharap agar mommy-nya segera datang.
Tiba-tiba saja Auntie Kylie berdiri dan membalas perkataan grumpy grandma tersebut. Mereka tampak bertengkar sebelum pada akhirnya mommy dan daddy muncul. Tangis Annie pun semakin kencang dalam pelukan mommy-nya. Namun di saat bersamaan ada perasaan tenang yang menghinggapinya, karena pada akhirnya ada Mommy-nya di sini.
Ia pikir kejadian tadi adalah terakhir kalinya ia akan bertemu dengan keluarga sang daddy. Toh ia dapat melihat mereka semua telah membawa turun barang-barang mereka dari kamar. Itu berarti mereka akan segera meninggalkan hotel. Annie tak peduli kemana mereka akan pergi. Yang penting setelahnya Annie hanya akan bersama dengan kedua orang tuanya. Begitulah pikirannya.
Sayang. Ternyata harapannya tak menjadi kenyataan. Bagai bomb waktu, begitulah kenyataan yang ia terima. Bahwa mereka akan tinggal di rumah keluarga daddy-nya sampai liburan mereka berakhir.
She hopes everything will be alright...
***
Hari sudah malam dan saat ini mereka makan malam bersama lagi di rumah sang nenek. Annie dengar tadinya mereka juga mengajak makan siang, namun mommy menyuruh daddy menolaknya terlebih dahulu. Katanya ia ingin mengajak Annie makan di luar supaya mood gadis kecil itu membaik. Mungkin mommy-nya masih kesal dengan kejadian tadi pagi.
Makan malam kali ini agak terasa canggung akibat kejadian tadi pagi. Mommy dan daddy lebih banyak diam. Jika dilihat dari pengamatan gadis kecil sekelas Annie, hanya grumpy grandma saja yang paling banyak berbicara. Tidak seperti tadi pagi yang lebih terlihat seperti percakapan.
"Annie, You will sleep by yourself. There's a room prepared for you. Ah yeah, your mommy and daddy will be very busy, so you will stay at home. Don't disturb them, ok? You must learnt how to be independent."
(Annie, kamu tidur sendiri. Sudah ada kamar yang disiapkan untukmu. Ah, iya, mommy Dan daddy-mu akan sangat sibuk ke depannya, jadi kami akan lebih sering di rumah. Jangan mengganggu mereka. Kamu harus belajar lebih Mandiri.)
Begitulah informasi yang diterima oleh Annie di tengah makan malam itu. Informasi yang berasal dari si grumpy grandma. Sementara sang LauMa hanya diam dan memandanginya dengan lekat, membuatnya sedikit takut dan melarikan pandangannya kemana saja, asal jangan bertemu pandang dengan beliau. Sementara sanak saudara yang lain hanya diam saja dan tidak ingin ikut campur.
Tiba-tiba saja custard pudding di hadapannya menjadi tidak terasa apa-apa. Nafsu makannya mendadak hilang entah kemana. Ia pun melirik Anna, bermaksud meminta tolong dengan tatapan memelasnya. Jangankan seluruh kalimat yang diucapkan grumpy grandma, kalimat awalnya saja sudah membuat Annie merinding ketakutan. Jujur saja. Sejak kecil Annie belum pernah tidur sendirian. Ncus Surti yang selalu menemaninya, meski sering dimarahi atau dipukul. Mommy-nya pun tahu akan hal itu.
"Auntie Wei," panggil Anna. "Annie isn't ready to sleep by herself. So let me accompany her or she can sleep with me and her daddy. And regarding our busy schedule, I think I still free enough to bring Annie with me, " jelas Anna.
(Bibi Wei, Annie belum terbiasa untuk tidur sendiri. Jadi biarkan aku untuk menemaninya atau dia bisa tidur bersama aku dan ayahnya. Mengenai jadwal kami yang sibuk, kurasa aku masih cukup leluasa untuk membawa Annie bersamaku.)
"Hah?! Even my son and daughter have already slept by themselves since they were babies. Now I know why she's so spoiled! You need to make her independent. Don't let her depend too much on you. Later she can be very troublesome," seru sang bibi sambil menatap Annie sinis.
(Hah?! Bahkan anak laki-laki dan perempuanku sudah tidur sendiri sejak mereka masih bayi. Sekarang aku tahu kenapa dia begitu manja. Kalian harus membuatnya menjadi mandiri. Jangan terlalu membuatnya bergantung kepada kalian. Nantinya dia akan menjadi sangat bermasalah.)
"It's normal for a child her age still learning to sleep alone. It's ok, Auntie. Thank you for your concern but you don't have to worry about Annie. I and Leon will decide whether she will sleep alone or with us. Or whether we will bring her or not. We know her better," tutup mommy Anna. Tegas dan jelas. Tidak ingin dibantah lagi. Bahkan daddy Leon hanya menikmati makanannya dalam diam. Tidak berniat ikut campur dalam perdebatan kecil itu.
(Normal bagi anak seusianya jika mereka memang masih belajar untuk tidur sendiri. TIdak apa, Bibi. Terima kasih untuk kepedulianmu, tapi kamu tidak perlu khawatir tentang Annie. Aku dan Leon yang akan memutuskan apakah dia akan tidur sendiri atau bersama kami. Begitu juga ketika kami akan membawanya atau tidak. Kami mengenalnya lebih baik.)
Keadaan seketika menjadi hening. Namun tiba-tiba LauMa justru berbicara dalam bahasa yang tidak dimengerti Annie. Jelas kalimatnya ditujukan pada daddy karena ada namanya disana dan tatapannya cukup tajam.
"Leon, tolong peringatkan istrimu jika dia harus sopan berbicara pada orang yang lebih tua darinya. Keluarganya berpendidikan. Seharusnya dia tahu bagaimana cara bersikap. Katakan pada istrimu untuk meminta maaf pada Bibi. Biar bagaimanapun bibimu yang sudah dengan susah payah mengatur rumah ini dan berbagai acara selama kalian menginap."
Tampak daddy yang sedang berbisik kepada mommy. Annie dapat melihat bahwa ekspresi mommy-nya berubah. Yang awalnya agak kesal menjadi semakin kesal dan kusut. Mommy-nya tampak memejamkan mata sejenak sebelum kembali membuka matanya dan tak lama kemudian keluarlah permintaan maaf dari mulutnya. Tak hanya meminta maaf pada grandma galak. Mommy juga harus meminta maaf pada LauMa. Dengan sungguh-sungguh.
"Nah, Ahma, istriku sudah meminta maaf karena berbicara tidak sopan pada Bibi. Namun keputusan mengenai Annie biarlah menjadi urusan kami. Aku setuju dengannya. Maaf bibi, tapi kami sebagai orang tua yang lebih tahu kondisi Annie. Bukan kalian."
"Leon, ini demi kebaikanmu. Memangnya kamu dan istrimu tidak butuh waktu berdua? Lagipula, putrimu ini juga harus belajar mandiri. Dia tidak bisa merepotkan orang lain terus-menerus,"
"Soal merepotkan atau tidak, hanya kami yang tahu, Bibi. Tolong jangan ikut campur dalam keluarga kami terlalu jauh,"
"Leon!"
Jujur saja Annie khawatir menyaksikan pertengkaran para orang tua di depan matanya. Teriakan dari LauMa membuatnya ketakutannya semakin bertambah. Melihat dari ekspresi wajah daddy, mommy, lauma, serta anggota keluarga lainnya, jelas sekali mereka semua sedang marah. Bahkan Annie bisa merasakan tatapan yang menghunus tajam ke arahnya. Tatapan yang berasal dari grumpy grandma yang membuatnya semakin bersalah.
Rasanya Annie ingin menangis. Wajahnya sudah memerah dan air mata sudah menunggu untuk turun. Namun yang bisa gadis itu lakukan adalah menahan selama mungkin dan membersihkannya tanpa pengetahuan siapapun. Tak lama kemudian, ia menyentuh tangan mommy-nya dan berkata, "Mommy, I want to sleep by myself, can I?"
Annie harap masalahnnya cukup sampai di sini. Semoga Tuhan mendengarkan doanya...
***
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top