4. The Peeping tomp
Rencanaku untuk menghabiskan hari minggu di rumah Kak Ulfa gagal total. Kal Ulfa dan keluarganya mengunjungi sanak keluarganya di Sidoarjo jam sepuluh pagi ini dan sialnya bertepatan saat Om Surya menjemput Nenek.
Alhasil, aku mengurung diri di kamar dan bermalas-malasan dengan menonton anime yang sudah berkali-kali kutonton.
Menjelang pukul dua siang aku yang tidak tahan menahan perutku yang keroncongan akhirnya membuka pintu dan berpapasan dengan Bi Ijah yang sedang membawa tumpukan baju yang sudah disetrika.
“Mau makan, Mbak?” tanya Bi Ijah, asisten rumah tangga yang umurnya sekitar lima puluh tahunan.
“Iya, Bibi masak apa?”
“Rawon sama empal, Mbak.”
“Bi, Kak Ethan sudah makan belum?” tanyaku penasaran. Aku tidak ingin menghabiskan makan siang bersamanya.
“Barusan aja Mas Ethan sama Kak Rumi makan siang.”
Aku mengernyitkan alis bingung. “Kak Ethan dan Kak Rumi makan siang di sini? Kok bisa?”
“Jadi setelah Mbak Ria masuk ke kamar, Kak Rumi datang.”
“Kak Rumi masih di sini, Bi?”
“Iya, Mbak. Di ruang tamu. Kelihatannya mereka sibuk menyelesaikan penelitian apa gitu….”
Aku mengangguk mengerti lalu menuju meja makan untuk makan siang. Namun entah kenapa aku tak lagi berselera untuk menghabiskan makan siangku walaupun rawon adalah makanan kesukaanku.
Kepalaku sibuk memikirkan kedekatan hubungan Kak Ethan dan Rumia akhir-akhir ini dan pikiran itu membuatku sangat kesal. Aku harus mencari cara untuk memisahkan mereka berdua!
Setelah berpikir masak-masak dan dengan penuh pertimbangan, satu-satunya cara yang terpikir olehku untuk memikat hati Kak Ethan sekaligus mendepak posisi si rubah jalang di hati Kak Ethan adalah menggunakan pesona wanita dewasa.
Aku kembali berpikir, tenggelam dalam lamunan untuk mencari solusi bagaimana cara yang efektif untuk menunjukkan pesona wanita dewasa dari gadis yang berusia lima belas tahun kemudian memori otakku kembali mengulang adegan pertama film yang kutonton kemarin siang.
Dari pengamatanku, hal pertama yang membuat aktor dalam film itu tertarik pada wanita dalam film tersebut adalah dadanya yang besar dan aku pun mengintip ukuran dadaku dari balik kaos abu-abu bergambar Hello Kitty. Aku mengulum senyum samar. Ukuran buah dadaku tidak terlalu mengecewakan dan mungkin cukup besar dibandingkan gadis seusiaku.
“Yosh!”
Aku mengambil pose semangat.
Ternyata aku bisa menggunakan taktik pesona wanita dewasa untuk memikat hati Kak Ethan. Tak lama kemudian aku segera menyelesaikan makan siang lalu mandi dan membuka lemari pakaian untuk mengambil pakaian yang bisa secara efektif memperlihatkan pesona wanita dewasa.
Setelah hampir mengobrak-abrik lemari pakaian, aku menemukan terusan gaun musim panas hadiah ulang tahun ke lima belas dari Tante Luna, adik Mama yang menikah dengan warganegara Jerman dan menetap di USA, yang belum pernah kupakai. Sepertinya terusan gaun musim panas putih ini adalah jawabannya setelah itu aku mematut diri di depan cermin.
Gadis berambut panjang yang dikepang ke samping berdiri dengan wajah malas dan saat aku tersenyum, roman gadis itu berubah menjadi cerah dan terlihat lebih cantik.
Aku kembali memerhatikan wajahku dalam cermin saksama. Kulit putih oriental dengan alis panjang alami, hidung mancung berukuran mungil dan rahang segituga merupakan perpaduan atribut wajah yang membuatku percaya diri untuk mengatakan kalau aku memiliki kecantikan yang cukup sebanding dengan Rumia yang memiliki kecantikan Indo-Iran.
Aku mendesah panjang lalu melepaskan handuk kimono dan mengambil gaun selutut dengan desain off shoulder tulle dress yang cantik di ranjang tetapi tiba-tiba pintu kamarku terbuka.
“Eh?”
Kak Ethan yang berdiri di depan pintu kamarku membeku di tempat dan mengerjapkan kelopak matanya berkali-kali.
Aku mengernyitkan alis bingung dan bertanya-tanya kenapa Kak Ethan bereaksi berlebihan dengan terkesiap kaget dengan wajah yang berubah merah padam sebelum menutup pintu kamarku dengan panik.
Pertanyaan itu terjawab saat aku menyadari aku belum mengenakan terusan musim panas, tetapi hanya mengenakan pakaian dalam—dengan bra dan celana dalam putih berenda. Rasa panas segera menjalar ke wajahku dan aku menjerit sekeras-kerasnya.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top