Tiga belas

Cause I'm only human,

And I bleed when I fall down,

I'm only human,

And I crash and I break down,

Your words in my head, knives in my heart..

(HUMAN – Christina Perri)

▽△▽△▽

Hazley berjalan masuk ke dalam ruangan Raven dengan langkah tergesa-gesa. Sementara itu Raven mendongak, melepaskan pena yang sedang dipegangnya untuk menandatangani beberapa dokumen di hadapannya. Wajah Hazley tak menunjukkan ekspresi apapun selain kemarahan. Digebraknya meja Raven dengan keras membuat pena milik wanita bergeser.

"hentikan semua ini, Raven. Hentikan apa yang kau lakukan pada Alondra!"

Raven melepas kacamatanya kemudian meletakkannya di atas meja tepat di sebelah pena berwarna ungu muda itu. Mata birunya menatap agen Hazley dengan lembut. "apa yang sedang kau bicarakan?"

"apa yang kau inginkan darinya? setelah semua yang kau lakukan padanya selama ini, Raven, setelah chip yang kau ambil dari punggungnya pada saat usianya masiih 10 tahun, apakah itu belum cukup?"

Bukan hal mudah bagi Hazley untuk terus diam melihat apa yang Raven dan Esteel berusaha lakukan pada Alondra. hal itu sedah berlangsung sejak umur Alondra berumur 12 tahun dan berlanjut hingga sekarang. Tindak diskriminasi, pemberian latihan yang berlebihan, pemberian hukuman yang tidak diperlukan, semua itu terjadi hanya pada Alondra di tengah ratusan agen PHRCS lainnya. Jika agen Hazley tidak bertindak maka Raven tak akan berhenti menyeret Alondra ke dalam pusaran penyiksaannya.

"duduk Hazley, have a cup of tea." Senyum mengembang di wajah Raven, bukan senyum tulus melainkan senyum dingin. Ada dua kursi yang tersedia di depan meja kerja Raven. Kursi berwarna merah maroon yang tampak begitu kontras dengan dekorasi ruangan yang bernuansa pink sakura.

Agen Hazley menolak untuk duduk.

"i want you to stop torturing her," ujar Hazley, kali ini lebih pelan dengan penekanan di tiap kata yang ia ucapkan. Kini kedua tangannya terkepal di kedua sisi badannya. Pandangan mata Raven mengarah ke kedua tangan Hazley yang terkepal kemudian kembali naik ke mata laki-laki yang menarik perhatiannya sejak dulu.

Wanita itu telah berada di organisasi ini selama kurang lebih sepuluh tahun, dan ia sangat mengagumi bagaimana agen Hazley sangat menjaga Alondra seperti ia menjaga anaknya sendiri padahal sifat Alondra membuat semua orang membenci gadis itu. Katakanlah, agen Hazley berhasil mencuri hatinya.

Sepuluh tahun di PHRCS ia berhasil dipercaya oleh pemerintah Amerika untuk menjadi pemimpin utama dari organisasi rahasia ini. Walaupun begitu, agen Hazley tetap memiliki kekuasaan yang hampir sama besarnya dengan Raven, membuat tiap suara laki-laki itu diperhitungkan dan dipertimbangkan oeh dewan tinggi pada setiap macam proses pengambilan keputusan.

"kenapa kau begitu menyayanginya, Hazley? Dia bukan siapa-siapa dibandingkan denganku."

Dan bukan rahasia lagi kalau Raven menyukai Hazley.

"kau yang bukan siapa-siapa dibandingkan dengannya. She's my daughter. I adopt her. Stop bullshiting and lets have a real talk here! kau telah membunuh satu sahabatku dan mengambil yang satu lagi. isn't that enough for you? What else do you want from teenage girl like her?! Apa lagi yang kau inginkan?!" suara agen Hazley kembali meninggi.

Raven mengangkat kedua alisnya menyaksikan Hazley akhirnya lepas kendali akan amarahnya. Selama ini ia tidak pernah melihat agen Hazley meninggikan suaranya pada siapapun, jadi ia sedikit terkejut ketika agen Hazley meninggikan suaranya padanya.

Wanita itu kemudian tergelak, tergelak lama sekali membuat Hazley terdiam. Bukan itu respon yang ia harap akan ia lihat dari Raven.

"kau bertanya apa yang aku inginkan?" tanya Raven di sela tawanya.

Ia mengelap air mata yang hendak jatuh ke pipinya akibat tawanya tadi. "kukira kau sudah tahu bahwa aku menginginkanmu."

"what did you say?" tanya Hazley sambil memicingkan matanya setelah sempat terdiam selama beberapa saat.

"i want you, agen Hazley. Selebihnya aku menginginkan ingatan masa lalu Alondra. Ingatan itu adalah kata sandi yang dapat membuka pengaman chip yang aku ambil dari punggungnya. Kau pikir aku tidak tahu bahwa kau yang menstimulasi otaknya agar ia tak dapat mengingat memori masa kecilnya? Ketika umurnya masih dibawah 5 tahun? Ketika ia masih mengingat kenangan bersama orangtua aslinya?"

Apa yang dikatakan Raven adalah benar. Hazley lah yang menghapus ingatan Alondra akan masa kecilnya. Itu semua dilakukannya ketika mengetahui bahwa ada sesuatu di diri Alondra yang telah di incar oleh badan intelijen Amerika dan Rusia.

"kau tahu kenapa kau belum mati hingga detik ini? itu karna aku menginginkan kau untuk tetap hidup. sayang sekali kau telah menikah." Raven menatap Hazley dengan pandangan sedih yang dibuat-buat.

"well, Dr. Barnes akhirnya mengetahui bagaimana cara mendapat kenangan itu kembali dan juga berarti aku bisa mendapatkan kata sandi untuk chip itu. Dengan memberikan tekanan fisik dan mental pada Alondra maka ia sedikit demi sedikit akan mengingat masa lalunya."

Hazley terbelalak, tak percaya dengan apa yang barusan ia dengar. Habis sudah kesabarannya ketika mendengar apa yang barusan Raven ucapkan. Diraihnya kerah baju Raven dengan cepat, tak memberikan Raven waktu untuk mengelak dan ditariknya wanita itu hingga terangkat dari duduknya. Wajah mereka hanya berjarak beberapa inci, begitu dekat hingga keduanya bisa saling mencium wangi parfum yang mereka kenakan.

"yang kau lakukan itu hampir saja membunuhnya, keparat!"

Darah seakan berhenti mengalir di wajah Raven, membuatnya terlihat pucat seperti mayat. Ketakutan dan keterkejutan terlihat jelas di mata wanita itu. Sebelumnya tak ada yang pernah bisa memancing kemarahan Hazley hingga ia berani menyentuh seseorang atau bahkan menyakitinya. Ketika Raven menyadari bahwa hanya ada dirinya dan agen Hazley di ruangan ini tanpa penjaga di dekat ruangannya, ia mulai memikirkan lagi resiko dari tiap kata yang ia ucapkan.

"get your hands off me! aku tetap berbaik hati padanya dengan memberikan informasi tentang orangtuanya jika ia berhasil menjalankan misi ini, aku juga berbaik hati menerima saranmu untuk memasukkannya sebagai agen yang menjalankan misi ini padahal banyak agen lain yang lebih profesional daripada gadis menyebalkan itu." Sergah Raven setelah ia berhasil mengumpulkan keberaniannya kembali. Walaupun begitu, agen Hazley masih bisa mendengar nada panik di sela kata yang terucap dari bibir Raven.

Hazley akhirnya melepaskan cengkramannya di kerah baju wanita itu yang kini terlihat kusut. Ia melangkah mundur menjauhi Raven, dan meminta dengan tenang, "let her go, Raven."

Raven menatap Hazley lama, ia tidak tahu apa yang terjadi setelah pelatihan hari ini sehingga agen Hazley marah-marah datang ke ruangannya. Tapi ia berpikir kembali pasti sesuatu yang buruk terjadi pada Alondra menyebabkan agen Hazley berkata pendisiplinannya hari ini hampir membuat Alondra terbunuh. Terlintas juga di pikirannya mungkin kali ini ia dan comander Esteel telah sedikit melewati batas. Jika Alondra benar-benar terbunuh, maka ia tidak akan bisa memiliki informasi yang ada di dalam chip itu.

Raven duduk kembali di kursinya, mengenakan kacamatanya dan meraih pena yang sempat ia letakkan tadi tanpa melirik agen Hazley. "fine, bawa gadis itu pergi dari sini dan silahkan keluar dari ruanganku."

▽△▽△▽

"ayo keluar dari sini." Rama meraih pergelangan tangan Alondra.

Mereka berjalan keluar toilet dengan langkah cepat melewati lorong demi lorong yang menggantungkan lukisan yang berbeda-beda di dindingnya. Alondra tidak tahu kemana Rama akan membawanya yang jelas ia masih belum bisa berpikir dengan jernih. Setelah mereka berada di sebuah ruangan yang kosong, Alondra bersandar di dinding kemudian duduk di lantai, menunduk, menenggelamkan wajahnya di kedua lengannya yang di tumpukan di lutut. Ia sama sekali tak mengerti apa yang baru saja terjadi. Pikirannya kacau.

Wanita itu berbicara dengan menggunakan aksen yang ia yakin pernah dengar di suatu tempat. Tapi kenapa saat pintu itu terbuka, tak ada siapapun di dalamnya?

Ruangan tempat mereka berada sekarang merupakan ruang rapat yang digunakan untuk pengenalan senjata baru dan berbagai macam pertemuan lain yang berkaitan dengan senjata. Banyak senjata tergantung di dinding bagaikan hiasan ruangan.

Rama bergerak mendekati Alondra beberapa menit kemudian saat gadis itu sudah lebih tenang. "apa yang terjadi di dalam sana?"

Alondra menggeleng, tak ingin menceritakan apa yang tadi terjadi padanya.

Hal itu membuat Rama menghela nafas. Tentu saja ia harus tau apa yang terjadi pada Alondra agar ia bisa membantunya.

"talk to me, Alondra."

Setelah beberapa saat kata-kata itu keluar dari bibir Rama, Alondra mendongak.

"aku mendengar suara saat itu, di bilik sebelahku."

"suara seperti apa?"

"suara seorang wanita." Kali ini Alondra meluruskan kakinya. Ia sadar ia tidak bisa menyembunyikan hal ini dari Rama maupun Hazley, dua orang yang bisa dibilang bisa dipercaya. Sejak kecil selain memiliki emotionless sydrome, ia juga memiliki trust issue. Tak mudah baginya untuk mempercayai orang lain karna beberapa kejadian yang membuatnya memilih untuk menyendiri, di dalam gelembung hidupnya.

Rama menundukkan kepalanya untuk dapat melihat wajah Alondra sedikit lebih jelas. "apa dia mengatakan sesuatu?"

Sebelum menjawab pertanyaan itu, Alondra kembali teringat akan apa yang dikatakan agen lain padanya saat ia masih berada di pusat pelatihan PHRCS. Kata-kata buruk yang menghantuinya di kala malam. Berusah menghapus bayangan itu, Alondra menggeleng dengan cepat.

"monster," Alondra akhirnya mendongak dan menatap mata Rama.

"i'm a monster, Rama." ulangnya. Rama tertohok ketika dilihatnya sebersit rasa sakit di mata Alondra. Hal yang belum pernah ia lihat sebelumnya. ia tahu gadis di depannya bukan gadis yang lemah. Gadis itu tangguh. Tak mudah untuk dapat membuat Alondra terpukul seperti sekarang. Mengetahui bahwa hanya membutuhan satu halusinasi untuk memukul jatuh Alondra membuat Rama khawatir.

"i thought i'm only human," Alondra berbisik, menglihkan pandangannya kembali ke lantai.

"tidak ada siapapun di toilet itu selain kita.. dan kau bukan monster, Alondra, you are a human."

"Akan ada beberapa hal yang terjadi di hidupmu, hal-hal buruk yang berusaha mempengaruhimu, menenggelamkanmu, kita memiliki pilihan untuk mengabaikannya walaupun berat. Always remember, Al, kapal tak akan tenggelam jika ia tak membiarkan air masuk ke dalam."  Kali ini Rama berujar lebih pelan dan lebih lambat, berusaha meyakinkan gadis di depannya agar tidak terlalu terpengaruh oleh halusinasinya, namun Alondra tidak merespon, ia hanya menatap lantai di depannya dengan tatapan kosong.

Rama memasukkan tangannya ke saku depan celananya ketika ia merasakan handphone miliknya bergetar. Ada satu pesan masuk dari agen Hazley.

From : VP Hazley Skylight

Where are you guys?

Rama dengan cepat mengetik balasan yang ditujukan pada agen Hazley. Ia harap agen Hazley berhasil membatalkan tindak pendisiplinan Alondra yang masih memakan waktu sehari lagi. karna jika tindak pendisiplinan ini terus berlangsung, Alondra tidak akan bisa melaksanakan misi dengan optimal.

To : VP Hazley Skylight

Ruang rapat senjata. Quick. Something happened with Alondra.

.

Tak lama kemudian, pintu terbuka dan agen Hazley melangkah masuk. Tangan kanannya membawa kotak First Aid. Karena pusat perawatan tidak bisa digunakan untuk cidera yang tidak parah, maka First Aid inilah satu-satunya cara tercepat untuk meringankan luka-luka yang didapat Alondra dari tindak pendisiplinannya.

Agen Hazley memberikan first aid itu pada Rama, namun sebelum Rama bisa meraihnya, Alondra telah berhasil melakukannya lebih dulu.

"i can do it by my self."

Jemari Alondra bergerak membuka first aid itu dengan cekatan. Agen Hazley mundur, bersandar pada dinding di seberang Rama dan Alondra, memasukkan kedua tangannya ke dalam jaket hitam yang ia kenakan. "apa yang terjadi?"

"Alondra berhalusinasi, dan tak pasti apa penyebabnya." Jawab Rama.

"apa ini baru pertama kali terjadi?"

"tiga." jawab Alondra singkat. Sejak salah satu anak buah Lui membenturkan kepalanya ke dinding waktu itu, Alondra telah mendapatkan dua halusinasi lain. Namun halusinasi itu bisa dibilang masih dalam skala kecil.

Agen Hazley tampak berpikir sebentar sebelum melontarkan pertanyaan lain. "apa kau sering menghabiskan waktu sendiri?"

"apa aku terlihat seperti orang yang suka berada di keramaian?"

"kapan halusinasi itu dimulai?"

"setelah misi kedua."

Agen Hazley mengumpat dengan pelan, meraih perhatian Rama dan Alondra. Suara dentingan jarum jam yang menunjukkan waktu pukul sebelas malam menjadi latar kesunyian yang tak jarang hadir di antara ketiganya.

"something wrong?" tanya Rama. Perasaan khawatir yang dirasakan Rama semakin besar. Tentu saja ia tak ingin sesuatu yang buruk terjadi pada Alondra.

"ada kemungkinan sesuatu terjadi pada otak nya," agen Hazley berjalan ke arah pintu keluar, "ayo, kita harus segera ke rumah sakit."

~~

thanks for reading babes! have a nice day everyone! God bless. xx 

- Fal

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top