Part 25.
Bella merasa jantung nya copot dan berpindah ke dalam lambung saat melihat mata biru itu sedang menatap nya.
Sampai sekarang dia masih mengelus dada nya efek dari rasa terkejut nya.
"Mengapa terkejut? Lanjutkan saja." Ujar Diftan sambil duduk di sebelah Bella dengan menyandarkan punggung nya di sofa.
"Wajah tuan kenapa? Mengapa di baju anda ada bercak darah?" Suara nya hampir terdengar histeris saat menyadari wajah tampan itu seperti habis dipukuli.
Tampak raut khawatir dari wajah Bella melihat Diftan babak belur seperti itu.
"Bisa ambilkan beberapa es batu kesini?"
Tanpa bertanya lagi, Bella sudah pergi mengambil apa yg diminta oleh pria itu.
Dengan cepat Bella sudah datang kembali menghampiri Diftan dengan membawa beberapa es di dalam wadah.
Diftan membuka kaos putih nya secara perlahan dan meloloskan nya dari kepala. Lalu mengambil beberapa es dan memasukkan nya ke kaos nya tadi sebagai alas untuk mengompres lebam yg ada di wajah nya.
Segala aktivitas yg dilakukan oleh Diftan tadi itu, tidak luput dari pandangan Bella.
Berhubung pria itu berkulit putih, Bella jadi dapat melihat dengan sangat jelas ada beberapa lebam di badan dan tangan pria itu. Baru kali ini, dia melihat seorang pria bertelanjang dada di hadapan nya.
Seorang Diftan Pablo sedang shirtless di depan mata nya? For God's sake!! Bella merasa sedang ketiban durian runtuh saat ini.
Sial!
Mendadak rasa khawatir nya tadi hilang entah kemana dan berganti menjadi rasa nano-nano. Dia merasa seolah ada yg menggelitik perut nya saat ini, sehingga membuatnya ingin mual namun tak ingin muntah.
Dia mencoba fokus menatap ke arah perut pria itu, menghitung ada berapa jumlah sixpack disana.
"Can you stop looking at me? Like you wanna eat me." Ujar Diftan.
"Hah? Artinya apa tuan?"
Diftan mendengus. "Berhenti menatapku!" Jawab nya dengan nada kesal.
"Oh... iya-iya." Ujar Bella sambil mengangguk kan kepala. Lalu beberapa detik kemudian, dia mengubah posisi duduk nya sehingga menghadap pria itu. "Jadi darimana tuan mendapatkan luka seperti itu? Saya hanya penasaran, mengapa pekerjaan tuan sangat ekstrim sekali?"
"It's none of your business!" Sentak pria itu lagi.
Walaupun Bella tidak mengerti apa yg dikatakan oleh Diftan, namun dia tahu kalau pria itu sedang marah dan tak ingin di ganggu. "Oh, baiklah." Kata Bella dengan pelan.
Dengan perlahan dia pergi ke dalam kamar, karena Bella tidak mau memancing emosi pria itu.
Setelah di dalam kamar, dia langsung berbaring di atas tempat tidur yg berukuran King Size itu. Lalu beberapa menit kemudian, dia turun dari sana karena ingin buang air kecil.
Saat Bella sedang di kamar mandi, Diftan pun masuk ke dalam kamar. Dia langsung mengambil kaos yg bewarna abu-abu dari lemari pakaian nya. Setelah selesai memakai nya, dia melihat tidak ada Bella di atas spring bed itu.
Diftan berjalan ke kamar mandi dan mengetuk pintu nya. "Apa kau di dalam sana?"
"Ya." Terdengar jawaban dari balik pintu.
Lalu Diftan berjalan ke tempat tidur dan merebahkan tubuhnya disana. Dia berbaring dengan posisi tengkurap, karena punggung nya yg terasa sakit akibat terkena benturan saat bertarung tadi.
Terdengar suara pintu kamar mandi yg terbuka.
"Tuan, aku bisa minta tolong?" Panggil Bella dengan posisi hanya kepala nya saja yg nongol di pintu itu.
Diftan bangun dari posisi nya dan duduk di sisi tempat tidur. "Apa?"
"Eum... begini aku... aku. Ya Tuhan, mengapa aku tidak bisa mengatakan nya." Tampak Bella begitu frustasi disana.
"Sebelumnya aku minta maaf sekali, tapi aku benar-benar butuh bantuan anda." Ucapnya nya lagi.
"Bantuan apa?"
"Begini, aku tidak tahu kalau tamu bulanan ku akan datang lebih cepat dari biasa nya. Dan aku lupa kalau stock pembalut milik ku ternyata sudah habis. Jadi bisakah tuan, heum... mem-membe-li... nya?" Suara Bella terdengar gagap saat ini.
Diftan menatap lurus ke arah Bella, tampak kening nya mengkerut karena sedang berfikir. Secara perlahan dia mencoba memahami setiap kata per kata dari ucapan gadis itu tadi.
"Pembalut?" Tanya nya tersadar, setelah sekian detik berfikir. "Kau menyuruhku membeli benda seperti itu?" Pekik Diftan tak habis pikir. Berani sekali gadis itu menyuruh nya.
"Astaga, maaf tuan... aku mohon tuan jangan tersinggung ataupun marah. Ya sudah, tidak jadi kalau begitu. Biar aku saja yg berjalan kaki ke mini market untuk membeli nya." Kata Bella tulus.
Dia pun keluar dari kamar mandi dengan berlari kecil untuk menggapai pintu kamar, dan sebelah tangan nya menutupi bagian belakang celana nya yg sudah tembus.
Arabella benar-benar tidak tahu kalau dia sedang menstruasi, sehingga tidak sadar kalau celana nya sudah tembus.
Bahkan Diftan dapat melihat ada pola abstrak yg tercetak jelas di celana pendek yg bewarna hijau itu.
"Kau akan pergi dengan seperti itu?" Tanya Diftan.
Bella berbalik saat mendengar suara itu. "Oh bukan, aku akan mengganti nya terlebih dahulu. Heum... kalau begitu aku permisi dulu ya tuan." Jawab nya sambil menunduk.
"Aku saja yg pergi."
"Serius?" Tanya Bella dengan wajah kaget.
Tanpa berkata apapun lagi, pria itu sudah pergi tanpa sepatah kata pun.
Dan disinilah Diftan sekarang, sedang berdiri di rak bagian pembalut wanita di sebuah mini market.
Entah sudah ke berapa kali nya pria itu menghela nafas panjang nya. Diftan memijit pelipis nya karena pusing melihat benda yg ada di depan nya. Seumur hidup dia tidak pernah berada di posisi seperti ini. Dia sangat bingung, melihat ada begitu banyak merk pembalut beserta panjang ukuran nya.
"Bersayap dengan yg tidak bersayap? Dan apa ini? Ada yg panjang nya 29, 30, dan 35cm? Mengapa begitu banyak ukuran nya?" Pria itu berbicara dan bertanya sendiri.
Diftan lebih memilih untuk berkelahi dibanding harus memilih pembalut disini.
Dia mengambil ponsel dari dalam kantong celana nya. Dan menelpon ke ponsel nya satu lagi yg dia tinggalkan di apartement.
Namun tidak dijawab.
"Kemana anak itu pergi? Mengapa tidak menjawab telpon!"
Lalu dia mencari kontak nama adik nya, tapi di urungkan nya. Sampai akhir nya Diftan menelpon Jovita, sekertaris nya yg cantik di kantor.
Sambungan yg pertama langsung dijawab oleh wanita itu. "Hallo, tuan Diftan?"
"Jo, aku butuh bantuan mu."
"Baiklah, apa itu?"
"Kau hanya perlu menjawab pertanyaanku saja."
"Ya." Jawab sekertaris nya.
Diftan berdehem sebelum bertanya. "Merk pembalut apa yg sering di pakai wanita saat menstruasi?"
"...."
Hening....
"Jo? Kau masih disana?"
"Maaf tuan, tapi bisa di ulangi pertanyaan nya?"
"Kau menyuruhku untuk berbicara dua kali?" Diftan mulai kesal.
"Bu-bukan begitu bos, hanya saja saya takut salah mendengar."
"Kau tidak salah mendengar, jadi jawab saja." Ucap Diftan dengan tegas.
Tanpa banyak bertanya, Jovita pun langsung menjawab pertanyaan dari bos nya itu.
****
"Sekali lagi terimakasih ya tuan." Ucap Arabella sambil naik ke tempat tidur.
"Sudah sepuluh kali kau mengucapkan itu. Dan aku sangat kesal mendengar nya!"
Bagaimana tidak kesal? Jika Bella terus mengucapkan terimakasih itu artinya, Diftan akan terus mengingat kejadian itu.
"Maaf, aku tidak akan mengulangi nya lagi. Aku berjanji." Ujar nya sambil menunjukkan dua jari tangan nya seperti bersumpah.
Lalu dia menurunkan tangan nya dan mulai mengelus rambut Diftan yg tidur dengan telungkup namun kepala nya menghadap Bella. Sehingga dia dapat melihat dua mata biru yg indah itu.
"Mata anda sangat indah, darimana tuan mendapatkan nya?"
"Memang nya kenapa?"
Bella tersenyum. "Aku suka dengan warna biru. Dan aku ingin nanti, memiliki anak yg mata nya seperti anda."
"Aku tidak yakin, kau bisa punya anak dari pria asing. Bahkan untuk berkomunikasi saja kau tidak bisa. Jadi jangan bermimpi bisa memiliki anak yg bermata biru."
"Iya juga ya? Berarti tuan mendapatkan mata biru dari ayah anda?" Tanya Bella penasaran.
Diftan diam membeku mendengar pertanyaan Bella. Dia merasa ada bongkahan batu didalam tenggorokan nya saat ini.
Dia bahkan tidak tahu siapa ayah kandung nya. Yang dia tahu, mama nya sangat membenci pria itu. Dan karena pria itu, dia juga terkena imbas rasa benci dari mama nya.
Diftan bangun dari posisi nya dan duduk di atas tempat tidur. Bella pun mengikuti gerakan dari Diftan.
"Kau mau mendengar sebuah cerita?" Tanya Diftan dengan pelan.
Bella menggangguk.
"Ini tentang ibu kandung yg membenci anak nya. Aku tidak tahu, mengapa wanita itu bisa benci dengan darah daging nya sendiri. Sampai anak itu lahir, kakek dan nenek nya lah yg merawat dan membesarkan anak laki-laki itu. Bagi dia nenek dan kakek itu adalah orang tua nya. Sementara wanita yg disebut dengan mama itu, malah membenci nya, dan sering memukul nya tanpa alasan.
"Berapa tahun kemudian kakek dan nenek nya meninggal. Dan anak itu tinggal dengan mama nya yg sudah menikah dengan pria lain. Setiap hari wanita itu selalu memarahi dan memukul nya tanpa diketahui oleh suami nya yg baru. Tapi anak itu tetap sayang pada mama nya, walaupun dia sering diperlakukan beda dengan adik nya itu. Sampai suatu saat, anak itu mulai muak dan jenuh dengan semuanya. Dia beradu mulut dengan mama nya. Dan wanita mengucapkan kalimat yg sangat menyakitkan hati anak itu. Lebih baik wanita itu memukul nya dengan apapun, asal tidak dengan kalimat itu. Sampai akhirnya anak yg tidak pernah menangis itu akhirnya kalah dan menangis juga. Dia pergi dari rumah dan berencana untuk mengakhiri hidup nya. Namun, ada seorang pria yg menolong nya dan mengangkat nya menjadi anak. Dan pria itu juga yg mengangkat adik tiri dari anak kecil tadi, karena kedua orang tua nya sudah mati terbakar di rumah itu. Hanya adik nya yg selamat dari sana.
Semenjak itu lah, anak itu benci pada semua nya. Bahkan dia tidak menangis saat tahu mama nya mati. Karena luka yg di beri wanita itu sangat mendalam, dan anak itu akan selalu mengingat nya sampai kapan pun."
Bella dapat melihat sorot mata biru itu mulai tampak berkaca-kaca. Untuk pertama kali nya dia melihat sisi lain dari pria dingin itu. Dia tahu, cerita anak kecil tadi pasti lah kisah dari Diftan. Ternyata hidup pria itu tidak lah sempurna seperti yg dia bayangkan. Tidak selama nya orang kaya, hidupnya dijamin bahagia. Sekarang Bella baru sadar, bahwa ternyata Tuhan itu adil.
"Bagaimana pun wanita itu adalah mama nya, yg sudah melahirkan dia. Dan anak itu, harus bisa memaafkan nya. Aku yakin, wanita itu pasti punya alasan, mengapa dia membenci anak nya." Ucap Bella dengan lembut.
Diftan tersenyum sinis. "Memaafkan kata mu? Gampang bagimu mengatakan nya, karena bukan kau yg ada di posisi itu."
"Bukan begitu tuan...."
"Memaafkan bukan berarti melupakan luka yg sudah ditorehkan! satu hal yg harus kau tahu. LUKA YANG PALING MENYAKITKAN ADALAH LUKA YANG TIDAK BERDARAH!!" Sentak Diftan dengan penuh penekanan.
"Ya, aku tahu. Tapi percayalah, jauh di lubuk hati wanita itu. Dia pasti sangat menyesal dan hati nya jauh lebih sakit dari yg dirasakan oleh anak nya."
"Atas dasar apa, kau berani mengatakan itu?!"
"Karena dia adalah seorang ibu. Di dunia ini, hanya dia yg memiliki cinta tulus dan sejati. Dia adalah perempuan yg rela mempertaruhkan nyawa nya untuk anak nya. Seperti kata pepatah, "Seorang ibu dapat merawat 10 anak, tapi 10 anak belum tentu dapat merawat seorang ibu" Jadi tuan, jangan membenci wanita yg sudah melahirkan anda ke dunia ini. Aku yakin, ini hanya masalah waktu saja. Karena waktu adalah obat yg terbaik untuk hati manusia yg memendam rasa benci." Balas Bella dengan tersenyum sambil memandang pria itu.
"Aku tidak suka dengan kata-kata yg keluar dari bibir mu itu. Tapi sial nya, itu sangat mempengaruhi pikiran ku." Jawab Diftan.
"Karena tuan tahu, kalau ucapan ku itu ada benar nya."
Diftan tidak membalas ucapan itu lagi. Terjadi keheningan di dalam kamar itu. Mereka berdua hanya memandang satu sama lain dengan posisi duduk saling yg berhadapan.
Arabella bahkan seperti terhipnotis dan tenggelam ke dalam tatapan mata biru milik Diftan. Seolah-olah memanggil diri nya untuk mendekat ke pria itu.
Entah setan yg merasuki pikiran nya atau karena pengaruh hormon menstruasi, Bella menggerakan tubuh nya ke depan. Semakin lama semakin mendekat ke wajah Diftan. Mata nya yg hitam tetap menatap mata biru itu, lalu menurunkan pandangan nya ke bibir sang pemilik.
Dia bahkan dapat merasakan hembusan nafas Diftan di wajah nya. Secara perlahan dia menunduk untuk mendekatkan diri nya, namun gerakan Bella terhenti saat Diftan memalingkan wajah nya ke kanan. Yah, Diftan menghindari ciuman yg akan diberikan oleh gadis itu pada nya.
Syok, terkejut dan malu.
Tiga hal itulah yg dirasakan Arabella saat ini. Dia benar-benar sudah kehilangan akal. Dia terlalu terbawa suasana, mengira Diftan akan mau berciuman dengan nya.
Secara perlahan dia memundurkan tubuh nya ke tempat semula. "Ma-maaf." Ucap Bella dengan suara yg gemetar.
Sekarang wajah Diftan sudah menghadap nya dan menatap gadis itu dengan tajam dan rahang nya tampak mengeras.
"Seperti nya kau salah mengartikan kebaikan ku Arabella. Kau sudah melewati batas yg sudah aku berikan." Ucap nya dengan suara berat.
"Maafkan aku tuan, a-aku hanya terbawa suasana. Sungguh, aku tidak bermaksud untuk menggoda atau apapun." Balas Bella dengan raut menyesal. Tangan nya tampak gemetar yg sedang memilin ujung kaos baju nya.
"Jangan-pernah-melakukan-kontak-fisik-seperti-itu-lagi!! Ucap Diftan dengan penuh penekanan disetiap kata. "Atau aku akan membunuhmu! Kau mengerti?!!" Ucapnya lagi.
Dengan cepat Arabella mengangguk kan kepala nya. Setelah itu dia langsung menunduk, karena takut saat melihat tatapan menakutkan yg diberikan oleh pria itu.
Diftan turun dari atas tempat tidur dan keluar dari kamar dan membanting pintu itu dengan sangat keras.
GEDEBAAAMMM!!
Arabella terkejut mendengar suara pintu itu. Dia langsung menangis dan menutup wajah nya dengan ke dua tangan nya.
Sungguh dia juga tidak tahu mengapa bisa menjadi seagresif itu. Semua diluar kendali nya.
27-Agustus-2016
Selamat bermalam minggu semuanya.
Oh iya, aku sedikit cerita ya. Beberapa hari yg lalu, ada orang asing/bule yg nyasar ke akun aku. Terus dia nge-inbox, yg isi nya tentang protes sama dua judul cerita aku yg pakai bahasa asing. Sumpah, aku ngakak sendiri sih baca nya.
Dia protes dan marah karena judul aku pakai bahasa asing dan pas dia buka sinopsis sama isi part nya kok bahasa yg dia gak ngerti.
Yaiyalah dia gak ngerti, orang semua cerita aku pakai bahasa INDONESIA. Aneh tuh bule! Sumpah aku geli sendiri jadi nya, kenapa tuh bule bisa nyasar di akun aku. Pas aku tanya, ternyata aku pernah koment sebuah cerita asing di wattpad juga. Nah, dari situ dia gak sengaja buka profil aku.
Hahaaaa....
Aku baru tahu, ternyata bule itu suka kepo juga ya? Kirain cuma di Indonesia doang.
Dan waktu dia buka semua cerita aku, hasil nya zonk... alias bahasa Indo yg dia ga ngerti sama sekali.
Diantara kalian, ada yg pernah alami ini gak? Kalo ada pasti kalian ketawa sendiri deh di kamar.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top