Day 5 : First Interaction (DouKoto)
Douma percaya akan reinkarnasi. Bukan karena ia termasuk orang yang gampang percaya mitos. Namun karena ia diberi kemampuan dapat melihat kehidupan sebelumnya. Bermula dari beberapa hari terakhir. Douma selalu memimpikan hal yang sama. Mimpi dimana ia menjadi iblis dan hidup selama ratusan tahun. Rasanya begitu nyata, seakan memang Douma sedang mengalaminya. Membuahkan satu kesimpulan. Itu bukan mimpi. Tapi kilas kehidupan sebelumnya.
Dan karena mimpi itu, Douma selalu bertanya, bagaimana interaksi pertamanya dengan Kotoha di kehidupan yang sekarang?
Kotoha, wanita yang ia cintai.
Jika di kehidupan sebelumnya, pertemuan pertama Douma dengan Kotoha karena Douma melindunginya dari sang suami yang masih belum puas melakukan tindak kekerasan. Maka kehidupan sekarang bagaimana ya? Douma harap lebih baik.
Oleh karena itu ketika iris pelangi Douma tak sengaja menangkap sosok dengan surai hitam gradasi biru dan iris emerald, hatinya langsung berteriak. Beginikah interaksi pertamanya dengan Kotoha?
Sambil menyunggingkan senyum penakluk wanita, Douma menduduki salah satu kursi dari meja yang diisi tiga pelajar. Netra pelangi hanya fokus ke satu orang. Wanita dengan iris emerald dan surai hitam sebahu. Ia berdeham dua kali untuk menarik perhatian sang pujaan hati.
Setelah orang yang dimaksud menoleh dengan sinis. Tapi jangan panggil Douma si ‘Pelahap Wanita’ jika tatapan sinis tak bisa diatasi.
“Hei, boleh kenalan?” dengan suara yang dibuat serak sexy, Douma mulai melancarkan jurus PDKT pertama.
Yang ditanya justru mengerutkan dahi semakin dalam. Sekilas memberi sinyal berupa tatapan kepada kedua teman di sebelahnya—si anting hanafuda dan si rambut petir.
“Kok diam sih? Terpesona sama ketampananku ya—”
“—najis …”
Lho … lho … Kok suara dari reinkarnasi Kotoha berat, dalam dan … jantan banget?
“Gue gak doyan percintaan sesama jenis.”
“Hah?”
Douma memindai manusia di depannya dengan cepat. Setelah puas menelisik dari ujung kaki sampai ujung kepala, terdengarlah efek bunyi ‘kretek-kretek’ imajiner pertanda hatinya telah hancur.
Kenapa tak pernah terpikirkan oleh Douma. Bagaimana jika reinkarnasi Kotoha adalah cowok?
.
Daylight Daybook
Kimetsu no Yaiba © Gotouge Koyoharu
Fiksi ini ditulis oleh Furaa dengan mengambil prompt "First Interaction"
Words count: 941
Warning : DouKoto! AU! Reinkarnasi, Bahasa non baku.
No commercial profit taken.
.
Mencoba pulih dari insiden salah tembak. Douma mencoba menjernihkan pikiran dengan berjalan santai di sekitar taman kota. Walau dari luar ia terlihat sering menyibak rambut dengan tebar pesona, nyatanya apa yang terjadi di dalam otak Douma justru kebalikannya. Ia justru sedang menjambak rambut frustasi. Seluruh sel otaknya sedang dipaksa lembur untuk mencari alasan tragedi di cafe. Mau taruh dimana muka bak dewa Yunani milik Douma? Dari Sang Pemakan Wanita jadi Sang Pemakan Segalanya? Terlebih cafe terjadinya tragedi dekat kampus Douma, pasti ada beberapa fansnya yang melihat tragedi naas itu.
“Ya lagian salah si Kotoha lah. Jadi cowok kok tetap cantik?!” Douma protes tak terima disalahkan.
“Terus juga sialan banget si meja. Gara-gara dia gue jadi gak ngeliat kalau reinkarnasi Kotoha ternyata pake celana.”
Pria yang sudah duduk tiga jam di bangku taman menghela napas panjang. Harusnya ia segera pulang. Hari sudah mulai gelap, angin mulai bertiup kencang dan langit sudah meneteskan air. Semua suasana suram itu makin diperlengkap dengan suara adu mulut pria dan wanita di tepi taman. Mengingatkan akan pertemuan pertamanya dengan Kotoha di kehidupan sebelumnya.
Sadar ada pertengkaran hebat di sekitar. Netra pelangi itu terbuka lebar. Kepala bermahkota pirang itu menengok ke segala arah, mencari sumber suara.
Niat awal Douma berlari ke sumber suara adalah menunaikan tugas sebagai lelaki gentleman penolong wanita, tapi ketika sampai di tempat kejadian, tubuhnya membeku. Bukan karena ia disajikan pemandangan seorang pria yang bersiap menampar wanita di depannya. Namun, karena sang wanita.
Wanita yang kini masih berani menengadah, mencoba melawan walau tubuhnya bergetar menahan tangis sesenggukan. Wanita dengan iris emerald dan surai hitam gradasi biru. Wanita yang membuat Douma refleks menyebut sebuah nama. “Kotoha ….”
Kali ini tak mungkin salah, benar itu Kotoha.
Sebelum tangan sang pria melayang ke pipi sang wanita, Douma langsung bertindak, mencengkram tangan sang pria sekuat tenaga. Apa yang sekarang sedang terjadi … persis seperti pertemuan pertamanya dengan Kotoha di kehidupan sebelumnya.
***
“Makasih ya … ” Kotoha dengan hati-hati menempelkan perban ke pipi Douma. Semenjak Douma menjadi pahlawan (untungnya gak kesiangan), Kotoha menawarkan diri untuk merawat luka Douma di rumahnya.
“Tapi maaf juga, karena aku kamu jadi babak belur begini.”
Sambil menyentuh lebam di pipi, Douma menjawab, “Luka segini bukan seberapa kok.” Lalu kembali melanjutkan, “Lagian kalau untuk kamu aku rela kok.” Tak lupa diakhiri kedip manja, menghadiahkan tawa kecil Kotoha.
“Karena di luar hujan, mau makan malam di sini?”
Astaga, kenapa mesti ditanya sih?!! Tentu saja Douma menjawab, “Yes!” tapi dari bibirnya justru keluar kata sok jual mahal seperti, “Kalau kamu memaksa, apa boleh buat.” Membuat yang menerima jawab menggeleng kepala dan memberi senyum kecil sebelum melangkahkan kaki menuju dapur.
Setelah yakin tak ada orang di rumah ini selain dirinya dan Kotoha, Douma yang dulunya mantan iblis pun langsung sujud syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmatnya ia diperbolehkan bertemu dengan reinkarnasi Kotoha (dengan nama Kotoha pula). Dan yang terpenting sudara-saudara, dia sungguh-sungguh wanita! Nikmat Tuhan mana yang kau dustakan?
Ya, bodo amatlah sama lelaki cantik yang wajahnya mirip dengan Kotoha.
Harusnya sih gitu, tapi nyatanya pucuk dicinta ulam pun tiba.
Tepat Ketika Douma sedang menungging nista;sujud di lantai ruang tamu, pintu terbuka lebar. Iris pelanginya bersibobrok dengan iris emerald pria di depan pintu. Dari tatapannya Douma mengerti bahwa pria cantik di depannya seolah berkata, ‘Ini kan si cowok najis’.
Untungnya adegan tatap menatap antar dua cowok itu berhenti karena dari dapur Kotoha berlari kecil sambil berseru, “Ino-chan sudah pulang.”
Kotoha yang mengerti atmosfer canggung sedang meliputi menjelaskan. “Ah, Douma-san, perkenalkan ini adikku, Inosuke.”
Jadi adiknya?
FIN!
A/N: Hai!! Furaa di sini. Maaf ya, kalau humornya gak pecah. Awalnya aku mau ganti pair karena saat baca komik KnY aku meragukan cintanya Douma pada Kotoha, tapi berkat FansComic karya akun pixiv まだち aku berasa lihat sisi lain Douma dan akhirnya berpikir kalau, “Itulah fans, membuat yang gak cocok jadi cocok.”
Omake
Inosuke memecah keheningan ditengah makan malam. “Setelah makan lu langsung pulang,” dengan sumpit Inosuke menunjuk Douma. “Dan kakak, jangan berhubungan dengan pria ini …” Inosuke menatap manik emerald Kotoha serius. “Karena dia homo.”
Sayangnya di kehidupan yang sekarang, kisah cintanya tak dipermudah.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top