Day 19 : Vacation (ObaMitsu)

Daylight Daybook

Kimetsu no Yaiba © Gotouge Koyoharu

Fiksi ini ditulis oleh himmedelweiss dengan mengambil prompt "Vacation"

Words count: 631

Warning : ObaiMitsu!

No commercial profit taken.
.

"Jadi, hari ini baru saja liburan dari mana?"

"Hokkaido, tepatnya Sapporo."

Mitsuri hanya tersenyum selama memperhatikan Obanai, yang datang memasuki kamar kemudian menaruh buket bunga ke dalam vas bunga yang kosong. Kemarin Mitsuri memang sempat bercerita kalau bunga-bunga dalam vas di atas nakas sebelahnya layu, tapi Mitsuri tak menyangka kalau Obanai berniat menggantinya secepat itu.

"Bukannya musim dingin masih lama?"

"Memangnya Sapporo hanya boleh dikunjungi saat musim dingin saja? Tapi terus terang saja, aku tidak tahu mengapa. Aku hanya ingin."

Obanai menggeser kursi agar bisa duduk di samping tempat tidur sang istri. Sementara itu, Mitsuri masih terbaring di sana, memandangi koloni bunga yang indah dan wajah Obanai bergantian.

"Sebaiknya kau kembali tidur, Mitsuri."

"Aku terbangun karena kau membuka pintu, Obanai-kun."

"Jangan bohong. Ketika aku membuka pintu, aku jelas-jelas melihatmu sedang membaca komik yang sekarang kausembunyikan di bawah bantal."

"Obanai-kun yang berbohong, dasar."

"Wajahmu lucu kalau merengut begitu, Mitsuri."

"Obanai-kun," panggil Mitsuri tiba-tiba, "apakah lain kali kita bisa pergi ke semua tempat yang sudah kukunjungi, benar-benar kita berdua dan bukan hanya aku sendiri? Benar-benar mengunjungi tempat-tempat itu dan bukan hanya dalam mimpi?"

Dua minggu yang lalu, katanya Mitsuri memimpikan berlibur di Kyoto. Di dalam bunga tidurnya itu, dia bercerita mengenai banyak kuil yang dia kunjungi dan dia masuki untuk berdoa. Seminggu yang lalu, Mitsuri mengelilingi Okinawa tapi tidak terlalu banyak menjelaskan detil selain laut, karena Mitsuri tak begitu mengingatnya. Pada hari ini, Mitsuri mencetuskan Hokkaido dan Sapporo.

"Tentu, tentu kita bisa." Suara Obanai selalu berhasil membuat Mitsuri menjadi tenang, menyadari kalau selalu ada seseorang yang setia berada di sampingnya. "Makanya, cepat sembuh."

"Kalau aku tidak sembuh, bagaimana?"

"Harus."

"Ahaha, Obanai-kun pemaksa sekali."

"Aku membenci semua hal yang menyakitimu."

"Akan tetapi, barusan itu pertanyaan sungguhan," tutur Mitsuri dengan intonasi lirih. "Bagaimana jika aku benar-benar tidak bisa sembuh?"

"Itu mustahil. Mitsuri adalah orang terkuat yang pernah aku kenal. Sementara itu, mereka hanyalah mikroorganisme dengan kekuatan yang tentunya tidak sebanding denganmu," jawab Obanai penuh keyakinan. "Selain itu, ada aku di sini."

Mau tak mau Mitsuri tersenyum lebar. "Iya, aku tahu Obanai-kun selalu ada bersamaku."

"Di antara Kyoto, Akita, dan Hokkaido, mana yang mau kamu kunjungi dulu?"

"Eh? Obanai-kun mengganti topik?"

"Yang benar saja, setiap kita bertemu belakangan ini, selalu saja auranya negatif," protes Obanai tanpa diminta. "Kita akan pergi berbulan madu setelah semua ini berakhir."

"Sejak kapan Obanai-kun cerewet begini? Hahahahaha!" Spontan, Mitsuri tertawa terbahak-bahak hingga selang infusnya bergoyang. "Untuk pertanyaan Obanai-kun tadi, karena aku memimpikan Kyoto pertama kali, sepertinya aku mau pergi ke Hokkaido."

"Sekarang apa maksudmu?"

"Ahahahaha! Wajah Obanai-kun yang menekuk seperti itu sangat lucu!" Lagi-lagi Mitsuri tertawa, namun tidak sekencang tadi. "Pergi ke dua tempat yang iklimnya berbeda jauh, kemudian berakhir di salah satu kuil tua di Kyoto terdengar keren."

Setelah itu, Mitsuri bersama Obanai menjelajah Hokkaido dan Okinawa, kali ini sungguhan dan mereka bepergian bersama. Koleksi makanan favorit Mitsuri meningkat drastis, walau sebenarnya Mitsuri memang sangat suka makan. Dua kartu memori kamera milik Obanai nyaris meledak karena isi yang berlebih. Mitsuri sangat tidak mau melewatkan pemandangan yang ada.

Wanita berambut gradasi merah muda-hijau yang unik itu pada akhirnya menginjakkan kaki di destinasi terakhirnya, Kyoto. Mitsuri sangat ingat kalau yang sekarang berada di hadapannya—dan juga Obanai—adalah salah satu kuil yang pernah Mitsuri datangi di mimpinya. Obanai di sisinya membisu, namun bibirnya mengulas senyum tipis.

"Sudah satu tahun berlalu, ya." Mitsuri mengucapkan kalimat pengundang nostalgia. "Obanai-kun memang suami baik hati yang sangat memegang teguh janjinya. Terima kasih, Obanai-kun."

Pria bermarga Iguro yang juga Mitsuri sandang tidak memberikan reaksi apa-apa. Mitsuri mengalihkan pandangannya dari siluet Obanai, berdiri menilik keagungan Kuil Shimogamo sebelum memasuki gerbang torii. Tangannya meraba sisi kiri pinggang tempat Obanai kini hidup bersamanya, dalam ginjal yang Obanai korbankan untuk sang belahan jiwa—dirinya—satu tahun silam.

"Selamat tinggal."

Bersama dengan senyum dan air mata Mitsuri, bayangan Obanai memudar dan sirna.

FIN!

A/N: Kembali lagi dengan himmedelweiss, salah satu partisipan yang engga ada akhlak. Seminggu lebih engga ngisi prompt sama sekali, sementara yang lain udah pontang-panting. Gaada akhlak ga sih itu? /toeng /bangga(?)

Jadi ... ini dia. ObaMitsu itu salah satu pair canon yang buat Edel itu manis banget. Kira-kira OOC engga? Semoga engga ya, heu. ;;A;;

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top