Day 13 : Fame (TanKana)
Daylight Daybook
Kimetsu no Yaiba © Gotouge Koyoharu
Fiksi ini ditulis oleh Peonyautumn dengan mengambil prompt "Fame"
Words count: 621
Warning : TanKana! AU!Kimetsu Gakuen.
No commercial profit taken.
.
"Selamat datang di Natsuiro cafe."
Seruan ramah terdengar seiring dengan kehadiran Tanjirou di depan pintu masuk. Papan kayu yang menggantung di atas pintu tak lagi bertuliskan nomor kelas tergantikan oleh nama sebuah kafe.
"Kelas ini mengambil tema apa?"
Tanjirou mengamati ruangan yang didominasi oleh warna kuning cerah. Ada berbagai macam ornamen seperti, semangka, kembang api, serta lukisan laut yang terpasang di dinding kelas.
"Kafe musim panas," balas seorang gadis yang bertugas menjadi penerima tamu.
"Cukup unik!" komentar seorang pemuda yang menjadi partner tugas Tanjirou.
Tanjirou tersenyum ramah. "Kami akan mendata kelas ini, mohon bantuannya."
"Baik! Silakan masuk," kata seorang gadis memandu langkah Tanjirou untuk mengobservasi kelas.
Pandangan Kanao terpaku pada pemuda yang sedang menjalankan tugas sebagai panitia acara. Belum genap setahun Tanjirou bergabung dengan organisasi kesiswaan–nama lain dari Osis. Pemuda itu telah sukses mendapat banyak perhatian dari berbagai pihak. Hampir seluruh warga sekolah dari jajaran murid, guru, staf bahkan penjaga sekolah mengenal Tanjirou. Barangkali sikap dan budi baik Tanjirou yang membuatnya dengan mudah menarik hati setiap orang. Setelah hampir setengah tahun berada dalam organisasi yang sama. Dapat Kanao lihat dengan jelas ketulusan hati yang terefleksi dari kilau mata merah gelap Tanjirou.
"Terima kasih atas kunjungannya."
Atensi Kanao teralih sepenuhnya kepada Aoi. Sahabat perempuannya itu sedang menyerahkan sekantong biskuit berbentuk kepala kucing kepada dua orang siswa yang hendak meninggalkan kelas. Ini adalah hari pertama dimulainya event bunkasai di Akademi Kimetsu. Tak banyak yang berubah pada event kali ini. Keseluruhan konsep masih sama dengan tahun sebelumnya.
Sekolah yang merangkap dari SD sampai SMA itu, mengharuskan setiap siswanya untuk ikut andil menuangkan kreativitas dalam meramaikan event ini. Biasanya masing-masing kelas diminta berpartisipasi dengan menampilkan suatu pertunjukan. Ada juga yang memilih menghias kelas untuk membuka bazar dan kafe.
"Kau mau ke mana lagi?" Aoi bertanya penasaran.
"Ada berkas yang belum aku selesaikan," jawab Kanao sambil mengambil tas jinjing.
Aoi mengangguk. Ia tentu mengerti kesibukan Kanao, terlebih lagi sahabatnya itu merupakan salah satu panitia pelaksana dalam event tahunan ini. Aoi kembali menyusun biskuit ke dalam toples. "Nanti kita pulang bersama. Seperti biasa, aku tunggu di depan gerbang.”
Kanao tak membalas, ia hanya mengangguk singkat dan tersenyum. Kemudian bergegas pergi, tujuan utamanya adalah menyelesaikan tugas sesegera mungkin agar mereka dapat pulang bersama.
xxx
Kanao menatap lekat selembar kertas berisi tentang laporan pertunjukan seni yang ditampilkan oleh setiap kelas. Tangannya bergerak cepat di atas papan keyboard sambil sesekali mencatat point penting di bukunya. Kanao tak pernah menduga jika dirinya akan ditunjuk menjadi sekretaris untuk event sebesar ini. Kanao tak paham bagaimana hal itu dapat terjadi, mengingat ia hanya anggota biasa dalam organisasi kesiswaan. Seharusnya masih ada yang lebih layak ‘kan?
"Permisi, Kanao-senpai. Saya ingin menyerahkan laporan tentang bazar dan kafe kelas."
Kanao menoleh lalu mengambil berkas yang Tanjirou berikan. "Terima kasih.”
Diamati sekilas kertas itu, memastikan apakah laporan tersebut sudah lengkap. Ketika Kanao telah selesai memindai laporan. Tanjirou belum juga beranjak dari tempatnya. Lantas Kanao pun melontarkan tanya.
"Ada apa?"
"Sekarang sudah masuk waktu istirahat,” katanya mengingatkan.
Kanao tidak sadar karena fokusnya hanya tertuju pada tumpukan laporan di hadapannya. “Terima kasih.”
"Jika berkenan, saya ingin mengajak Kanao-senpai untuk makan siang bersama."
Kanao terdiam. Dalam sekejap fragmen saraf yang berfungsi mengatur kosa kata di otaknya mengalami disfungsi. Sepengetahuan Kanao, Tanjirou biasa makan bersama kedua temannya–Zenitsu dan Inosuke serta adiknya, Nezuko.
Karena Kanao tak kunjung merespons, Tanjirou kembali melanjutkan, "Kebetulan saya membawa ramune, apakah Kanao-senpai menyukainya?”
Untuk kedua kalinya, Kanao dibuat tak dapat bereaksi. Ramune selalu menempati posisi pertama sebagai minuman favoritnya. Yang jadi pertanyaan, bagaimana Tanjirou bisa tahu? Padahal interaksinya dengan Tanjirou bisa dikatakan sangat jarang terjadi. Mungkinkah sebuah kebetulan? Rasanya kebetulan tidak akan setepat ini.
Yang lebih mengherankan lagi. Apa yang mendorong Tanjirou—seseorang yang terkenal populer—menawarkan makan siang bersama Kanao yang jelas-jelas lebih suka menyendiri menikmati keheningan.
FIN!
A/N: Hallo! Prompt kali ini Peony yang mengeksekusi. Untuk yang tidak paham, sebenarnya fanfik ini kelanjutan dari fic matching (Day 4). Lagi-lagi saya gak berharap apa-apa. Hanya ingin semoga fic ini sesuai dan dapat dinikmati pembaca.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top