Chapter 21 Kepolosan Mana
Watabane Mana. Pemilik 'bakat khusus' Mind Reader. Mana jarang menggunakan kekuatannya. Ia sangat terusik jika mendengar isi hati dari semua orang di sekitarnya.
Mana memiliki sifat polos, ceria dan kekanakan. Ia suka sekali di kerjai oleh teman-temannya. Ia sangat menyukai es krim rasa vanila dan kacang.
Seragam putih panjang dengan kerah berwarna biru. Rok hitam sepanjang lutut menjadi seragam keseharian Mana di sekolah.
"Hmm... Buku-buku ini banyak sekali," gumam Mana. Ia membawa empat buah buku di tangan. Mana mendapatkan tugas piket di perpustakaan.
Mana melangkahkan kaki menuju ke perpustakaan. Mana bersiul-siul dengan nada tak beraturan. Sampailah Mana di depan perpustakaan.
Cukup ramai. Mana masuk perlahan, ia melihat Ibu Yuko penjaga sekaligus pengawas perpustakaan.
"Siang Bu," sapa Mana ceria.
Ibu Yuko tersenyum tipis. Ia berjalan menuju ke rak buku bagian tengah, di mana keributan sedang terjadi. Perpustakaan bukan tempat untuk bergosip ria atau numpang tidur. Itulah prinsip Bu Yuko sebagai petugas perpustakaan.
"Hmm... Buku ini di letakkan di mana ya," gumam Mana. Ia mengetuk-ketuk dagunya pelan.
Brak!
Di sebelah Mana beberapa buku jatuh berhamburan ke lantai. Seorang Pemuda bertubuh besar tertimpa buku yang ukurannya cukup besar dan tebal.
"Sakit sekali," lirih Pemuda itu dengan suara yang lembut.
"Eehh! Rizal!" seru Mana. Ia menaruh buku-buku yang di bawa ke dalam rak buku secepat kilat. Mana berlari kecil menuju ke tempat Rizal.
Mana menyingkirkan buku yang menimpa Rizal. Mana mengelus buku itu perlahan. "Aduh... Kasian sekali buku ini," ucap Mana memeluk buku itu erat seakan tak terpisahkan.
Rizal diam seribu bahasa. Ia mengira Mana akan membantunya berdiri. Muka Rizal merah padam.
"Dasar Mana bodoh! Ku kira kamu bakal menolongku, eh malah memeluk buku itu!" Rizal kesal. Ia merubah genre suara menjadi rap.
Mana membuka dan menutup mata berulang kali. Ia takjub dengan suara rap Rizal yang keren.
"Lagi... Lagi... Lagi," Mana bertepuk tangan kecil. Ia seperti menemukan mainan baru.
Hati Rizal melongos. Ia mengusap wajah kasar. "Dasar Mana terlalu polos bin bodoh!"
Rizal pergi meninggalkan Mana. Mana menatap kepergian Rizal sedih. Ia tidak bisa lagi melihat aksi Rizal nge-rap.
@@@@@
Milky tengah berada di kantin sekolah. Satu meja kantin penuh dengan berbagai jenis makanan tersaji di sana.
"Ayam bakar... Nasi kebuli... Mie ayam... Hamburger... Pizza... Jus mangga dan alpukat... Teh ocha... dan hidangan penutup donat J-CEK lima buah lusin,"
Milky sedang mengabsen satu persatu pesanan makanan miliknya. Air liur menetes keluar dari bibir Milky. Ia menatap donat J-CEK dengan penuh nikmat.
"Selamat makan,"
Kedua tangan Milky mulai mengambil menu makanan pertama yaitu Mie Ayam. Hanya dalam waktu lima menit Milky menyisahkan sedikit kuah mie ayam dan mangkok tentunya.
"Ini enak sekali," Milky memuji makanan khas Indonesia. Ia mengambil satu persatu makanan dengan lahap.
Tubuh kecil Milky menipu semua orang. Milky sebenarnya memiliki dua hobi yang sangat di sukai yaitu bermain game dan makan. Dalam sehari Milky bisa menghabiskan setidaknya sepuluh sampai duapuluh porsi. Namun, tubuh Milky tidak menjadi gemuk.
Murid-murid menatap meja makanan Milky dengan heboh. Ia mendapat sebuah julukan sebagai salah satu tujuh dosa yaitu kerakusan atau biasa di sebut Glutony.
"Nyam.. Nyam.. Nyam,"
Milky makan dengan sangat lahap. Kini tersisa satu hidangan penutup yaitu lima lusin donat J-CEK. Berbagai rasa terdapat di dalam box.
"Aku makan rasa coklat, lalu strawberry, almond dan semuanya," Air liur Milky kembali menetes membayangkan semua donas itu masuk ke dalam mulut kecilnya.
Saat Milky akan memakan donat rasa coklat, Mayu dapat menghampiri dirinya. Mayu terbang di dekat Milky.
"Boleh aku minta satu," ucap Mayu. Ia mencium aroma donat dan tergiur dengan donat milik Milky.
Milky menatap tajam Mayu. "Tidak! Boleh! Sama! Sekali!" seru Milky dengan tanda seru di akhir kata.
Mayu langsung manyun. Ia melihat-lihat donat Milky dengan sedih. Mayu terbang meninggalkan kantin.
Milky tersenyum puas. Ia kembali melanjutkan aktivitas makan donat yang tertunda.
Tiba-tiba donat di tangan Milky menghilang. Ia mencari keberadaan donat berharga miliknya. Dan ia berhasil menemukan donatnya berada di mulut Mayu.
"Mayu!!" geram Milky. Ia mengeluarkan dua buah tangan raksasa dari dalam tanah. Mayu merasakan alarm berbahaya dari arah bawah.
"Terimakasih atas donatnya dan... sampai jumpa," ucap Mayu terbang setinggi-tingginya menghindari dua tangan raksasa yang mengejar dirinya.
Hidup dan mati Mayu tergantung dari kemampuan melarikan dirinya. Milky menonton aksi di langit sambil memakan donat-donat miliknya hingga tersisa satu lusin saja.
"Ahh! Tolong lepaskan aku Milky!" jerit Mayu histeris. Rupanya tangan-tangan raksasa Milky berhasi menangkap tubuh Milky.
Milky tak mempedulikan. Ia asik dengan dunianya sendiri bersama donat J-CEK.
@@@@@
Mana tersenyum puas. Tugas merapikan buku-buku telah selesai. Dua jam di habiskan Mana untuk melakukan hal tersebut.
"Lelahnya," Mana menghapus keringat di dahi. Ia tersenyum puas dengan hasil kerja kerasnya.
Bu Yuko melihat Mana tersenyum tipis. Ia menepuk pelan pundak Mana.
"Mari kita makan siang bersama," ajak Bu Yuko. Mana menganggukan kepala kecil cepat.
Mana dan Bu Yuko melakukan makan siang. Perpustakaan sementara di tutup oleh Bu Yuko.
"Ibu dengar kamu bisa membaca pikiran seseorang. Benarkah itu?" tanya Bu Yuko. Ia membersihkan noda di mulut dengan tissu.
Mana menelan suapan makanan terakhir. Ia meraih botol mineral, lalu meminum hingga habis.
"Ahh... Terimakasih atas makanannya," ucap Mana menyatukan kedua tangan di dada. Mana tersenyum tipis, lalu berubah menjadi cemberut sekilas.
Bu Yuko melihat perubahan itu. Ia merasa Mana tidak nyaman dengan pertanyaan darinya. Bu Yuko mengerti masalah yang mungkin tengah di hadapi murid di depannya.
"Tidak perlu menjawab jika kamu tak enak," ucap Bu Yuko. Ia membelai rambut Mana lembut. Tiba-tiba sebuah kutu menempel di telapak tangan Bu Yuko.
"Ahh!! Kutu!" jeritan Bu Yuko hingga terdengar keluar ruangan. Mana panik. Ia langsung mengambil langkah seribu.
@@@@@
~
Halaman Belakang Sekolah~
Mana mengambil pasukan oksigen sebanyak-banyaknya. Ia merasa sangat lelah dan letih habis berlari cepat.
Dada Mana naik turun mengikuti aliran oksigen yang masuk keluar dari dalam tubuhnya. Ia menutup wajah dengan kedua tangan.
"Hiks... Aku malu sekali,"
Airmata kesedihan keluar perlahan membasahi pipi. Mana merasa dirinya tidak berguna dan mudah untuk di manfaatkan.
"Mana malu memiliki sifat polos ini... hiks," Curahan hati Mana akhirnya keluar. Mana sudah tidak tahan dengan kepura-puraan selama ini. Ia menjadi sosok Mana yang ceria dan baik. Padahal ia tidak ingin dibodohi lagi oleh teman-teman.
Mana memiliki cerita kelam di saat SMP dulu. Ia menjadi bahan bullyan ataupun di manfaatkan oleh teman-temannya karena sifat kepolosan Mana.
Lulus SMP, Mana merasa dirinya telah terbebas dari lingkungan yang di anggap neraka olehnya. Di suatu hari tiba-tiba Mana memiliki 'bakat khusus' untuk membaca pikiran seseorang.
Awalnya Mana merasa senang bisa mengetahui sifat seseorang yang ingin mendekati dirinya dengan tulus atau hanya memanfaatkan saja. Ia mulai berhati-hati untuk bergaul.
Sosok Raka dan Kuujaku di tambah dengan Hicchan memberi warna yang baru dalam hidupnya. Ia memiliki sabahat berarti yang berarti, menerima setiap keluh kesal Mana selama ini.
"Hiks..." Airmata dan ingus menjadi satu. Mana terlihat sangat kacau. Ia duduk di bawah pohon rindang.
Hembusan air mengelus wajah kumel Mana. Tiba-tiba sebuah tangan yang membawa es krim sudah ada di depan Mana.
"Eeh... Es krim," Mana bingung. Ia memiringkan kepala ke kanan.
Kuujaku tersenyum ceria. Ia membawakan es krim rasa vanila kesukaan Mana.
"Ini es krim untukmu," ucap Kuujaku malu-malu. Ia merasa bersalah telah meninggalkan Mana seorang diri kemarin di Mall.
"Terimakasih," Mana mengambil es krim vanila. Ia mulai menjilati es krim dengan rakus.
Kuujaku tertawa melihat tingkah polos Mana. Ia memilih duduk di sebelah Mana menikmati pemandangan indah.
Crekrek!
Lampu cahaya kamera membuat Mana dan Kuujaku menutup mata spontan. Rizal tersenyum canggung.
"Maaf aku mengambil foto kalian. Permisi," ucap Rizal melarikan diri.
Kuujaku ingin mengejar Rizal, namun di tahan oleh Mana. "Tidak perlu," Kuujaku menghentikan niatnya. Ia duduk kembali di sebelah Mana. Kepala Mana di senderkan di pundak Kuujaku. Hembusan angin sejuk begitu nikmat untuk suasana keduanya.
###############@@@@@@###############
~Minggu, 6 September 2020~
Next Chapter 22 Elin, si Gadis Misterius
Mana aka MANA--CHAN
Rizal aka Rizalraihan24
Milky aka MilleyRy
Mayu aka mayshieu
Kuujaku aka Kuujaku
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top