09 Juli 2023

Genre: Teen-lit (wajib)

Sub-Genre: (pilihan wajib, satu atau lebih)
- Komedi
- Slice of Life
- Romance
- Horor

Tema: (wajib, pilih satu)
- Perpustakan
- Upacara Bendera
- Guru Galak

Bonus: (tidak wajib, satu atau lebih)
- Siswa Alay
- Ketua Pemburu Hantu
- Matematika

*:..。o○ ○o。..:*

Juara 1

Penulis : dreams_walker
Judul : Guruku
[Teen-lit - Slice of Life - Guru Galak - Matematika]


Setiap hari, aku hanya bisa pasrah melihat teman-temanku semuanya mengungguliku. Bagaimana tidak? Mereka sudah dibekali otak yang cerdas, ekonomi yang bagus, sehingga semua kebutuhan pendidikan mereka tercukupi, juga tidak ada masalah dalam pergaulan. Rasanya jika aku berusaha sekeras apapun, aku tidak akan bisa mengungguli mereka. Aku membiarkan hal itu terjadi. Toh, tidak ada yang heran dan tidak ada yang peduli atau bahkan memperhatikanku.

Ketika aku naik ke kelas 11, aku bertemu dengan salah satu guru matematika yang cara mengajarnya begitu berbeda dari guru lain.

Pertama, guru itu akan menjelaskan materi seperti biasa. Lalu, ia akan menyuruh para siswa untuk mengerjakan tugas di buku khusus yang kemudian setelah selesai harus segera dikumpulkan oleh masing-masing siswa. Nah, di bagian ini akan memperlihatkan mana siswa yang cepat mengerjakan tugas dan mana yang lambat mengerjakannya. Guruku selalu menungguku untuk mengumpulkan tugas karena aku selalu selesai paling akhir.

Hari selanjutnya, dia akan membagikan hasil tugas dan kemudian memanggil siswa yang memiliki nilai paling rendah untuk mengerjakan tugas di papan tulis.

Saat itu, aku tahu bahwa aku akan dipanggil. Dan benar saja, tak ada pilihan lain selain mengerjakannya semampuku. Hening rasanya saat aku maju ke depan. Entahlah, mungkin teman-temanku saat itu ingat dengan aku yang selalu mengumpulkan tugas paling akhir ditambah saat ini aku dipanggil. Lalu, memikirkan betapa bodohnya aku dalam pelajaran matematika.

Baru kali ini, aku dipermalukan bertubi-tubi di muka umum. Orang-orang akan berpikir betapa menyedihkannya aku, sudah miskin, tidak punya teman, bodoh pula.

Semuanya karena guru itu! Akan lebih mudah bagiku jika ia memarahiku di muka umum, itu akan membuat orang-orang membelaku dan berbalik menyalahkannya karena terlalu keras. Tetapi kondisi yang ia buat itu benar-benar membuatku terpojok lebih dari guru yang galak. Bahkan mentalku sudah berada di ambang daripada jika aku dimarahi oleh guru galak. Entahlah, tapi bagiku dia memiliki sifat galak yang unik, seperti langsung memberikan hukuman mental bagi siswa pemalas sepertiku yang hukumannya dibebankan kepada orang lain.

Sejak saat itu, aku jadi rajin belajar. Untung saja, nilaiku naik dan aku tidak pernah dipanggil ke depan kelas lagi.

.

Juara 2

Penulis : anomaliez
Judul : Skipping Class
[Teen-lit - SoL/Horor, Perpustakaan, Matematika]

Jam istirahat sebentar lagi selesai dan mata pelajaran yang bakal dihadapi adalah Matematika. Saat yang tepat buat bolos di perpustakaan.

Aku lagi enggak pengin mendengar penjelasan rumit tentang rumus. Cukup di rumah aja aku pusing mendengar pertengkaran bokap dan nyokap, jangan pula di sekolah.

Suasana sunyi waktu kubuka pintu perpustakaan. Tidak ada siapa-siapa di sini selain aku dan Pak Romi, penjaga perpustakaan tercinta yang lagi tertidur pulas di konter. Syukurlah, aku jadi bisa menyelinap ke sini tanpa ketahuan dan didamprat olehnya.

Aku melangkah tanpa tujuan pasti sambil melihat-lihat buku-buku di rak. Sampai akhirnya sampai di meja kosong di pojok perpustakaan, aku duduk di bangku, melipat tangan, dan tidur.

Baru aja mau memejamkan mata, ada seorang gadis yang mendekati mejaku.

"Halo, boleh aku duduk di sini?"

Mesti banget, ya, duduk di sini? Tapi, enggak enak juga buat nolak. "Duduk aja."

Aku berniat buat lanjut tidur waktu dia bertanya, "Eh, kamu tau, enggak? Perpustakaan ini punya cerita horor, loh. Makanya banyak yang enggan buat ke sini."

Hah, cerita horor? "Enggak, sih."

"Katanya, meja di perpustakaan ini cuma ada 18, tapi pada saat-saat tertentu, bakal ada meja ke-19. Meja itu dihantui oleh arwah seorang gadis yang bunuh diri karena ditolak oleh gebetannya sepuluh tahun lalu."

… Hah? Jadi, dia mau ngaku kalau dirinya itu arwah gadis itu?

Aku sedikit terkejut waktu melirik tulisan nomor yang dicat warna putih di pinggir meja. Tertulis jelas nomor 19.

Tetiba aja gadis itu tertawa. "Aku manusia nyata, kok! Nih." Gadis itu langsung mencubit lenganku.

"Ah! Jangan langsung cubit begitu, dong." Bukannya minta maaf, malah makin tertawa dia. Mengganggu istirahatku aja.

"Hei, mau ke mana?" tanyanya ketika melihatku bangkit berdiri.

"Mau buang air." Bohong, aku pengin cabut dari sini dan nyari tempat lain buat tidur.

*****

"Tara lucu banget pas kesel, hihi." Gadis itu menyalakan ponselnya dan membuka galeri. Di sana, ada banyak foto Tara. Mulai dari fotonya saat tidur di kelas, fotonya saat berjalan pulang, sampai fotonya dari jarak jauh saat membuka baju di kamar.

"Tara Sayangku harus selalu bahagia. Aku harus cepet bunuh orang tuanya biar dia enggak sedih terus kayak begitu."

.

Juara 3

Penulis : Kanafumi_Ayaka0977
Judul : You're Cute
[Teen-lit - Romance - Perpustakaan - Matematika]

"Nilai x ini dikali sama pembilang. Jawabannya itu hasil perkaliannya. Udah mulai paham?" tanya Orion.

Kiky mangut-mangut, mulai paham dengan penjelasan Orion. Meski tidak semuanya. Ia lalu mengerjakan soal sesuai petunjuk seniornya itu. Namun di tengah pengerjaan, ia kembali bingung.

"Bagian mana yang kurang dipahami?"

"Umm, ini?" tunjuknya agak ragu.

"Oh, kalau yang itu harus disederhanakan dulu. Baru setelahnya dikalikan."

Gadis itu kembali mengerjakan soal. Setelah selesai dengan satu soal, Kiky kembali berhenti di soal berikutnya. Soal yang mirip dengan soal sebelumnya, tapi kali ini pakai pecahan.

"Kak, kalau yang ini?"

"Ini sama kok dengan yang tadi. Tapi pakai rumus kedua aja biar lebih cepat. Mau kujelasin?"

Kiky mengangguk. Orion menjelaskan rumus yang ia maksud. Untuk memahami rumus itu, Kiky butuh waktu yang lebih lama. Entah berapa kali Kiky tidak paham, Orion selalu dengan sabar menjelaskannya. Ini membuat Kiky merasa tidak nyaman.

"Sudah mulai paham, kan? Kalau masih kurang, kasih tau aja."

Kiky mengangguk. "Maaf ya, Kak. Aku susah paham penjelasannya. Sampai harus diulang berkali-kali."

Orion terkekeh. "Nggak apa, kok. Kita kan tujuannya memang mau belajar. Nggak usah sungkan."

"Kak Orion memangnya nggak capek ngajarin aku? Kakak nggak ada kegiatan lain yang lebih penting?"

"Nggak kok. Malah aku senang kalau bareng kamu."

Seketika perasaan berbunga menyelimuti dada Kiky. Refleks Kiky menutup mulut karena menahan malu.

"K-k-kenapa jawab begitu?"

"Lho, memangnya kenapa? Kamu kan imut gini. Aku suka."

Kiky merasa semakin malu. Kali ini ia ikut menyembunyikan matanya.

"Padahal gaya tomboy gini dibilang imut."

"Imut kan sifatnya universal. Cowok juga imut. Bukan cuma cewek. Apalagi karena gayamu tomboy, imutnya jadi dua kali. Dari sisi cewek dan sisi cowok."

Kiky semakin tidak kuat mendengarnya.  Wajahnya semakin terasa hangat karena malu.

"Kak, stop. Jangan bicara dulu."

Orion yang melihat tingkah adik kelasnya hanya terkekeh. "Iya, iya. Mau beli es krim bareng nanti? Sekalian kuantar pulang ya?"

*:..。o○ ○o。..:*

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top