𖥸Chap 1
"Apa ... yang sebenarnya terjadi?"
[Name] masih berada di dalam kamar yang berbagi dengan Nanase Akihiro, sang suami. Dia masih di sana karena Akihiro menyuruhnya untuk tetap istirahat dikarenakan masih dalam kondisi lemah, [Name] menatap ke depan dengan tatapan kosong serta pikirannya mengembara entah kemana.
Flashback
"Bagaimana bisa aku berada di sini?!' seru [Name] dengan nada terkejutnya. Mengikuti nalurinya, ia sedang berada di tempat antah berantah tanpa ada penjelasannya secara logika.
Akihiro menatap sang istri dengan prihatin, tatapannya beralih ke arah dua orang pelayan yang masih setia berada di sana. "Kalian boleh pergi, terima kasih telah menemani istriku hingga siuman!" titahnya langsung dipatuhi oleh kedua pelayan itu. Mereka membungkuk sejenak pamit undur diri lalu pergi meninggalkan sepasang suami istri sambil menutup pintu dengan rapat.
Akihiro kembali menatap [Name] prihatin, tangan kekarnya mulai memegang bahu wanita cantik itu lalu mengelusnya dengan lembut. "Kau tadi pingsan di taman bunga secara tiba-tiba, Sayang. Lalu para pengawal segera membawamu ke sini dengan ditemani pelayan, salah satu dari mereka memberitahuku akan kejadian itu."
[Name] terdiam seribu bahasa, pikirannya mengembara, kembali mengulik secercah memori yang mungkin saja membantu menjawab pertanyaannya. Tetapi akibat tindakan itu membuat dirinya merasa pusing, tangan putih nan halus memegang dahi sambil mengerang sakit pelan. Akihiro memegang kedua bahu sang istri, menunjukkan raut wajah penuh kekhawatiran.
"Kau baik-baik saja, istriku?" tanyanya khawatir.
[Name] mengangguk pelan sambil memijit pelipisnya, pening itulah yang ia rasakan. 'Kenapa aku bisa di sini? Tempat apa ini?' batinnya kala itu.
"[Name], kau istirahat di sini terlebih dahulu. Kau terlihat sangat pucat, jangan keluar dari kamar ini. Jika butuh sesuatu, bunyikan saja lonceng itu, nanti para pelayan akan datang. Kau mengerti?" tanya Akihiro seraya menunjuk sebuah lonceng emas berada di atas meja persis samping tempat tidur. Sekali lagi [Name] mengangguk pelan, Akihiro bangkit dari duduknya lalu berjalan keluar meninggalkan [Name] sendiri.
~
"Kenapa aku bisa ada di sini? Apakah ... karena buku itu?" tanya [Name] yang ditujukan untuk dirinya sendiri.
Kriet!
Suara pintu terbuka berhasil membuat [Name] kembali ke alam sadar, ia menatap pintu tersebut dengan seorang lelaki tampan bersurai merah dengan wajah gusar ke arahnya. Ia berjalan menuju [Name] yang tampak kebingungan, lelaki itu masih menunjukkan wajah gusarnya.
"Ibu, apa kau baik-baik saja?" tanya lelaki itu khawatir. [Name] mengernyitkan dahinya, merasa tidak kenal siapa orang ini di hadapannya. "Aku ... baik-baik saja, maaf kau siapa?"
Sontak pertanyaan itu membuat lelaki di hadapannya membulatkan matanya tak percaya, menambah kadar tidak mengerti untuk seorang agak lama untuk mencerna kejadian.
"Apa Ibu melupakan anaknya sendiri?"
'Anak? Sejak kapan aku menikah dan mempunyai seorang anak?' batin [Name] tak mengerti.
"Aku Nanase Riku, seorang pangeran di Kerajaan Rivalle, anak dari Nanase Akihiro dan Nanase [Name], penerus tahta kerajaan ini." Lelaki itu atau Riku menjelaskannya kepada wanita di hadapannya. Lagi dan lagi, [Name] mengeluh tertahan. Merasa tak mengerti akan kejadian ini, rasanya ini berlalu begitu cepat dan kenapa memori miliknya mengenai masalah ini tidak ada?
"Ibu ... apa kau baik-baik saja?" tanya Riku ketika melihat [Name] bergeming. [Name] hanya mengangguk sambil tersenyum tipis, "Aku baik-baik saja, Riku."
"Apa Ibu yakin? Apa Ibu perlu sesuatu?"
[Name] mengangguk pelan, senyuman tipis masih dipertahankan olehnya. "Riku, ada apa kau kemari? Apa kau memerlukan sesuatu, Sayang?" tanyanya dengan lembut.
Riku tampak berpikir, mengingat tujuan ia kemari tak lama kemudian, ia menjentikkan jari sambil tersenyum cerah. "Aku ke sini ingin menemui Ibu dan mengajak berjalan-jalan, sudah lama kita tidak melakukannya bukan?!" ujarnya dengan semangat namun sedetik kemudian menjadi lesu. "Tapi ... mengingat Ibu baru saja siuman dari pingsan aku memutuskannya untuk tidak mengajak berjalan-jalan hari ini, karena Ibu perlu istirahat."
[Name] terdiam, menatap Riku kasihan. Ia ingin mengiyakan ajakannya, tetapi Akihiro menyuruhnya untuk istirahat. Setelah lama berpikir, ia tersenyum lembut sambil menggerakkan tangannya ke arah Riku untuk menyuruhnya mendekat. Tetapi, Riku sedikit memiringkan kepala tidak mengerti. "Ibu, apa tangan Ibu pegal?" tanyanya dengan wajah polos.
[Name] menepuk dahi pelan sambil bergumam, "Apa anak ini polos?"
"Kemarilah, Riku. Duduklah di samping Ibu," pintanya masih tersenyum lembut, Riku mengangguk pelan lalu duduk di sebelah [Name]. "Bersandarlah pada Ibu, Sayang."
Riku mengangguk patuh, kepalanya ia sandarkan ke bahu [Name]. [Name] mengelus rambutnya dengan lembut, memberikan sensasi nyaman untuknya. "Riku ingin mengajak Ibu berjalan-jalan?" tanyanya disambut anggukan kecil dari Riku. "Baiklah, bagaimana dengan esok?"
Riku sedikit menoleh, menatap [Name] dengan manik mata crimson menyiratkan kekhawatiran. "Tapi ... Ibu 'kan baru siuman, membutuhkan istirahat yang cukup agar bisa beraktivitas kembali. Apa Ibu yakin akan pergi berjalan-jalan denganku esok?"
"Ibu yakin kok, lagipula Ibu ingin merasakan kembali berjalan bersama dengan calon penerus tahta kerajaan ini." [Name] mengangguk pelan, memberikan senyuman penuh kepastian kepada Riku. "Jangan khawatirkan Ibu, berdoa saja semoga Ibu bisa menemanimu berjalan-jalan. Oke?" lanjutnya lembut.
Riku terdiam sedetik kemudian tersenyum cerah dan mengangguk cepat, ia bangun dari bersandarnya lalu menatap wanita itu dengan hangat. "Aku akan mendoakan yang terbaik untuk Ibu! Kalau begitu, aku pamit undur diri!" serunya sambil mengecup pipi [Name] membuat wanita itu merona kecil. Riku bangkit dari duduknya, "Sampai jumpa di meja makan saat makan malam, Bu!"
Riku berjalan keluar sambil menutup pintu kamar dengan rapat, [Name] hanya menatap kepergiannya sambil memegang pipi bekas kecupan dari Riku. Wajahnya merona kecil dengan detak jantung yang memburu, "Ugh ... padahal hanya kecupan dari anak untuk ibunya saja, kenapa aku merasakan debaran jantung begitu cepat?"
•
Note:
[Name] adalah seorang gadis dengan kemampuan mencerna sesuatu agak lama tetapi mudah merasa sayang dan kasihan terhadap siapapun.
TBC
874 kata
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top