Chapter 6


Ditengah-tengah rasa kehilangannya yang begitu besar, Selena mendengar langkah kaki Nicolas yang berat--langkah kaki yang diingat Selena.

Walaupun Selena membenci hal itu, tapi ia selalu bisa menebak pria itu.

Selena keluar dari kamar untuk menemui Nicolas, berharap ada sesuatu yang ingin dikatakan oleh pria itu, tapi nothing. Nicolas bahkan melewati Selena tanpa menatap wajahnya sedikitpun.

Apa sebesar itu rasa tidak sukamu padaku?

Selena bahkan tidak tahu apa yang tengah merasukinya sehingga ia menarik Nicolas hingga terjatuh dengan kepala menabrak sofa. Selena dan Nicolas sama-sama terjatuh dilantai, Tanpa pikir panjang Selena melepaskan dasi Nicolas dan mengikat kedua tangan itu diatas kepala.

Bibir Selena menelusup masuk, membuka bibir Nicolas yang keras, mengecap dan merasakan seluruh tekstur bibir Nicolas yang hangat dan panas, lidahnya mengait lidah Nic dan memainkannya dengan intensitas yang sangat ahli.

Ketika Selena melepaskan bibirnya, napas Nic terengah-engah, ciuman ini adalah ciuman yang paling intens yang pernah dirasakannya--walaupun sejujurnya Nic memiliki begitu banyak hubungan dengan wanita, tapi entah mengapa ini terasa berbeda.

"Kau merasakannya bukan?" Selena berbisik lembut dengan nafasnya yang panas di telinga Nic, "aku sangat menyukai bibirmu, dan sensasi kelembutan itu dibibirku, Nic..."

Tangan Selena merayap kebawah, meraba perut Nic yang berotot, Jemari Selena membuka resleting celana Nic dan menyusup masuk mengelus lembut sesuatu panas disana sehingga meninggalkan jejak-jejak panas disana.

Nicolas mengerang atas sensasi yang menyiksanya tanpa ampun. Dalam kondisi terikat dan tak berdaya, merasakan gadis itu mencumbunya dan menyiksanya dengan godaan-godaan amatir yang ahli. Nicolas sempat bertanya disela-sela pikiran logisnya darimana Selena belajar hal ini?

Namun pikiran itu teralihkan dengan perasaan aneh yang menjalar ditubuhnya, seperti gelenyar panas yang bergulung-gulung, teras seperti arus listrik yang mengalir dari jemari Selena, dan semakin panas ketika menyatu dipusat dirinya.

Dan jemari Selena menyentuhnya disana, dengan begitu ahli, memainkan Nic sesuka hatinya. Tubuh Nic meronta dengan tak tahan akan alunan sensasi permainan jemari Selena, tapi ikatan yang kuat menahannya untuk tetap berbaring.

Kemudian nafas Selena berhembus panas dipusat dirinya, seketika ia menegang dan tertahan oleh ikatan dipergelangan tangannya.

"..hentikan Selena"geramnya, mencoba melepaskan diri dari ikatan, mencegah bibir Selena menyentuhnya.

Tapi ikatan itu menahannya, dan kemudian Nicolas menyadari baik tubuhnya maupun bibirnya mengerang keras merasakan sensasi itu.

Sensasi sentuhan bibir dan lidah Selena dipusat dirinya, dengan hembusan nafasnya yang panas. Panas bertemu panas dan Nic merasa ia terbakar, pandangannya menggelap karena sensasi kenikmatan yang tak tertahankan.

"Kenapa harus dengan wanita lain? Mengapa kau tidak bisa memberikanku kesempatan?" lirih Selena dalam sela-sela tangisnya sambil menggenggam kerah kemeja Nic.

"Kau yang paling tahu kenapa.." jawab Nic dengan frustrasi.

Selena mengangkat wajahnya dan mengusap wajah Nic dengan lembut, "aku bukan keponakanmu Nic! KIta bahkan tidak berhubungan darah!"

"Tapi kau tetap keponakanku Sel! hentikan pembicaraan ini dan kembalilah pada akal sehatmu!"

rasanya begitu menggairahkan melihat seorang wanita mengalahkanmu dalam hal yang selalu dibanggakan dirimu sendiri. Dan disinilah dia, dikalahkan oleh gadis yang lebih muda darinya dan tak lebih berpengalaman daripada dirinya.

Selena tahu apa yang sudah diperbuatnya pada Nic, dan ia bahkan bisa merasakan kejantanan Nic yang begitu keras menyentuhnya dengan begitu menggoda. Selena tahu apa yang sekarang dibutuhkan oleh Nic--dan dibutuhkan olehnya.

Dan Selena mengangkat pinggulnya dan menghujamnya kedalam Nic, membuat pria itu mengerang dengan frustrasi.

Ketika kehangatan Selena memasukinya, tenggelam didalam tubuhnya yang panas, Nic mengerang dan memejamkan mata. Oh astaga! Rasanya begitu tepat, Nicolas tahu ini semua salah tapi ia merasa kenikmatan ini, kedekatan ini begitu tepat baginya.

Mereka bergerak dalam alunan gairah yang keras, berusaha memuaskan gejolaknya sendiri-sendiri, sampai akhirnya tubuh Selena terasa melayang dan dengan Nic yang berada dipuncaknya. Tanpa disadari Nic, ia telah melakukan hal fatal--membuat kesempatan bagi Selena untuk hamil..

Hingga akhirnya Selena jatuh diatas bahu Nic dengan kelelahan dan Nic yang telah tertidur karena kepuasan yang begitu besar akibat percintaan mereka.

Selena

Lagi, lagi dan lagi. Selena menghujam dirinya dengan tubuh Nic berada dibawahnya. Ia Frustrasi, apalagi yang bisa dilakukannya demi mendapatkan pria itu? Selena bahkan tidak bisa berpikir lagi,.

Kalau memang hanya inilah kesempatan yang didapatnya, ia tidak ingin melepas kesempatan itu..

Hingga akhirnya, Selena menatap Nicolas yang tertidur pulas setelah percintaan mereka yang begitu intens. Selena hanya menatap Nicolas dan menangis dibahu pria itu. Tangannya terulur untuk mengelus rahang pria itu, membelas dan menciumnya.

Demi Tuhan, ia sangat mencintai pria ini lebih dari yang bisa dikatakannya. "Aku mencintaimu Nic.." gumamnya lirih dan mengecup bibir pria itu.

Ini adalah terakhir kalinya ia bersikap egois. perlahan-lahan Selena bangkit dari atas tubuh Nic dan menutupi pria itu dengan Selimut serta membuka ikatan pada pergelangan tangan Nic. Kemudian melakukan panggilan telepon.

"Lisa?"

"..."

"Aku sudah memutuskan untuk mengambil penerbangan ke Prancis malam ini"

"..."

"Aku pikir lebih cepat akan lebih baik, aku sungguh-sungguh membutuhkan liburan"

"..."

"tentu, aku akan mengabarimu. 15 menit lagi aku akan jalan ke bandara. temui aku di pintu selatan. See you"

"..."

"Ya, terima kasih Lisa.." ucap selena dan mengakhiri pembicaraannya dengan Lisa .

Selena membereskan beberapa pakaian pentingnya kedalam koper, uang dan makeup serta beberapa buku kesayangannya. Namun meninggalkan buku diarinya karena itu hanya akan membuatnya semakin sedih dengan hal bodoh yang selama ini telah dilakukannya. saat keluar kamar, Selena menatap Nic yang masih tertidur pulas.

Selena menundukkan kepalanya untuk mengecup Nic yang terakhir kalinya, hatinya terpilin saat tahu inilah saat terakhirnya melihat wajah pria yang sangat dicintainya namun tidak dapat dimilikinya. "Good bye Nic, I love you.."

Sebelum air matanya mengalir seperti keran air lagi, Selena mengangkat tubuhnya dan memaksa matanya melilhat keseluruh ruangan yang mungkin tidak akan pernah dilihatnya lagi.

Tempat yang penuh dengan kenangan menjadi tempat yang paling menyakitkan untuknya, air matanya pun mengalir tanpa disadarinya. Dadanya sesak, sulit bernafas dan berdenyut-denyut. kemudian menyeret kakinya keluar dari ruangan itu menuju gerbang utama.

Tidak sulit baginya untuk menempuh bandara, karena Selena sudah memanggil Taxi untuk mengantarnya. Namun yang dilakukannya bukanlah bersenang-senang karena ia akan liburan melainkan panas yang menyengat dikedua matanya.

Shit, I hate this..

Selena bisa membayangkan ekspresi marahnya Nicolas saat bangun nanti, apa yang akan dilakukannya saat mengetahui Selena sudah memaksanya untuk melakukan apa yang diinginkannya?

Apa yang akan dipikirkannya kalau tahu perasaan Selena bukanlah sekedar perasaan biasa? Apa ia akan semakin membencinya?

"Apa anda baik-baik saja nona?" Supir taxi melihatnya dengan perasaan terkejut karena sedari tadi yang dilakukan Selena adalah menangis dan menangis.

Selena menggeleng-geleng kepalanya dan disela-sela tangisnya ia menjawab pertanyaan Supir itu dengan pedih, "aku tidak baik-baik saja..."

[South gate]

Lisa menggenggam beberapa dokumen yang harus dibawa Selena ke Prancis, termasuk berkas-berkas sekolah, asrama dan rekomendasi. Ia tidak pernah mengira selena memutuskan untuk pergi malam ini juga.

Tadinya ia sempat berpikir setelah apa yang etrjadi diantara Selena dan Nic--pamannya-- ia akan memutuskan untuk berpikir ulang mengenai kepergiannya ke Prancis hinga 35 menit yang lalu sahabatnya itu mengatakan bahwa ia akan pergi ke Prancis malam ini juga.

Demi Tuhan, apa gadis itu pikir persiapan ke negeri orang akan semudah itu? Dengan mondar mandir disertai rasa cemas, Lisa menunggu Selena yang datang dengan koper kecilnya. "Selena!"

"hai Lis..."

"kau baik-baik saja?" tanyanya saat melihat bekas air mata disekitar mata Selena yang pucat dan bengkak.

selena terdiam beberapa saat dengan wajah tertunduk lalu mengangkat wajahnya dengan senyum pahit, "aku baik-baik saja Lis.."

"Kau serius mau pergi hari ini juga?"

"Ya. Aku mau pergi sekarang, lagipula aku sudah mendapatkan tiket untuk penerbangan malam.."

Lisa memeluk selena dengan sedih, "kau tahu bagaimana menemukanku Sel, aku sayang padamu. Jika kau perlu apapun, kau bisa memintanya padaku, Sel.."

"..aku juga sayang padamu, Lis.."jawab Selena dan membalas pelukan terakhir temannya.

"aku berharap hubunganmu dengannya akan berakhir dengan bahagia, namun ini sama sekali bukan yang aku harapkan.."

Selena terdiam mendengar ucapan Lisa yang begitu to the point, "..ya, aku juga berharap seperti itu, namun ternyata kenyataan akan selalu menyakitkan.."

kemudian Lisa menyerahkan dokumen yang dibawanya kepada Selena. Dan gadis itu memutuskan untuk masuk ke boarding pass dengan cepat. Dengan alasan penerbangannya hampir tiba.

.

.

"penerbangan penumpang dengan pesawat 7KLMHL24 dengan tujuan London-Prancis akan segera berangkat, kami ulangi..."

Selena menatap perutnya yang rata dan mengelusnya. Berharap pecahan bagian dari Nic telah tumbuh didalam perutnya. Dengan pedih dan kosong, Selena menatap keluar jendela, mengingat bagaimana kota London yang penuh dengan kenangan baik yang menyenangkan maupun yang pahit.

"Selamat tinggal Nic.."gumamnya dengan pedih. hatinya terasa sakit setiap mengucapkan nama pria itu--pria yang sangat dicintainya namun tidak dapat dimilikinya.

I'm letting you go, not cause i'm give up but i love you and its hurt..

.

.


Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top