01. Hope.
"Dia benci pada harapan."
Cover made by; ARTLESSE
NAMANYA Jungkook. Pemuda berusia dua puluh tahun yang sedang sekarat. Ia tak pernah mengenal warna lain selain merah, putih, dan biru. Ranjangnya berwarna putih, tembok yang ada berwarna putih, darah kepunyaannya berwarna merah, pil-pil yang menari-nari pada genggamannya berwarna biru--hanya itu saja. Tak sekali-dua kali ia menantikan entitas bertandang--untuk sekadar bunyikan suara-suara riuh tenangkan hati serta canda tawa penghilang sunyi--bukan sekadar mimik mengasihani milik sang ibu dan juga harapan-harapan kosong yang pastinya tak akan ada jawaban. Semakin hari tubuhnya semakin remuk, hatinya semakin sunyi, jiwanya semakin kosong.
Memeluk lutut, Jungkook menatap kosong ke arah jendela. Rinai hujan dan aroma petrikor menyeruak indra penciuman--turut menemani Jungkook. Tiap detik waktu berlalu, Jungkook diam-diam juga berharap. Mengharapkan sesuatu yang pasti akan datang. Sesuatu yang menghampirinya cepat atau lambat.
Napasnya menderu. Ia meringkuk bak bayi dalam kandungan. Dingin, selalu saja kedinginan. Jungkook tersenyum pedih seraya menutup netranya. Batinnya terus-menerus berbisik lirih--menunggu untuk terjadi.
"Napasku ... aku ingin mati secepatnya."[]
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top