🕊️8

Hari yang Biasa.

Noe duduk di samping Vanitas yang sedari tadi menunggunya. Memainkan kuas bercat merah, mewarnai kanvas putihnya.

Lukisan dari Vanitas.

Kling!

Bunyi dentingan Anting yang khas, bersahutan dengan angin yang perlahan menyapanya.

Vampir dan Manusia saling bertemu dalam suatu waktu, sebuah Pemandangan yang Langka. Di Tempat yang sama.

Rerumputan terasa familiar, embun pagi yang mengelitik mereka yang mendudukinya.

Vanitas menyelesaikan Lukisan dengan sapuan Cat Merahnya, tersenyum simpul melihat hasil dari Lukisannya selama ini.

Noe yang terlihat begitu indah dan Menawan seperti Permata Tersembunyi diantara Gelapnya Malam. Berbalutkan dengan Sinar Rembulan merah yang menerangi Langit Gelap Gulita, bertaburkan Bintang sebagai Pengamat Alami disekitarnya.

"Apa kau sudah selesai, Vanitas?" Tanya Noe ketika tidak adanya gerakan melukis disampingnya.

Srek!

Vanitas tersenyum, mengusap surai hitamnya hingga menutupi sebagian wajah manisnya.

"Sudah selesai." Seru Vanitas, dia berdiri dari tempat duduknya.

Sudah beberapa hari sejak Vanitas datang dalam Kehidupan dan Keseharian dari Noe.

Banyak yang Berubah.

Kehidupannya tidak lagi Membosankan dan Monoton, seperti Hari Sebelumnya.

Pelukis Pengelana, Vanitas.

"Setelah ini kau mau kemana Vanitas?" Tanya Noe berdiri, saat mendengarkan suara rerumputan di sebelahnya bergoyang perlahan.

Vanitas tersenyum, mengangkat kuasnya. Mengarahkan kuas ke arah sekitarnya, mencari Objek, menggambarkan Sesuatu yang tidak diketahui oleh Siapapun.

Imajinasi tidak terbatas Pelukis.

Rahasia dari Pelukis. Tidak ada yang tau, Apa yang dipikirkan oleh Pelukis. Mereka bebas, dalam menjadi Objek yang akan dilukiskan dalam suatu Kanvas.

"Rahasia." Gumam Vanitas, dia berjalan melewati hutan yang melingkari rumah pinggiran ini. Terhalang dengan Dunia Vampir yang Sebenarnya. Seperti dua Sisi yang berbeda, memisahkan Ras Vampir yang Terbuang-kan dengan Ras Vampir Sempurna.

Seperti Ras Manusia. Antara Kaya dan Miskin, Antara Cantik dan Jelek. Terlalu banyaknya Perbedaan yang tidak Berguna, Pemisahan tanpa adanya Tanda diantara ribuan manusia lain.

Suara desiran angin menghiasi hutan lebat, Vanitas menyusuri dengan mudah hutan tanpa adanya kehidupan antara Ras yang saling menentukan Status di antara satu sama lainnya.

Hanya ada Maklhuk Hidup lainnya. Antara Dimakan dan Makanan. Sang Penguasa Rimba, Hal yang sangat Sederhana.

Noe mengikuti Vanitas dari belakang. Insting Noe, menuntun Noe mengetahui daerah sekitar dengan sangat baik. Berbeda dengan Manusia yang Terbatas dalam Segala Hal daripada Vampir yang Istimewa dari Segala Aspek Kehidupannya.

Istimewa. Sebenarnya darimana Asal dari Kata tersebut?

Meninggi dan Merendahkan.

Permata dan Bukanlah Permata, Keindahan dan Kemunafikan.

Manusia dan Vampir, Sama dalam Aspek tersebut. Jiwa yang Menentukan Segalanya.

Tentang Nilai dari Seseorang.

Noe menyingkirkan ranting pohon yang dilaluinya, Langkah kaki yang saling melangkah.

Mengikuti Vanitas.

Menyelusuri Keindahan Alami, dalam Setiap Sensasinya.

.
.
.
.
.

Akhirnya berhenti. Noe berhenti, melangkahkan kakinya.

Kling!

Mengikuti suara antingnya, Noe berdiri diantara hamparan rerumputan hijau luas tanpa adanya halangan apapun.

Suasana yang lepas tanpa adanya Pepohonan di sekitar, suara Kicauan Burung, merdu dan menenangkan suasana.

Indahnya. Tidak Tertahankan.

Tanpa sadar, Noe merasakannya. Keindahan Tidak Ternilai.

Dia bisa melihatnya, alam yang begitu indah. Dan Noe berada di antaranya. Menikmatinya.

"Indah bukan Noe?" Seru Vanitas tersenyum. Melebarkan kedua tangannya ke atas, hamparan angin menerpa tubuhnya seakan mengajaknya berdansa dalam sebuah Keindahan yang Alami.

Vanitas mengarahkan kedua tangannya, saling tergenggam di belakang punggungnya.

"Penasaran denganku?" Tanya Vanitas. Perkataan Misterius yang menarik Noe untuk terus memperhatikannya, tanpa bisa untuk sekalipun melupakannya.

"Iya." Seru singkat Noe, ekspresi datar dari Sang Vampir, Noe.

Tanpa adanya Perubahan.

Begitu Indah, Membuat Vanitas tidak bisa berhenti memikirkan Kisah yang akan Dilukiskannya.

Bersama Dengan Noe.

"Mau ikut denganku?" Tanya Vanitas lagi, Surai hitamnya berhembus lembut. Berlomba dengan awan perlahan bergulir menutupi langit berwarna biru. Senada dengan Sosok Vanitas.

Surai putih Noe, perlahan mulai bergoyang. Mata merahnya yang hampa, mulai memandanginya penuh pada Vanitas. Seolah tidak ada satupun yang dipikirkannya.

Terperangkap dalam Vanitas.

"Kemanapun kau pergi, aku akan selalu mengikuti-Diri-mu Vanitas." Seru Noe, wajah datar yang semula tanpa ekspresi.

Kini terlukiskan sebuah senyuman tipis mempesona, Noe yang penuh dengan Warna.

Warna yang Adalah Vanitas.

Vanitas memiringkan wajahnya, dengan senyuman misterius yang selalu terukir di bibirnya.

"Ini akan menyenangkan Noe." Seru Vanitas, melihat ke arah Noe yang berjalan bersamanya.

Warna mata merah Hampa yang semula Kosong tiada Berarti.

Terlihat begitu menawan, saat ada Warna yang terpadu di kedalamannya. Sesuatu yang menarik Pesona di Dalam Noe.

Kulit coklatnya terlihat begitu kontras dengan dirinya, surai putih melengkapi semua bentuk keindahan permata dari Noe.

Vanitas mengulurkan tangan kirinya pada sosok Noe yang berdiri dan berdampingan dengannya, di antara hamparan rerumputan tanpa makna.

Saling Bersama.

Noe menarik tangan Vanitas, dan mengecupnya. Menghisap darah manis yang menjadi Miliknya.

Mengelus lembut jemari Vanitas, sebelum menancapkan taring dengan ekspresi datarnya, Khas Vampir yang mencengkam.

Mengigit-nya seolah itu adalah Makanan yang Tiada Habisnya.

Matanya yang menampilkan warna merah yang menyala. Menampilkan sosok Vanitas di sebelahnya. Taring putih berbalut darah yang perlahan terlepas membuat tautan darah diantara mereka, menarik semua kenikmatan dari Vanitas dalam satu tarikan Darahnya perlahan-lahan----mengaliri, memenuhi keseluruhan Dirinya.

Noe mengusap pelan sebagian wajahnya yang berdarah dengan telapak tangannya, sedikit bercak darah merah tersisa pada dirinya. Noe menjilatinya, Mata merah yang menatap tajam dan dalam pada Vanitas, Manusia.

Perjanjian Antara Vampir dan Manusia, saling berbagi Takdir.

Suara burung berkicau, pertanda Perjalanan Baru akan bermula.

Antara Noe dan Vanitas.

.
.
.
.
.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top