Chapter 2

Sudah satu jam Alsou berada di toilet—kelaparan dan tidak tahu mau ke mana setelah Zac mengusirnya akibat perubahan yang secara tiba-tiba. Hidung sensitif Alsou mencium aroma lezat tidak jauh dari sini, membuat perutnya semakin keroncongan.

Membuka pintu secara perlahan, ia menoleh ke kanan dan kiri sekadar untuk memastikan bahwa tidak ada siapa pun di sekitarnya. Membuka keran di westafel, Alsou segera menuntaskan dahaga dan pergi keluar toilet. Mengingat perbuatan satu jam yang lalu telah membuat Alsou merasa sedih, takut, dan kesepian.

Zac yang merupakan satu-satunya keluarga di sini telah mengusir tanpa mempercayai perkataan Alsou. Sekarang ia sungguh merasa bingung harus ke mana dalam keadaan lapar, seharusnya di saat seperti ini Zac telah menyiapkan sarapan di piring berwarna biru sambil mengusap kepalanya.

Matahari terlihat enggan menyinari kota London hari ini. Tanpa menggunakan alas kaki, Alsou berjalan mengikuti aroma lezat tersebut. Dalam hati ia berharap agar siapa pun yang memasak makanan lezat ini akan bersedia untuk berbagi dengannya. Beberapa suara siulan dari sekelompok remaja pria terdengar. Namun, Alsou tidak menghiraukannya karena di hatinya hanya kucing jantan di ujung jalanlah yang paling tampan dan berhasil menarik perhatiannya.

"Sepertinya dia tunawisma, lihatlah dia bahkan tidak menggunakan alas kaki."

"Atau dia kabur dari rumah."

Itulah beberapa percakapan yang didengar Alsou, tetapi sekali lagi dia tak peduli karena apa yang dikatakan semuanya tidak benar. Zac mengusir dan membiarkan dia kelaparan di sini. Orang tua yang tidak bertanggung jawab, gerutu Alsou dalam hati.

Alsou berhenti di dekat pedagang hotdog, hanya berani menatap tanpa bersuara karena pria yang berada di sana terlihat sangat menyeramkan. Ia mungkin bisa saja mencuri ikan di rumah makan sebelah pedagang hotdog, tetapi Zac tidak pernah mengajarkan dan melarang keras Alsou untuk melakukan hal tersebut.

"Are you ok?" Seorang pria berambut pirang menepuk bahu Alsou hingga membuatnya terkejut dan berlari menjauh.

Tiiittt tiitt tiiitt.

Suara klakson mobil seketika terdengar saling bersahutan saat Alsou berusaha menghindari setiap mobil yang ingin menabraknya. Ia panik karena seorang pria asing yang tadi menyentuhnya, sejauh ini dia tidak terbiasa dengan manusia lain kecuali Zac dan Matt.

"Apa yang kau lakukan?!"

"Apa kau ingin mati?!"

"Hey, kau salah jalan!!"

Teriakan para pengendara saling bersahutan dengan suara klakson mobil mereka hingga Alsou tiba-tiba merasa pusing. Tidak sadar, seseorang telah menarik dan membawanya menepi, sebelum akhirnya Alsou benar-benar pingsan.

***

Ting tong.

Suara bel apartemen kembali berbunyi, membuat Zac merasa jengah. Ia butuh waktu sendiri karena kehilangan Lousiana dan Alsou kucing kesayangannya. Sudah berkali-kali Zac membongkar isi rumah hanya untuk mencari Alsou, tetapi sampai saat ini Zac masih belum menemukan kucing tersebut.

Dengan langkah gontai Zac membuka pintu apartemen tanpa melihat terlebih dahulu siapa yang datang bertamu. Dia tidak peduli karena yang di pikirannya saat ini adalah di mana keberadaan Alsou.

"Aku butuh sofa untuk merebahkan gadis ini dan segelas air," ucap Matt, sambil memaksa masuk ke dalam apartemen Zac hingga membuat Zac harus menjauh dari pintu.

Gadis yang bersama dengan Matt terlihat tidak asing bagi Zac. Ia mengernyitkan dahi, mencoba mengingat siapa yang dibawa Matt. Matanya melirik ke arah pakaian yang digunakan gadis itu dan dalam hitungan detik, Zac langsung menghampiri sofa tempat gadis tersebut terbaring. Terkejut, akhirnya Zac yakin bahwa dia adalah orang asing di tempat tidurnya tadi pagi.

"Apa yang terjadi dengan apartemenmu, Zac?" tanya Matt, sambil membawa segelas air di tangan kanan lalu duduk di dekat Alsou, memercikan sedikit air di wajah Alsou.

Alsou mengernyit memberikan respon. Secara perlahan ia pun membuka mata.

"Hai, apa kau baik-baik saja, Nona?" Matt menyentuh kening Alsou. Namun, tiba-tiba Alsou bangun dari tidurnya dan langsung memeluk Matt sambil menggosok-gosokan kepalanya.

Matt terkejut dengan sikap Alsou. Namun, memutuskan untuk menerima pelukan gadis ini, lagi pula gadis di hadapannya terlihat sangat cantik.

"Hi, what are you doing?! Get off!" Zac berusaha memisahkan Alsou dengan Matt. Ia tidak terima jika ada seseorang yang bermesraan di dalam apartemennya, terlebih lagi setelah kepergian Lousiana.

Gadis itu—Alsou tersenyum—sangat imut bahkan diam-diam kedua pemuda itu merasakan debaran aneh, walapun mereka menegaskan bahwa ini bukanlah debaran cinta, tetapi lebih menjurus ke hal lain. Alsou menatap Zac. Namun, Zac malah membuang muka dan menarik tangan Matt menuju dapur.

Wajah Zac menegang, saat melihat hal aneh pada Alsou saat ia memeluk Matt. Namun, jika Zac memutuskan untuk membicarakan hal ini pada Matt, sudah dipastikan bahwa temannya yang satu ini akan berpikir bahwa dirinya gila.

"Kenapa kau membawa gadis asing ke tempatku? Kau tahu ... dia itu aneh." Zac meremas rambut hitamnya sambil mengintip ke arah Alsou yang masih berada di sofanya.

"Dia hampir pingsan, di jalan dekat apartemenmu dan ...." Matt menggantung kalimatnya melihat ke seluruh dapur Zac. "Where's Alsou?"

Wajah Zac seketika terlihat murung dan seperti memahami keadaan dengan baik, Matt memeluk pemuda itu untuk memberikan dukungan dan ketabahan. Matt paham bahwa Alsou adalah kucing betina dan bisa saja suatu hari ia akan kabur dari rumah ketika bertemu kucing jantan yang menurutnya tampan.

"She'll be back, soon ...," ucap Matt ragu.

Di sisi lain, Alsou yang merasa sangat lapar mencium aroma makanan kesukaannya. Ia memejamkan mata, mencari di mana aroma lezat itu berada hingga tanpa sadar dia pergi ke sudut ruangan tempat favoritnya di kamar Zac. Ada daging ikan di piring birunya. Dengan lincah Alsou segera menikmati daging ikan tersebut hingga benar-benar bersih.

Merasa haus, ia segera mengambil gelas air di meja samping tempat tidur Zac. Alsou segera meminumnya dan langsung berbaring di tempat tidur Zac, tempat di mana mereka selalu berbagi ranjang kecuali jika wanita berambut pirang dengan bibir seksi yang memuakan itu menginap di apartemen Zac.

Alsou mendengus kesal, ia tidak menyukai wanita itu karena jika si Pirang hadir maka perhatian Zac untuknya akan teralihkan. Selain itu, si Pirang tidak tahu cara memanjakan Alsou.

***

"Zac," bisik Matt, saat menemukam Alsou tertidur pulas di atas tempat tidur Zac. Terlihat sangat nyenyak, bahkan tidak menyadari kehadiran Matt dan Zac yang diam-diam menghampiri Alsou.

Zac kembali menegang seperti melihat sesuatu di tubuh Alsou. Segera ia menggosok matanya, memastikan bahwa apa yang dia lihat mungkin adalah suatu kesalahan. "Matt, apa kau melihatnya?"

"Ya, aku melihatnya ...." Matt meneguk salivanya, bagi Matt gadis ini terlalu imut sebagai seorang manusia. Dalam hati, ia merasa bersyukur karena dialah yang menyelamatkan gadis tersebut, sepertinya Matt tidak akan berniat untuk berpindah.

Pletak!

Zac memukul kepala Matt, mengerti apa yang sedang Matt pikirkan saat ini. Buru-buru Zac menghampiri Alsou dan membangunkannya. "Wake up Girl!" ucap Zac. Alsou terpaksa bangun dari tidurnya, menggosok mata dan menguap. Pemandangan ini membuat wajah Zac memerah, ia menggeleng dengan cepat mengembalikan akal sehatnya.

"Apa yang kau lakukan di sini?! Bukannya tadi ...."

Alsou memeluk Zac erat, ia menangis dan berbisik tepat di telinga Zac, "Jangan mengusirku, aku ketakutan, aku tidak punya rumah lain."

Matt menatap bingung melihat pemandangan yang tersaji di hadapannya. Gadis itu terlihat sangat dekat dengan Zac dan setelah melihat dengan jeli ia baru menyadari bahwa pakaian yang digunakan gadis ini adalah kemeja milik Zac.

"Hai, tunggu ... sebenarnya ada apa ini? Apa kalian saling berhubungan? Dan ... baju itu adalah milikmu, bukan?" Matt menatap Zac dengan tatapan penuh selidik.

Sebelum Matt berpikir lebih jauh akhirnya Zac melepaskan pelukan Alsou dan mendorong Matt untuk segera keluar dari apartemennya. "Kita akan bicara tentang hal ini besok," kata Zac sambil berusaha menutup pintu, tetapi Matt masih menahannya karena masih membutuhkan penjelasan.

"Kau sudah memiliki wanita sebagi pengganti Lousiana? Aku tidak menyangka akan secepat ini, wajah memang selalu bisa menipu." Matt mengusap wajahnya lalu tersenyum nakal menatap Zac.

"Matt, stop! Aku tanyakan sekali lagi, apa kau tidak melihat hal aneh pada gadis itu?" Zac berbisik dan masih berusaha menahan Matt agar tidak masuk kembali ke apartemennya.

"Tidak, dia imut. Aku bahkan terpesona dengannya. Kau beruntung, jangan khawatir aku akan pergi dan kau ...." Matt menaikan sebelah alisnya. "Bersenang-senanglah," katanya sambil menepuk pundak Zac lalu pergi meninggalkan apartemen.

Zac mengembuskan napas kasar, menutup pintu, dan melihat isi rumah yang berantakan akibat mencari Alsou kucing kesayangannya. Ia kembali masuk ke dalam kamar dan kembali melihat gadis aneh itu duduk di sudut kamar tempat biasa Alsou menunggunya.

Sambil menarik kursi, Zac duduk menghadap gadis itu. Seketika, ia merasa bertanggung jawab dengan gadis ini karena sepertinya dia adalah seorang tunawisma. Bahkan setelah Zac mengusirnya tadi pagi, Zac tidak menemukan sedikit pun barang milik gadis yang duduk di hadapannya.

"Ceritakan siapa dirimu sebelum aku memberikan pertanyaan untukmu," ucap Zac berusaha membuat wajahnya terlihat mengintimidasi, walaupun sesungguhnya ekspresi tersebut tidak cocok dengan wajah Zac yang selalu ramah.

Gadis itu terdiam, hanya menatap Zac. Namun, beberapa saat sesuatu membuat Zac kembali terkejut bahkan membuat ia harus membuka mulutnya menjadi huruf O.



_________

Hai, terima kasih sudah mampir di mari, jangan lupa mampir ke lapak aku yang lain ya. Salah satunya yang sedang on going, well gua banting stir ke romance, ditunggu reaksi kalian di sana ya.

Blurb:

Hari itu akan menjadi jeritan terakhirnya.
Hari itu akan menjadi air mata terakhirnya.
Hari itu akan membuktikan bahwa emosinya telah menghilang.
Seiring dengan luka di tubuh dan hati yang tak kunjung usai.

"If I show you my dark side, will you still hold me?"

______
*Up setiap hari

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top