Chapter 18
Berhari-hari di dalam sel sempit dan pengap membuat Zac merasa begitu lemah karena kurang nutrisi dan sinar matahari. Ia tidak terbiasa tinggal di tempat seperti ini serta mendapat makanan yang tidak layak. Yeah, tidak layak—mereka memberi pemuda itu makanan anjing. Namun, Zac tidak memiliki pilihan lain, selain menikmatinya dalam keadaan terpaksa.
Ia tidak ingin kelaparan dan membusuk di tempat ini.
Musim dingin begitu menusuk kulit hingga ke sum-sum tulang, membuatnya berkali-kali menggigil kedinginan, suara teriakan dari sudut ruangan pun turut membuat Zac khawatir jika pemilik suara itu adalah Alsou.
Zac berharap apa yang ada di pikirannya adalah salah.
"Apa aku akan membusuk di tempat seperti ini?" bisik Zac, terdengar frustrasi. Ia menyandarkan kepala di dinding yang kusam dan dingin. Saat ini dia tidak tahu malam dan siang, Zac hanya mengetahui berapa hari dirinya mendekam di tempat ini, serta kapan mereka memberikan makanan.
"Alsou ... kuharap kau baik-baik saja. Ini konyol berharap kau datang untuk menolongku." Zac tertawa miris, menertawakan dirinya yang lemah, tidak bisa menjaga peliharaannya dengan baik dan menertawakan jika perkataan pria bernama Tendo itu adalah suatu kebenaran.
"Jangan datang dan melihatku seperti ini. Ini ... memalukan, tetapi ...." Zac mengernyit seakan berpikir mengenai hal aneh yang selalu ia rasakan selama berada di sini.
Zac selalu mendapatkan sebuah bisikan yang entah dia sendiri tidak bisa membedakan antara nyata atau hanya berupa ilusi.
Bisikan dengan kata-kata yang sama. Samar, tetapi bisa terdengar begitu jelas. Jauh, tetapi seperti dekat. Seakan seseorang membisikannya tepat di telinga pemuda itu.
Zac mengembuskan napas berat. "Tetapi jika bisikan itu benar, maka aku akan berusaha untuk tetap bertahan dengan makanan anjing dan segelas air perhari."
Bukan kau yang akan menolong, tetapi aku yang akan datang padamu. Zac memeluk dirinya, menyembunyikan tubuh yang kembali menggigil akibat dingin.
Teng teng teng!
Suara pukulan dari jeruji besi kembali terdengar untuk yang kesekian kalinya dan Zac siap untuk kembali mendengar suara teriakan dari tawanan lain. Ia memejamkan mata, berusaha agar terlihat baik-baik saja karena menurut Zac selalu ada kemungkinan jika teriakan itu juga akan terjadi padanya.
"Zac, bertahanlah. Semua akan baik-baik saja."
Pemuda itu membuka mata setelah merasakan sebuah kecupan di keningnya dan itu dari Alsou—ia melihatnya dalam mata yang terpejam serta merasakan kehadirannya.
"Konyol, ini hanya ilusi."
"Apa kau sudah mulai tidak waras, anak muda?" Tiba-tiba Tendo berdiri di depan jeruji besi dan sebuah pisau lipat terlihat begitu anggun bermain di tangan kanannya. "Terlalu lama untuk menunggu peliharaanmu datang."
Krieett.
Keringat dingin membanjiri tubuh Zac, seiring ketika Tendo masuk ke dalam penjara tersebut.
***
Alsou kembali ke rumah Zac dalam keadaan lusuh, aura wajahnya sedikit berubah, tampak lebih kuat dan kelelahan karena selama bersama Iwayana telah banyak menguras tenaganya.
"Alsou chan!" Rika berlari keluar rumah dan memeluk gadis itu. Alsou tidak membalas dan hanya menatap ke arah pria bergaya gothic yang dulu menjadi tetangga baru Zac di apartemen serta seseorang di balik keberadaan Alsou di sini.
Seseorang yang telah membuat Zac dan Alsou berpisah.
David, dia bukan manusia biasa. Hanya dia yang bisa membawaku untuk menyelamatkan Zac, tetapi ....
"Alsou, apa Zac ...." Suara seorang wanita paruh baya terdengar dari balik punggung David. Matanya terlihat sembab, bibirnya bergetar.
Alsou melepaskan pelukan Rika lalu memeluk Laura—mama Zac—Alsou merasa bersalah karena telah membuat Zac seperti ini. Sungguh, ia lebih marah pada ibunya sebab jika Iwayana tidak mengambil ingatan, separuh kekuatan, dan mengubahnya menjadi seekor kucing, semua ini tidak akan terjadi.
Lebih baik mati dengan segera sebagai Nekomata, daripada terselamatkan. Namun, membuat orang yang berarti masuk ke dalam ambang kematian.
"Gomenasai Furukawa san," bisik Alsou dalam pelukan Laura. Ia bisa merasakan tatapan David yang berada di sampingnya—tatapan ketakutan. "Aku akan membantu kalian untuk menemukan Zac."
"Tidak, Alsou. Err ... maaf, tapi kau bahkan tidak tahu Jepang." David memasang wajah khawatir.
Alsou tersenyum tipis, menatap ke arah David. "Ingatanku kembali setelah mendapat benturan keras dari seseorang," ucap Alsou dengan nada menyindir.
Gadis ini sudah bukan gadis polos. Dia ... kembali. Sial! batin David dari balik senyuman ramahnya. "A-aku akan menemani Alsou untuk mencari Zac. Rika chan lebih baik kau menemani obasan sambil menunggu ossan kembali." David menundukkan punggungnya.
"Wait, Alsou ... do you speaking Japan?" Rika tampak terkejut, ketika menyadari bahwa baru saja Alsou berbicara dengan menggunakan bahasa Jepang.
Alsou mengangguk, memiringkan kepala lalu tersenyum. "Seorang wanita yang merawatku beberapa hari yang lalu, dia membantuku untuk mengingat banyak hal tentang masa laluku." Alsou menatap ke dalam rumah Zac kemudian memberikan sesuatu untuk Laura, sebuah jimat berwarna merah berukuran sedang.
Melihat benda yang diberikan Alsou berhasil membuat David tampak ketakutan.
Kita akan selesaikan semuanya sekarang, tetapi jangan libatkan keluarga tuanku.
Alsou menatap David dengan tatapan tajam. Ia tahu bahwa David adalah pria yang pernah membuatnya ketakutan ketika berada di apartemen Zac dan seorang pria yang membuatnya merasa hangat ketika Zac marah padanya, serta merubah Alsou kembali menjadi seekor kucing hingga akhirnya kembali bertemu dengan Zac.
Akan tetapi, David juga merupakan aktor dibalik penyerangan beberapa malam yang lalu.
Kau menipuku dan mereka dengan dandananmu. Alsou masih menatap David dan pemuda itu hanya bisa meneguk salivanya. "Rika chan, tolong jaga obasan dengan baik. Aku dan David akan pergi. Bibi ... Zac akan baik-baik saja."
"Aku mengkhawatirkan kalian berdua," bisik Laura, sambil kembali memeluk Alsou.
***
Iwayana berlari dengan tubuh kucingnya, menembus butiran salju, ia harus segera menemui pria licik itu sebelum hal buruk terjadi pada Zac. Yeah, dia telah terlalu lama mengulur waktu dan membuat pemuda yang diam-diam membuat putrinya jatuh cinta dalam keadaan berbahaya, meskipun Alsou belum menyadarinya.
Mereka dari dunia yang berbeda, tetapi Tuhan telah memberikan takdir lain.
Krak!
Kucing Iwayana berdiri, mengamati di atas ranting pohon tidak jauh dari rumah berukuran besar. Ia bisa melihat musuhnya sedang memainkan pisau lipat, sambil sesekali bersiul, tetapi satu hal yang menarik perhatian Iwayana.
"Astaga, tidak! Pemuda itu—"
Iwayana menegang hingga tidak sanggup melanjutkan kalimatnya. Apa yang ia lihat telah membuatnya tertegun dan merasa bersalah.
"Alsou, maafkan aku."
Iwayana segera berbalik dan berusaha menerobos pagar rumah milik Tendo. Pria itu bodoh karena tidak meletakkan pengawal untuk menjaga rumahnya, yeah, tentu saja karena dia tidak membutuhkannya.
"Kau sangat tidak sopan karena masuk tanpa permisi, Iwayana san."
Bergidik, Iwayana mengetahui dengan jelas siapa pemilik suara ini dan tentu saja dia bisa menyadari bahwa sosok di belakangnya tidak sendiri.
"Kau—" bisik Iwayana, ia meneguk gumpalan di dalam kerongkongannya, tidak berani menoleh ke belakang, sadar bahwa dirinya teralu meremehkan seseorang yang akan dia hadapi.
"Lama tidak bertemu."
________________
Semoga terhibur, dari saya yang lagi sakit leher akibat salah tidur.
Salam, sapa, manjah 😘😘
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top