Xiah

" Saat seseorang merasa sedih dan yang lain bisa menemani saya menangis, tidakkah itu berarti orang-orang juga berbagi sakit yang mereka rasakan? Sangat sulit bagi yang lain untuk memahami sakit serta kesedihan setiap orang... Sepertinya mustahil membagi sakit itu, tapi karena kami pernah memiliki perasaan yang sama, sakitnya berkurang setengah setelah itu. Saya tak tahu apa yang berada di depan saya, tapi saya tahu siapakah yang merekomendasikan saya untuk melalui jalur ini, dan itu bagus."

Pada sebuah acara di Jepang, Junsu menampilkan sisi dirinya yang lucu. Tentu saja dalam sekejap dia menjadi bahan pembicaraan semua orang yang ada disana. "Menghadiri salah satu acara televisi di Jepang tanpa didampingi seorang penerjemah merupakan hal yang tidak mudah. Kamu malah bisa melucu dengan mempermainkan bahasa. Sebenarnya kemampuan bahasa Jepangmu sampai dimana?" Wajah Junsu pun berubah menjadi aneh, lantas ia berkata, "Biasa-biasa saja. Pokoknya sampai level dimana orang-orang bisa mengerti ucapan saya saja."

Junsu merasa sungkan dan menutupi wajahnya. "Kalau ingin lebih mendekati fans Jepang, saya rasa masalah bahasa itu merupakan hal yang terpenting. Selain itu, saat kami menjalankan promosi terhadap kualitas karya film atau saat menghadiri acara televisi itu, kami rasa menggunakan jasa penerjemah tidak terlalu praktis saat kami berinteraksi dengan para fans."

Sebagai salah satu anggota TVXQ, dia mengungkapkan, "Mungkin karena gaya musik Jepang dan Korea itu berbeda. Lagu-lagu gaya J-POP menjadi lagu yang paling tren di Jepang untuk saat ini. Namun TVXQ sanggup menyanyikan lagu-lagu cinta yang lembut atau lagu-lagu dance."

TVXQ memilih melanjutkan karirnya di Jepang. Saat itu mereka belum menjadi bintang Asia, mereka masih menjadi artis pendatang baru yang memulai karir di Jepang. Mereka juga bersaing ketat dengan penyanyi-penyanyi Jepang yang sudah terkenal hebat. "Sebagai orang Korea, seberapa besar pengaruh bahasa terhadap perkembangan TVXQ di Jepang saat itu?" Junsu pun menjawab, "Saat kami menghadiri berbagai acara di televisi, pengaruh bahasa terasa jauh lebih besar daripada yang kamu bayangkan. Dua tahun yang lalu, saat kami baru saja memasuki panggung musik Jepang, perusahaan kami secara khusus mencarikan seorang guru les untuk kami. Kami sempat belajar bahasa Jepang selama empat bulan. Namun pada saat itu kami seringkali bolak-balik ke Korea dan Jepang, makanya kami menjadi sulit belajar bahasa Jepang secara teratur dan konstan. Kemudian, karena dalam jangka waktu satu tahun itu kami harus tinggal di Korea selama setengah tahun, akhirnya demi berlatih bahasa Jepang, kami menggunakan percakapan bahasa Jepang. Selain itu, dengan mengikuti berbagai acara televisi, kemampuan bahasa Jepang kami mengalami peningkatan yang cukup besar. Menurut peraturan, kami dan para kru hanya boleh berbicara dengan menggunakan bahasa Jepang, makanya kemampuan bahasa Jepang kami menjadi semakin pesat."

Karena Junsu hanya mempelajari bahasa Jepang selama empat bulan dan sudah sampai di level yang seperti ini, banyak orang memujinya. Dengan rendah hati Junsu berkata, "Tidak hanya saya, semua anggota TVXQ juga belajar seperti itu. Menurutku, belajar bahasa Jepang itu sederhana. Tata bahasa Jepang dan Korea tidak jauh berbeda. Makanya berapa banyak kata-kata sederhana yang kamu ketahui itu juga bisa menentukan tinggi rendahnya level bahasa Jepangmu. Changmin selalu serius mempelajari bahasa Jepang, makanya level bahasa Jepangnya menjadi yang paling baik diantara kami semua. Apalagi dia juga mengenal banyak perbendaharaan kata-kata yang kami sendiri tidak mengerti. Malah terkadang ada beberapa kata sederhana yang bahkan orang Jepangnya sendiri juga tidak mengerti. Dia termasuk bocah yang hebat!"

Di stasiun televisi Jepang, Junsu sangat disenangi oleh tim kru. Selain kemampuan bernyanyinya diakui oleh para pemusik, gaya humor Junsu yang khas itu juga disukai semua orang. Nampaknya Junsu yang memiliki banyak bakat itu juga ikut mempengaruhi ketenaran TVXQ di Jepang.