18.
Ryu membawa masuk Jiyo dan memberinya segelas minum. Ryo yang melihatnya jadi khawatir.
"Kenapa Ryu? "Tanya Ryo pada Ryu tapi saat Ryu hendak ngomong yang sejujurnya Jiyo menahannya dan meminta Ryu untuk berbohong saja.
"Gara gara sikunyuk Daehan, appa jadi lelah. "Ryu melemparkan kesalahan pada Daehan yang masih tidur. Dia kesal dia tak ingin diam dan ingin sekali memukul Kean atau Sean sekaligus. Tapi appanya melarangnya. Tak perlu ada pertumpahan darah dalsm kehidupan percintaan.
"Ryu, gak boleh ngomong kasar. Biarkan appa istirahat kalau begitu." Ryo kini meminta Jiyonya istirahat. Dengan sengaja Ryo menepuk kasur disampingnya agar Jiyo tidur didekatnya. Dan kini Jiyo pergi kearah Ryo dan baringan disamping Ryo. Karena terlalu lelah akan kehidupan ini dan lelah lari dari Kean, Jiyopun akhirnya tertidur.
"Ryu janji akan bahagiain appa. "Guman Ryu dalam hati dan kini keluar kembali dari kamar rawat papahnya. Dia mau jadi herder biar Kean tak masuk. Appanya sudah tertidur dan Ryu gak mau Kean membuat Appanya bangun lagi karena berisik.
"Siapa yang sakit? "Nyatanya benar Kean masih menunggu diluar.
"Om pergi saja ya, jangan bikin susah appa. "Ryu mencoba mengusir Kean pergi dengan sabar dan dengan nada yang paling rendah. Tapi Kean masih bebal.
"Siapa yang sakit?" Tanya Kean lagi.
"Ryu bilang om pergi saja! " Ryu mulai kasar lagi tapi nadanya dia pelankan takut appanya mendengar. Lantas Ryu menatap Sean dengan nyalang. Meminta untuk membawa papahnya pergi.
"Pah, Sean lapar." Sean merengek dan meminta papahnya untuk pergi bersamanya. Dia kena infeksi lambung jadi tidak boleh terlambat makan.
"Ryu ingin makan juga! 'Tawar Kean. Kean mencoba sebisa mungkin untuk mendekati Ryu.
"Tidak, terimakasih" Lalu Ryu pergi masuk kembali kedalam kamar papahnya setelah memastikan Kean dan Sean pergi jauh.
.......
Srekkkkk
Dengan pelan Ryu masuk kedalam kamar rawat papahya, disana terlihat Jiyo meringkuk disamping Ryo dan tertidur. Jiyo terlihat benar benar lelah.
"Siapa yang diluar? "Tanya Ryo memastikan. Dirinya mendengar seperti suara Kean.
"Kean datang? "Celetuk Ryu kesal.
"Om Kean maksud Ryu. " Ryo mengajarkan Ryu untuk lebih sopan. Membenci orang itu tidak boleh bray.
"Papah tahu? " Tiba tiba Ryu syok. Nyatanya papahnya tahu tapi pura pura tak tahu.
"Tentu, tapi lebih baik diam sayang. Appa akan terbebani. Appa sudah begitu banyak menderita untuk melupakannya. " Jelas Ryo. Dan meminta Ryu untuk tak membahasnya kembali.
"Memang dia pantas dilupakan! " Ryu ketus. Dan kini menggoda adiknya yang tidur.
'Sayang, tidak boleh begitu. Mereka saling mencintai, kalau saat itu tak ada Daehan mungkin mereka bisa bersatu. Papah yang jadi penghalang mereka, buktinya cinta sejati membuat mereka bertemu kembali. " Ucap Ryo yang bikin Ryu kesal. Kenapa papahnya begitu rela Appanya kembali pada Kean.
"Pah, Ryu taj percaya cinta sejati. " Ryu menatap Ryo.
"Ryu." Ryo menegaskan.
"Cinta sejati itu bikin appa terluka." Balas Ryu.
Ryu tahu setelah Jiyo bertemu dengan Kean dia pasti tiba tiba rapuh kembali. Walau berusaha keras diapun akab tetap rapuh.
"Sudah waktunya mereka bersama sayang, Ryu harus lebih dewasa untuk menangani cinta" Jelas Ryo.
Memang cinta itu ruwet, rumit, jelimet untuk dipahami dengan campuran ilmu matematika.
"Papah cinta kan sama appa, kenapa papah merelakan cinta papah. Ryu tak suka" Ryu tak suka papahnya jadi begini. Ryu maunya papahnya kuat dan tak mrmbiarkan Kean merebut appany.
"Cinta itu bahagia saat melihat pasangan kita bahagia." Ryo tersenyum kearah Ryu. Bohong banget itu, batin Ryu. Ryu percaya karena ketidakberdayaan papahnya beliau jadi lemah.
Berdaya, yaps ketidakberdayaan bukan satu satunya jawaban untuk kita lemah akan perjuangan cinta. Berjuang......
"Papah terlalu naif. " Ryu tak percaya papahnya jadi selemah ini.
"Ryu." Ryo tak suka Ryunya jadi jahat.
"Papah harus jagain appa terus, bahagiain appa. " Ryu menatap papahnya serius, bukan waktunya untuk menyerah.
"Ryu, lihat keadaan papah! " Ryo ingin Ryunya menghadapi kenyataan.
Dan saat Ryo bicara dengan nada tinggi Jiyonya mulai menggeser tubuhnya. Sepertinya dia kedinginan.
"Ryu ambilkan selimut untuk appa! ' Perintah Ryo.
"Iya" Ryu lalu pergi untuk mengambil selimut.
.......
"Maafin papah terlalu keras" Ryo meminta maaf karena sudah kasar tadi.
"Papah tidak salah." Ryu diam kembali.
"Jadi Ryu harus tetap percaya akan cinta sejati itu ada. "Ryo meminta Ryu agar percaya cinta. Ryo takut karna kejadian ini Ryunya jadi tak percaya cinta.
"Iya, Ryu mengerti. " Ryu mengangguk paham.
Ryu kini duduk disamping Daehan. Dan membenarkan selimut Daehan yang berantakan. Dan meletakkan kepala Daehan dipangkuannya agar Daehan merasa nyaman.
"Kakak, kalau cinta sejati itu ada. Daehan ingin kakak."Guman Daehan dalam pejaman matanya. Nyatanya Daehan menyukai Ryu. Dan dia masih pura pura tidur.
........
Diperjalanan pulang.
"Pah, kalau papah mencintai appa Ryu kenapa papah diam. Kejar dan bawa kembali pah. Kita sudah jauh jauh kesini untuk itu kan? " Sean mengingatkan papahnya, nyatanya ada misi terselubung.
"Papah takut." Ucap Kean menatap mata Sean, lalu fokus kearah jalanan kembali.
"Takut? " Sean kebingungan.
"Papah takut menyakiti Jiyo lagi. "Kean kini menempelkan tangannya ke mulutnya, dia tengah berfikir keras.
"Papah akan membahagiakan appa Ryu. Cinta sejati itu ada." Sean seperti cupit yang menggebu gebu, dia kebanyakan baca novel berbau cinta jadi otaknya kini tengah penuh dengan adegan romantis dan kisah romantis.
"Tapi keadaanya tidak mendukung Sean. Semuanya tak bisa dikatakan mudah. Jiyo terlalu banyak menderita" Kean sudah berulang kali membuat Jiyo susah. Tapi tetap saja ingin kembali dan kini keraguannya muncul dan dia mulai kebingungan.
"Datang dan buat om Jiyo bahagia. Dia kesulitan pah." Nyatanya Sean tahu kegiatan Jiyo akhir akhir ini yang sibuk banting tulang untuk biaya rumahsakit dan biaya sekolah kedua puteranya yang mahal.
"Kesulitan?."Kean merasa kecolongan.
"Om Ryo sakit kanker pankreas sudah mencapai stadium akhir. Dokter sudah tidak bisa membantu. Om Jiyo setiap hari bekerja untuk biaya Ryu dan Daehan serta rumahsakit. Dan sekarang Ryu mengembalikan kupon makan siangnya dia sudah tak pernah makan siag lagi dikantin. " Sean tahu detailnya dengan Ryu mengembalikan kuponnya Jiyo tak akan membayar biaya makan siang bulanan.
" Jiyo, sesulit itukah?. "Guman kean dalam hati.
"Tapi Jiyo tak akan pernah menerima bantuanku. " Kean pasrah
"Pah" Sean menyemangati.
"Kesalahan papah tak pernah bisa dimaafkan, papah meninggalkannya. Dan itu tak hanya sekali. " Kean merutuki ketidakadilannya dimasa lalu.
Tapi Sean percaya cinta sejati itu ada.
"Papah ini waktunya memenangkan hati om Jiyonya kembali." Sean terus jadi cupit.
"Ya ampun ternyata putra papah dewasa juga. Sudah punya pacar? " Gelitik Kean tiba tiba pada putranya.
"Geli pah, Sean kini sudah dewasa" Sean berusaha menghindar.
"Hmmmm, Nanti sepulang dari Thailand bawakan teh herbal. Berikan pada Ryu!" Perintah Kean.
"Siap boss" Sean hormat ala prajurit.
Sean tahu teh herbal yang dimaksud Kean. Disana ada toko obat yang menjual teh herbal untuk menambah stamina dan daya tahan tubuh. Itu sangat membantu Jiyo nantinya.
Tbc
Maaf typo
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top