JALAN SPESIAL: TAHUN BARU BERBAGAI MACAM

Beberapa info di cerita ini, aku dapatkan di internet dan tahu dari anime, bukan dari pengalaman sendiri. Jadi, maaf kalau ada beberapa yang kurang tepat. Kecuali yang biasa dilakukan di Indonesia, itu pengalaman aku sendiri. Selamat membaca.

#######################################################################

Di pagi hari, tepatnya di sebuah ruang makan penginapan. Likyter dan keenam gadis party­-nya sedang duduk menunggu sarapan mereka tiba. Selain itu, suasana di sini cukup ramai sekali dengan beberapa penghuni penginapan yang ingin sarapan juga.

"Syukurlah kalian baik-baik saja," syukur Haru.

"Pantas saja kalian tidak kembali ke penginapan, ternyata kalian tiba-tiba dikirim ke dunia lain dan harus mengalahkan musuh lama Likyter," ucap Vanili.

"Memangnya kau ini punya berapa musuh, Likyter?" tanya Tiana.

"Ku-Kurasa lebih dari satu... heheheh," jawab Likyter.

"Ternyata Liky selain populer di kalangan perempuan, kau juga populer di kalangan penjahat," ucap Elyna.

"Aku rasa itu bukan hal harus dibanggakan..."

"Tuan, kami benar-benar mencemaskan kalian berdua," ucap Veronica. "Padahal kupikir Tuan dan nona Mio sedang melakukan 'itu' tanpa henti-henti karena kenikmatan."

Tentu mendengar itu wajah Likyter memerah padam. "Ka-Kami tidak melakukan itu!!" bantah Likyter.

"Mio, apa Likyter melakukan hal-hal yang tidak senonoh kepadamu saat kau terjebak di dunia lain?"

"Tiana, kau tidak mendengarku!!"

"Tenang saja, Tiana-chan. Liky-kun menjagaku dengan baik, bahkan dia selalu melindungiku," balas Mio dengan nada lembut ditambah senyuman manis.

Kemudian sarapan mereka datang diantar oleh pelayan. Mereka menikmati sarapan yang masih hangat dengan lahap. Setelah selesai sarapan, mereka masih tetap duduk diam.

"Oh iya, malam nanti ada festival tahun baru," ucap Vanili.

"Hmm... ngomong-ngomong tentang tahun baru. Dulu setiap negara merayakan tahun baru berbeda-beda. Kalau Haru dan Mio, seperti apa perayaan tahun baru kalian?" tanya Tiana.

"Di negara kami dulu, perayaan tahun baru diperingati dengan memukul gonte seratus delapan kali. Di rumah-rumah memakai dekorasi tahun baru, sebelum tahun baru. Membuat kue mochi secara tradisional atau biasa disebut 'mochitsuki'," balas Haru.

"Ada festival dengan beberapa stan makanan dan lainnya. Kami memakai yukata ke kuil, berdoa dan melihat nasib kita di tahun baru. Yang paling menyenangkan, kami melihat matahari terbit pertama di tahun baru," sambung Mio.

"Kalau Vanili dan Elyna?"

"Sebelum tahun baru, tepatnya semenit sebelum tahun baru, kami melihat bola raksasa yang biasa disebut 'big apple' diturunkan. Bola itu dihiasi dengan lampu-lampu. Hal itu dilakukan sebagai tanda tahun baru tiba," balas Vanili.

"Selain itu, kami mengadakan parade yang meriah sekali. Bahkan, kami semua bersenang-senang di malam tahun baru itu. Dan ada tradisi yang unik, saat jam tepat menunjukkan pukul tengah malam setiap 'pasangan saling memeluk dan mengucapkan 'selamat tahun baru'," sambung Elyna.

"Kalau Likyter-san dan Tiana-san?" tanya Haru.

"Seingatku, biasanya di malam tahun baru kami meniup terompet keras-keras," jawab Tiana. "Selain itu kami menyalakan petasan yang menghiasi langit malam."

"Ditambah, biasanya kami membakar makanan di malam hari dan makan bersama keluarga sambil melihat malam tahun baru dihiasi petasan," sambung Likyter.

"Kalau Vero-chan?" tanya Mio.

"A-Aku tidak pernah memperingati tahun baru, karena aku roh," jawab Veronica.

"Ma-Maaf... aku lupa..."

"Ti-Tidak apa-apa, nona Mio. Kau tidak perlu meminta maaf."

"Berarti, nanti malam adalah pertama kalinya kau menikmati tahun baru," ucap Vanili.

"Kau pasti akan menikmatinya, karena itu sangat menyenangkan," ucap Tiana.

"Kita akan bersenang-senang bersama, Vero-chan," ucap Haru.

"Menurutmu, di antara tradisi kami, mana yang paling menyenangkan? Kau suka yang mana?" tanya Elyna.

"Bagiku, semuanya terdengar menyenangkan," balas Veronica.

"Yosh, diputuskan. Kita akan melakukan sebagian seperti yang kita lakukan di tahun baru," ucap Likyter.

"Kalau begitu, kita pergi membeli yukata, Vero-chan," ajak Mio.

"Iya."

***

Malam hari pun tiba. Likyter sedang menunggu kedatangan keenam gadis yang akan bersama dengannya memasuki festival tahun baru. Dia sekarang sedang di depan gerbang kuil. Likyter sudah cukup lama menunggu mereka.

Setelah menunggu beberapa menit, datanglah mereka berenam. Mio memakai yukata panjang warna biru cerah. Elyna memakai yukata pendek sampai sedikit di atas lutut warna merah muda. Tiana memakai yukata pendek sampai sedikit di atas lutut warna biru. Vanili memakai yukata putih panjang. Haru memakai yukata hijau panjang. Veronica memakai yukata hitam pendek sedikit di atas lutut. Melihat itu, Likyter terpesona oleh penampilan mereka.

"Liky, bagaimana menurutmu dengan penampilan kami?" tanya Elyna.

"Kalian terlihat sangat cantik sekali. Cocok sekali dengan kalian," balas Likyter. "Kalau begitu, ayo kita pergi."

Wajah mereka merona merah, karena senang dengan pujian dari Likyter. Mereka pun mengikuti Likyter dari belakang memasuki festival di kuil ini. Banyak sekali stan-stan yang berdiri dan orang-orang berlalu-lalang.

"Hmm... Sedikit susah berjalan dengan yukata ternyata," ucap Vanili.

"Padahal tadi aku menyarankan yang pendek, tapi kau tetap mau yang panjang," balas Tiana.

"Bagaimana denganmu, Vero-chan, apa kau nyaman memakai yukata-mu?" tanya Haru.

"Cukup nyaman. Ini pertama kalinya aku memakai yukata, dan ternyata bagus sekali," jawab Veronica.

"Liky-kun... ano... boleh aku pegang tanganmu?" tanya Mio.

"Bo-Boleh..." jawab Likyter.

Perlahan tangan mereka berdua saling mendekat, jari mereka tak henti-hentinya gemetar. Mereka terlihat sangat gugup sekali, padahal mereka sudah pernah pegangan tangan, tapi seperti pertama kali mereka mau melakukannya.

"Ah, apakah itu tempat untuk melihat nasib kita?" tanya Elyna tiba-tiba.

Akibat itu, Likyter dan Mio tidak jadi untuk saling memegang tangan dan melihat ke arah yang ditunjuk Elyna. "Ah, iya, di sana kita bisa mengambil lidi tentang nasib kita di tahun baru. Tentang pekerjaan, asrama, dan keberuntungan lainnya," ucap Mio.

"Tapi, ada kalanya kita kurang beruntung," sambung Haru. "Kalau itu terjadi, biasanya kami mengikat kertasnya di pagar halaman kuil untuk menghilangkan ketidak beruntungan itu."

"Oh, cukup menarik. Ayo kita pergi ke sana," ucap Vanili.

Setelah mendapatkan kertas yang memberitahukan nasib mereka, mereka membaca dengan baik-baik kertas nasib itu. Berbagai ekpersi yang berbeda-beda ditunjukkan oleh mereka.

"Sepertinya, aku tidak beruntung..." ucap Tiana.

"Aku juga sama..." ucap Elyna.

"Kalau aku cukup bagus," ucap Haru.

"Aku juga bagus," ucap Vanili.

"Aku sangat beruntung sekali," ucap Veronica.

"Veronica, tukarkan dengan punyaku," ucap Tiana.

"Tiana-san, mana bisa nasib ditukar begitu saja," balas Haru.

"Liky-kun, bagaimana dengan punyamu?" tanya Mio.

"Bagus. Kalau kau?"

"Sama."

"Kalau begitu, kalian berdua cepat ikat kertasnya," ucap Vanili kepada Tiana dan Elyna.

Setelah mereka berdua mengikat kertas itu, mereka melanjutkan menikmati festivalnya. Mereka berlima memutuskan untuk berpisah karena ingin membuat Likyter dan Mio berdua saja menikmati festival sekaligus kencan lagi.

"Oh iya, di mana yang lain?" tanya Likyter menyadari kelima temannya tiba-tiba hilang dari belakang.

"Be-Benar juga, di mana mereka...? Ayo kita cari mereka."

Likyter memegang lengan Mio untuk mencegahnya mencari mereka berlima. "Sudahlah, biarkan mereka. Mungkin mereka sedang mengunjungi stan-stan, jadi kita berdua saja menikmati festival ini."

"Ta-Tapi..."

Likyter mengenggam erat tangan Mio. "Mi-Mio... A-Aku ingin hanya kita berdua... Aku tahu ini sedikit tidak sopan kepada mereka, tapi aku merasa hanya ingin berdua denganmu..." ucap Likyter malu-malu.

"Ba-Baik... kalau itu yang Liky-kun mau..."

Mio pun mendekati Likyter dan memeluk lengannya. Mereka berdua melanjutkan perjalanan mereka, berjalan layaknya sepasang kekasih yang kasmaran.

***

*dor dor dor dor

Petasan meledak di langit malam tahun baru, menandakan awal di tahun yang baru dimulai. Suara terompet-terompet yang keras menghiasi malam tahun baru ini. Semua itu dinikmati oleh mereka di atas gedung yang sengaja mereka sewa. Selain itu, mereka juga sedang membakar makanan seperti sosis, jagung, barbaque dan marsmallow. Mereka sudah memakai pakaian biasa.

"Selamat tahun baru," ucap Likyter.

"Selamat tahun baru," ucap Mio.

"Kalian benar-benar terlihat serasi sekali."

Seketika Likyter dan Mio saling melepaskan pelukan, lalu memalingkan pandangan karena malu. "Ke-Kenapa aku harus melakukan ini...?" keluh Likyter kepada mereka berlima.

"Bukankah kau sendiri yang bilang akan melakukan yang pernah dilakukan kita di tahun baru? Nah, ini yang dilakukan sepasang kekasih di tempat kami saat tahun baru," ucap Vanili.

"Kau tidak perlu malu sampai segitunya, karena kalian kan sudah jadi pasangan," sambung Tiana.

"Padahal, seharusnya setelah berpelukan kalian berciuman," sambung Elyna.

Mendengar itu, Mio dan Likyter wajahnya semakin memerah padam. "Sudah-sudah, sebaiknya kita lanjutkan membakar makanan," ucap Haru supaya mereka bertiga tidak menggoda sepasang kekasih itu lebih lama lagi.

Mereka pun dengan semangat membakar makanan. Sedangkan Veronica berdiri melihat langit gelap di tahun baru ini. Sekarang tidak ada lagi petasan yang menyala, tapi suara ribut dari festival masih terdengar. Likyter yang melihat Veronica, berjalan mendekatinya.

"Veronica, bagaimana dengan malam tahun baru pertamamu?" tanya Likyter.

"Menyenangkan sekali, Tuan. Aku sangat suka sekali dengan petasan, mereka terlihat sangat indah sekali, walau berisik. Selain itu, saat di festival, aku menikmati beberapa permainan."

"Maaf, Veronica. Aku malah berduaan dengan Mio saat di festival."

"Tidak apa-apa, kami memang sengaja berpisah dengan Tuan dan nona Mio."

"Sudah kuduga. Terima kasih."

"Hei kalian berdua, makanan sudah siap," panggil Vanili.

"Baik." Likyter pun menghampiri mereka.

Sedangkan Veronica masih berdiri menatap langit. "Aku harap, aku bisa bersama dengan mereka, bersenang-senang bersama mereka, berpetualang bersama mereka sampai akhir hayatku. Kalau aku harus menghilang, aku harap, mereka tidak akan melupakanku dan aku tidak melupakan mereka."

"Veronica, cepat kemari, ada makanan kesukaanmu," panggil Likyter.

"Baik." Veronica punpergi menghampiri mereka.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top