Bagian 11. Bocah Aneh (Masa Lalu)
Past POV
6 tahun yang lalu.....
Hujan.
Hujan turun membasahi tubuh kecilnya.
Sendirian.
Hanya dia yang ada disana. Tanpa teman, sahabat dan keluarga.
Hanya dia.
"Bocah aneh!"
"HAHAHA.... Dasar bocah aneh!"
"Menjauhlah nanti kau akan terjangkit virus ANEHNYA. HAHAHAAH"
HAHAHAHAHHAHAHA
HAHAHAHAHAHAHAHA
HAHAHAHAHAHAHAHAHA
Author POV
Sekolah Dasar Pela 2. 07.25
Pagi yang dingin... Dan sepi.
Terlihat seorang bocah laki - laki berjalan di lorong sekolah 'sendirian'. Dia tidak benar - benar sendirian, karena ada 'mereka' di dekatnya.
Sesampainya di depan pintu kelas, bocah itu langsung disambut dengan jatuhnya ember penuh air yang di sambung dengan gelak tawa teman - temannya.
Tidak.... Mereka bukan temannya.
Alhasil, badan bocah itu basah akibat jatuhhan air tersebut.
Seorang bocah lain tapi lebih tinggi. Dia berhenti tempat di depan bocah rendah.
"Apa yang terjadi pada pakaianmu, bocah aneh?" tanyanya yang terlihat sedang menahan tawa.
Bocah berbadan rendah itu hanya diam sambil menundukkan kepalanya. Si bocah tinggi yang melihat itu memasang ekspresi kesal kemudian menyeringai.
"Hei Ikh, ada sesuatu di wajahmu?!"
"Hmm??"
Duag...
Bruk...
"HAHAHAHAHA!!!"
Hampir semua murid yang ada disana tertawa setelah si bocah tinggi memukul wajah bocah berbadan rendah sampai menghantam tempat sampah. Sebenarnya ada juga beberapa yang menatap kasihan, ada yang takut dan juga ada yang tidak peduli.
Bocah itu atau Ikh kecil bangkit, dan menghiraukan rasa sakit yang ada di wajahnya.
"Ikh, apa yang kau lakukan?" tanya seorang pria tua dengan nada marah.
Dia melihat Ikh yang 'menjatuhkan' tempat sampah.
"Saya tidak melakukannya, Pak.." jawab Ikh kecil membela dirinya.
Pria tua itu masuk ke dalam kelas dan menatap tajam seisi kelas.
"Apa benar yang dikatakan Ikh tadi?" tanyanya.
Salah satu murid mengangkat tangannya.
"Ikh berbohong pak..." sahut siswi perempuan dan si bocah tinggi yang memukul Ikh kecil hanya menunjukkan seringaian.
"Benar'kan teman - teman?"
""Ya""
Seisi kelas seperti guntur yang ingin menyambar. Mereka menjawab seperti irama nada lagu, walaupun ada yang tidak.
Ikh kecil hanya bisa diam setelah di tatap pria tua yang merupakan adalah Wali kelasnya sendiri.
"Ikh.." panggilnya marah sedangkan Ikh hanya menunduk.
Yang banyaklah, yang akan menang.
"Ikh, sudah berapa kali bapak katakan padamu untuk tidak membuat kekacauan. Apa kedua orangtuamu tidak mendidikmu?!?!" ceramah Wali kelas Ikh.
Menurut Ikh perkataan itu sangat sakit baginya.
Kenapa tidak?
'Bukan aku yang melakukannya!' batin Ikh berteriak.
Setelah itu, Ikh kecil di hukum membersihkan beberapa tempat sampah dan dihukum untuk tidak mengikuti pembelajaran.... Lagi.
Walaupun Ikh tidak belajar tapi dia masih bisa belajar dirumah.... Setidaknya begitu.
Jam pembelajaran telah selesai. Ikh memilih pergi ke perpustakaan.
Ikh ingin membeli makanan dan minuman tapi....
'Pergilah. Kau membuat daganganku tidak laku'
Mereka mengusirnya.
Ikh memasuki perpustakaan sembari mengingat perkataan kasar dari pedagang 'tadi'. Tidak ada tempat tenang selain perpustakaan.
Sudah 5tahun lebih Ikh pergi ke perpustakaan karena tidak ada tempat lain yang ingin 'menerimanya'.
Pada saat masuk, Ikh bertemu dengan beberapa siswa dan siswi tapi setelah itu tidak.
Karena mereka pergi.
Ikh kecil memiliki kelebihan, Yaitu dapat melihat roh - roh yang telah mati tapi akibat kelebihannya itulah Ikh di kucilkan.
Sendirian di balik bayangan.
"Apa yang dilakukan anak aneh itu disini?" sindir si bocah tinggi tadi.
Dia bersama dua temannya.
"Bos, sepertinya sudah aman..." beritahu si bocah gemuk.
"Ayo kita kerjain dia, bos!" ajak si bocah kurus.
Si bocah tinggi menunjukkan seringaiannya. Dia melempar sebuah botol minum yang tutupnya telah dibuka terlebih dulu.
Ikh berhasil menghindarinya tapi....
"Selamat Membersihkan~~~" kata si bocah tinggi dengan seringaian.
Dia dan kedua anak buahnya pergi dari perpustakaan meninggalkan Ikh dengan....
"Apa yang terjad----- ASTAGA IKH, APA YANG KAU LAKUKAN??!?" pertanyaannya berubah menjadi teriakan.
Penjaga perpustakaan itu teriak kepada Ikh setelah melihat tumpukan beberapa dokumen basah akibat sebuah botol air.
"B - Bukan saya yang melakukannya!!!" bela Ikh takut.
"Lalu siapa Ikh? Cuma hanya kau yang ada disini?!" tanyanya pasrah melihat tumpukan dokumen yang basah.
"Edith.. Edith yang melakukannya!!!"
"Jangan 'menuduh' temanmu, Ikh. Memang benar Edith dan teman - temannya keluar perpustakaan tadi tapi tidak mungkin siswa nomor 1 sekaligus anak kepala sekolah melakukan hal semacam ini. Astaga Ikh..." jelasnya panjang.
Tidak berselang lama Wali kelas Ikh datang dan terkejut melihat dokumen yang basah.
"Ikh, ikuti bapak!" perintah Wali kelas Ikh.
"T - Tapi... Bukan saya yang melakukannya!!!!"
Setelah itu Ikh di hukum membersihkan toilet, ditengah kegiatan Ikh datang Edith dengan kedua anak buahnya.
"Lihat! Siapa yang ada disini?!" katanya sambil menyeringai.
Kedua anak buah Edith berada dikedua sisinya sambil membawa ember penuh lumpur.
"Selamat bersih - bersih!"
Tag..
Lumpur itu mengenai tubuh Ikh dan mengotori sekitarnya.
"Berjuanglah.... Kawan!!!"
"HAHAHAHAHA!!!!!!""
Pekerjaan Ikh kembali bertambah, bukan hanya membersihkan toilet tapi juga dirinya.
Sudah 4jam Ikh berada disekolah. Ikh terpaksa tinggal sebentar di sekolah hanya untuk menghapus cat yang bertuliskan.
Anseal Ikh, Anak Yang Aneh
Jam 5 sore Ikh pulang sekolah. Disepanjang perjalanan pulang Ikh, Ikh diamati oleh sesosok roh wanita berpakaian putih dengan rambut hitamnya yang panjang.
"Anak Aneh!"
Ikh sudah jauh dari sekolah. Ikh berhenti disuatu toko. Ikh memandang sebuah roti bungkus yang tergeletak di depan toko, Ikh mendekat dan...
"P - Permisi..." seru Ikh pelan tapi dapat didengar.
Suara langkah kaki terdengar dari dalam dan seorang wanita tua keluar.
"Ya, mau beli ap---" pertanyaan terhenti setelah melihat Ikh.
Tatapan ramah tadi, seketika hilang digantikan dengan tatapan sinis. "Ada apa?" tanyanya kasar.
"S - Saya mau beli roti yang itu..." jawab Ikh yang menunjuk roti yang dia inginkan.
Penjual itu memutar bolanya malas, dia berjalan dan mengambil roti yang diinginkan oleh Ikh. Lalu dia melempar roti itu jatuh di depan Ikh.
"Kau bisa mengambilnya, sebagai imbalannya kau tidak boleh membeli disini lagi. Bisa bangkrut tokoku nanti jika ada yang tahu kau membeli makanan disini..." katanya tidak peduli perasaan Ikh saat ini.
Penjual itu masuk kembali ke dalam. Ikh mendekat ke toko dan meletakkan uang untuk membeli roti tadi.
Ikh pergi dari toko itu bersama roti yang dia 'beli'.
Ikh sampai ditempat yang sepi, ditempat itu ada tenda berlubang yang telah Ikh tempati selama 2minggu. Ikh 'diusir' dari tempat tinggalnya. Ikh 'diusir' oleh para warga yang tidak mengakui dirinya, jika Ikh tidak mau maka seluruh keluarganya-lah yang akan pergi.
"Rumah yang bagus..."
"Ah?! Kembalikan rotiku?!!"
Edith tiba - tiba datang dari belakang dan mengambil roti Ikh lalu melempar ke siswi perempuan yang bekerja sama dengan Edith.
"Tangkapan yang bagus, Siah..." puji Edith.
"Terimakasih Ed..." sahut Siah.
"K - Kembalikan rotiku!!" pinta Ikh yang berusaha mengambil rotinya.
Siah melempar roti itu ke Edith, dan Edith melempar roti itu ke Siah. Dan seterusnya sampai Ikh berhasil mendapatkan rotinya tapi....
"Bocah aneh..." hina Siah yang mendorong Ikh ke belakang menghantam tenda.
Ikh jatuh bersama tendanya seperti kayu yang menompang benda berat.
Edith dan Siah hanya bisa tertawa melihat Ikh lalu pergi meninggalkannya.
Ikh bangun membersihkan roti yang sedikit terkena debu. Ikh tidak menghiraukan luka lebam dan gores yang ada disekujur badannya.
Ikh 'menjatuhkan' airmatanya setelah memakan sedikit bagian roti itu.
Rasa coklat.
Enak.
Dan manis.
Sebenarnya Ikh memiliki cukup uang untuk membeli makanan tapi dia harus membelinya kemana? Tidak ada yang mau menjualkan dagangan mereka.
Makanan pertama dalam 2minggu terakhir Ikh.... Roti rasa coklat.
Sebutan Bocah Aneh yang melekat pada diri Ikh, membuat Ikh sengsara.
Menurut Ikh ini lebih parah dari penjara.... Ini Neraka.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top