Oneshoot - Miya !
*ini murni oneshoot.
Pemuda bersurai hitam itu menarik seorang gadis dari toko mainan- tidak. Toko idamannya para wibu. Sambil berdecak pelan lalu menyeret gadis itu tanpa ampun.
"Miyaaaa! Ih tolol bat. Itu cokk- action figure nya mafu mafuu!! Aaaaaaaaaahh."
Rengek gadis itu. Miya tak mendengarkan hanya menyeret gadis itu menuju bangku taman. Lalu menyuruhnya duduk disana.
"Duduk."
"Huhu mafu mafuuu~ itu action figure yang terakhir hueee!!" Gadis itu mulai menangis. Mengusap air matanya perlahan lalu menenggelamkan diri di kedua kakinya.
Pasalnya, itu action figure limited yang uculnya tiada tara. Dan gadis itu ingin membelinya untuk koleksi di kamarnya yang berisi penuh dengan barang barang perwibuan.
Dia bucin mafu mafu sih.
Sedikit rasa bersalah menjalar di diri Miya. Lalu duduk san mengusap pucuk rambut nya. "Jangan nangis gitu ih, cengeng bat."
"Lu jahat si huee!"
"Iyadah iya. Yok, mau eskrim ga?"
Dia mengangguk cepat. Namun wajahnya masih ditekuk sedih, berjalan lambat ke toko eskrim di dekat sana.
Setengah jalan mendekati toko, tiba tiba dia berhenti. Lalu berteriak.
"KYAAAAAA! BARU DIOMONGIN UDAH POST VID BARU YAHAHAH! MIYA MIYA LIAT! "
Tangan mungil itu menunjukkan apa yang dia liat di layar ponselnya,
Miya nampak melirik lalu mengangguk sambil tersenyum. Entah kenapa rasanya, dia di nomor duakan disini. Dengan Mafu Mafu di peringkat pertama. Lalu dia menghela napas.
"[Name]... "
"Iyaaa??" Jawab gadis itu yang masih antusias dengan ponsel dan headset miliknya, mulai mendengarkan lagu baru milik idolanya itu.
Miya menatap ragu gadis itu sambil memakan eskrimnya, "Seenggaknya kalo lagi sama gua.. jangan fokus ke hp atau ke Mafu Mafu dulu dong.. kan lu tau kita jarang bisa main bareng."
"Tapi lagunya sayang kalo telat nontonnnn! " Protesnya.
"Yang pacar lu itu gua [Name], bukan Mafu Mafu.. gua ga larang, tpi seenggaknya inget kalo kita juga susah buat main bareng." Lanjut Miya.
Gadis itu terhenti dari kegiatannya. Lalu menatap Miya yang menunduk. "Lu cemburu, Miya?"
Miya makin menunduk dalam. Menatap sepatunya, "Apanya? Gua udah pernah bilang. Tapi lu cuma bilang kalo Mafu Mafu cuma karakter idola lu, tapi buktinya.. gua aja di kacangin gila."
[Name] membeku. Dia pikir Miya tak merasa secemburu itu pada Mafu Mafu. Melepas headset nya lalu menatap Miya.
"Miya gua ga tau kalo lu- "
"Gua pulang ya.." Miya menyela. Gadis itu langsung diam dan menunduk. Pemuda surai hitam itu berdiri setelah menyisipkan uang di dalam tas kecil milik [Name].
"Miya maafin gua-"
"Udah, gua gasuka lu rendah hati terus kayak dulu. Makanya dulu lu suka dimanfaatin orang. Dah, gua pulang dulu." Lalu melangkah pergi.
"Miya maaf..." Matanya meredup, bulir air yang sedari tadi dia bendung akhirnya turun. Kencan yang mereka janjikan 3 bulan terakhir ini harus kacau karena [Name] tidak peka akan keinginan Miya untuk berbicara banyak padanya.
Bahkan setelah Miya pergi, [Name] tak melihat adanya tanda tanda ponsel. Dan Miya memang tak menyentuh ponsel selama mereka bersama. Apakah Miya sengaja meninggalkan ponselnya agar bisa berbicara pada [Name]?
Semakin merasa bersalah, akhirnya gadis itu pulang dengan rasa hampa. Menendang kerikil di jalan hingga mengundang banyak mata di sekitarnya.
Entah berapa bulan lagi dia baru bisa bertemu Miya setelah ini, jadwal Miya yang padat sebagai atlet dan sebagai penerus perusahan besar itu membuat mereka tak bisa terus terusan bertemu.
Gadis itu masuk ke kamarnya setelah mencuci tangan dan kakinya. Langsung merebahkan diri dan menatap layar ponselnya.
Apa benar dirinya sudah menomor duakan Miya? Dibanding Mafu?
Setelah melihat ke layar ponselnya dia ingat sesuatu. Wallpaper yang berbeda. Wallpaper Miya yang berisi foto [Name], sedangkan [Name] yang berisi foto Mafu. Pantas saja Miya merasa enggan menyentuh ponselnya.
Benar, dia menomor duakan Miya.
Tok tok
Sebuah ketukan pintu membuat [Name] beranjak turun dari kasurnya. Karena dia tinggal sendirian tentunya. Jadi tak ada yang bisa membuka pintu itu selain dirinya.
"Iya sebentar."
Gadis itu keluar dari apartemen nya dan membuka pintu. Nampak kurir dengan sebuah kotak pesanan yang dibawanya.
'perasaan gua g pesen apa apa dah.'
Lalu mendekat untuk melihat paket itu untuk siapa. "Tapi saya ga merasa mesen pak."
"Tapi alamatnya dari sini neng, terima aja. Udah dibayar kok. Ah, ini tanda tangan dulu.." pak kurir itu menyodorkan kertas yang harus di tanda tangani. Dibalas anggukan, lalu setelah itu [Name] mendapatkan paketnya dan segera masuk.
Sebuah perasaan senang sedikit masuk kehatinya, namun segera hilang. Mana mungkin Miya, mereka baru saja bertengkar karena [Name] kan?
Seketika mata gadis itu berair. Menatap potongan surat diatas action figure Mafu Mafu yang diinginkan [Name] tadi. Bertuliskan-
"Sorry:(
Jangan sedih lagi, gua ga kuat.
Ayo liat ke jendela Sekarang."
[Name] yang masih dengan baju tidurnya itu beranjak cepat ke jendela. Lalu membuka nya.
"Miya anjing."
"Dih, gua lagi gua lagi."Miya menghela napas lelah. Lalu menyentil dahi gadis di depannya ini.
"Cepet buka pintu, ada keluarga gua dibawah." Lanjutnya sambil berusaha turun dari balkon [Name ] lewat Pipa.
"Loh loh, ngapain ?"
Miya menoleh keatas. "Lamaran lu lah bego."
Setelah sibuk mencerna, [Name] langsung kocar kacir ganti baju dan membuka kan pintu. Benar, begitu ramai hingga apart kecilnya penuh dengan keluarga Miya dan barang bawaannya. Bahkan Tante [Name] pun ada disana sebagai perwakilan keluarga [Name] karena dia yatim piatu.
Miya dan [Name] sibuk di dapur berdua. Sedikit canggung dengan situasi tak terduga ini. Hingga Miya membuka topik pembicaraan.
"Maaf karena tadi gua bikin lu sedih." Ucapnya sambil mengaduk teh dan kopi yang mereka buat.
"Gua pikir lu beneran cemburu..."
Miya menoleh lalu tersenyum, " gua memang cemburu. Tapi itu juga siasat gua biar bisa pulang agak cepet."
"KOK LU GITU SIH AJG."
Lalu dibalas kekehan oleh Miya. "Gua lupa kalo mau kasi kejutan lamaran buat lu, pas lu kasi liat video MafuMafu, gua baru sadar kalo gua terlena sama lu sampe lupa kalo harus pulang cepet buat persiapin ini."
[Name] tak menjawab. Hanya senyum manis saja yang terukir di bibirnya. "Makasih, gua beneran kaget."
Miya mendekat, membuat sang gadis menoleh kepadanya dan mendorongnya ke dinding. Mengkabedonnya sambil tersenyum tipis.
"[Name], apa lu bersedia untuk jadi pendamping Chinen Miya?" Ucapnya sambil melepas kabedon dan mengeluarkan cincin sederhana namun harganya tidak.
Gadis itu nampak menimang nimang apa yang akan dia jawab, menciptakan debaran hebat di hati sang pelamar. Lalu mengangguk mantap. "Gua bersedia, syaratnya harus ada eskrim di kulkas !"
Miya tertawa sebentar lalu memasangkan cincin di jari manis gadis didepannya. Bangkit berdiri di depan [Name] yang lebih pendek dari dirinya.
Tiba tiba sentuhan lembut menyapa dahi [Name], membuatnya terdiam dan blushing seketika setelah dirinya tersadar apa yang dilakukan Miya.
Ya, Miya mencium dahi [Name] dengan lembut. Menenangkan hatinya sendiri atas jawaban [Name] tentang lamarannya. Sedangkan Miya tanpa sadar membuat jantung gadisnya berdetak lebih cepat dari seharusnya. Telinganya yang memerah dan semburat serta wajah kaget yang diberikannya sebagai reaksi.
Bahkan dia tidak sempat dan tidak bisa mengucapkan terimakasih atas lamaran dan action figure MafuMafu yang Miya belikan.
Disisi lain, keluarga Miya tanpa disadari mengambil momen berharga itu dengan sembunyi sembunyi.
A/n : HELAW !
ADA YANG KANGEN SY DI BOOK INI?
OH KABAR BAIK, BOOK INI BAKAL AKU ISI ONESHOOT SESEKALI.
JADI JANGAN DI HAPUS DI PERPUS OKE:3
JANGAN LUPA JAGA KESEHATAN YA!
SEE YOU.
LUV U!
Btw 2k vote sy kasi oneshoot lagi:D
04 Desember 2021
BαΊ‘n Δang Δα»c truyα»n trΓͺn: AzTruyen.Top