||16.2|| Because, I Love You (Ben Drowned x Maid! Reader)

Creepypasta Oneshot!
Various x Reader
Genre: Angst
Request: -

Because, I Love You.
Ben Drowned x Maid! Reader

Enjoy!

.
.
.

ย  Tokoh utama tidak harus selalu mendapatkan hal-hal yang membahagiakan. Ironis bukan?

None Pov

ย  Gadis dengan jabatan pembantu itu tengah membersihkan dapur, ditemani Eleannor. Mereka sudah bekerja sebagai pembantu selamaย  seminggu, di mansion ini. Jangan berpikir Eleannor akan membantu [Name] bekerja. Gadis bersurai pirang itu hanya duduk diatas kursi dengan manis, dan hanya memerintahi [Name].

"Bersihkan yang disana, bodoh!" perintah gadis itu sambil menunjuk bagian mana yang harus dibersihkan. [Name] hanya mengikuti perintah dari gadis blonde itu.

ย  Ya, saat ini [Name] hanya bisa menerima perlakuan kasar dan buruk dari para member Creepypasta. Entah itu dipukul, ditampar, ditendang, dan kekerasan fisik lainnya. Apalagi, jika ia tidak mendengarkan perintah, gadis itu akan di kurung didalam gudang tanpa cahaya dan jendela selama sehari tanpa diberi makan dan minum.

ย  Apakah [Name] peduli? Tentu iya! Bahkan ia selalu mencoba untuk bunuh diri karena sangat tidak tahan dengan rasa sakit yang diberikan. Bukan hanya dari member Creepypasta, Eleannor sendiri bahkan membully [Name].

ย  Bahkan, gadis pirang itu tidak segan-segan mencari sensasi, hanya untuk melakukan hal yang ia inginkan. Mulai dari berakting bahwa ia dilukai oleh [Name] hingga memfitnah gadis tak bersalah itu. Dasar psikopat.

ย  Gadis bersurai [Hair Colour] itu mulai merasa tertekan, air matanya mulai keluar, padahal ia tidak ingin menangis. Eleannor yang melihat [Name] menangis merasa kesal, dan melemparkan sepatu miliknya.

ย  Dan, heels sepatu itu tepat mengenai wajah [Name] lebih tepatnya pada dahinya. Hal itu menyebabkan memar dibagian dahi [Name].

'Aku mau mati saja! Siapapun bunuh aku!'

ย  Pikiran [Name] menggelap, pandangannya buram, ia berlari mengambil pisau diatas meja, dan ingin menusuknya tepat dilehernya, namun..

ย  Sebuah tangan yang hangat menahan pergerakan [Name]. Lalu merebut pisau itu dari tangan [Name].

"T-Tuan!"

"Panggil saja Ben."

ย  Ya, orang itu adalah Ben. Salah satu orang yang cukup menjadi primadona mansion ditempat [Name] bekerja. Tangan Ben yang seharusnya dingin, terasa sedikit hangat, mungkin karena tangan gadis berambut [Hair Colour] itu sudah terlalu dingin.

ย  Ben menatap dingin [Name], walaupun hati kecilnya bersorak agar segera mengobati pembantu mansionnya. Mata Ben tertuju kearah dahi [Name], terdapat memar baru dari dahinya.

"Darimana kau mendapatkan lula memar itu, [Firstname]?"

ย  [Name] terkejut, tangannya bergetar hebat. Dirinya dilema, jika ia beritahu kalau Eleannor yang melakukannya, dirinya akan dihajar. Jika, ia tidak memberi tahu Ben, ia juga akan disiksa. Dan jika dirinya berbohong? Mungkin ia akan mati.

ย  Ben mendengus kesal melihat gadus didepannya yang sudah ketakutan, Ben sudah tahu, kalau [Name] sudah mengalami depresi pasca trauma.

"Tidak usah takut. Aku tidak akan melukaimu. Aku janji." jelas Ben. Gadis itu tetap tidak percaya, ia menutup kedua telinganya dan bersujud didepan Ben.

"A-aku tidak percaya! Aku t-tidak percaya!" ia terus mengulangi kalimat itu, sambil menangis ketakutan. Bahkan, rasanya ia sudah tidak dapat berdiri lagi. Kemudian, Ben memeluk [Name].

"Tenang, Ben berjanji bahwa Ben tidak akan menyakiti [Name] lagi."

Ben Pov

ย  Aku bisa merasakan tekanan hebat yang dialami oleh [Name]. Slendy, kau membuatnya menjadi gila!

ย  [Name] bersujud didepanku sambil meracau bahwa ia tidak percaya kalau aku tidak akan melukainya. Ini buruk, sangat buruk. Kurasa aku harus menenagkannya. Aku memeluk [Name] sambil membuat sebuah janji, menggunakan namaku dan namanya.

"Tenang, Ben berjanji bahwa Ben tidak akan menyakiti [Name] lagi." janjiku sambil memeluk [Name]. Tubuhnya sangat bau, tapi aku tidak peduli, yang kuinginkan adalah membuat [Name] tenang.

ย  Tak kusangka, ini berhasil. Ia menjadi jauh lebih tenang dari biasanya. Aku menatap wajahnya yang penuh air mata dan mengusapnya dengan sapu tangan putih yang kumiliki.

ย  Ia perlu diobati. Aku menggendong [Name] dan menbawanya menuju kamarku. Mungkin aku akan berteleportasi saja, agar lebih aman. Rasanya sama seperti pertama kali aku membawa [Name].

ย  Namun, ia terasa lebih ringan. Apakah ia kurang makan? Aku tidak boleh peduli! Aku sudah sampai dikamarku dan langsung menaruhnya diatas tempat tidurku.

"Kau mandi dulu, aku akan mencarikanmu pakaian." perintahku, dan dibalas dengan anggukan oleh [Name], ia masuk kedalam kamar mandiku, dan aku memulai aksiku.

None Pov

ย  Saat ini, Ben tengah menyembuhkan luka-luka [Name]. Pada tubuhnya terdapat luka sayatan, memar, gores, bahkan bakar. Ben tahu [Name] sedang tidak menggunakan pakaian kecuali pakaian dalam. Namun, rasa kasihan dari Ben jauh lebih tinggi daripada hawa nafsunya.

ย  Ben mulai membersihkan luka pada wajah [Name], luka memarnya ia kompres dengan air hangat. Lalu ia memberi cairan alkohol pada luka sayatnya.

"Oke kau boleh menggunakan pakaianmu."

ย  [Name] mengangguk dan menggunakan pakaian maidnya dihadapan Ben. Dan tentu saja, Ben menutup matanya. Walaupun pipinya merona.

"[Name] sekarang katakan siapa yang membuat luka memar itu." tanya Ben dengan nada introgasi.

"E-Eleannor." jawab [Name] gagap. Ben mengangguk, ia tahu bahwa Eleannor adalah gadis penipu.

"Baik."

"K-kau percaya p-padaku?" tanya [Name] dengan mata yang berkaca-kaca. Ben tersenyum, lalu mengangguk.

"Aku percaya padamu, [Fullname]."

ย  Tanpa mereka berdua sadari, mereka berdua mulai saling mencintai satu sama lain.

-

ย  Sudah dua puluh sembilan hari [Name] dan Eleannor bekerja di mansion. Dan sudah dua puluh dua hari [Name] memendam perasaanya terhadap Ben.

ย  Menurut [Name], dirinya tidaklah pantas untuk bersama Ben. Maka, ia menjauhi Ben untuk sementara waktu.

ย  Terkadang, [Name] selalu merenungkan mengapa Ben sangat baik kepada dirinya yang merupakan pembantu rendahan.

'Aku tidak begitu peduli.. Yang penting terimakasih.' batin [Name] sambil tersenyum.

ย  Ketika kedua gadis itu telah selesai bersih-bersih. Eleannor menarik [Name] ke gudang dan memukulinya hingga babak belur, [Name] sudah tidak merasakan apapun. Rasanya sudah tidak sakit lagi, ia hanya menerima itu semua sambil tersenyum.

"Dasar gila! Hah! Berapa kali pun kupukul, aku tidak akan kena masalah! Karena mereka lebih percaya padaku! Hahahaha!" tawa Eleannor sombong. [Name] tidak menggubris.

ย  Lalu, Eleannor kembali memukul tubuh [Name] dengan sapu. [Name] tidak dapat melakukan apapun, tubuhnya sudah lemah. Namun, kemudian.. Seseorang membuka pintu gudang.

"S-Slenderman!"

"Kalian berdua datang keruang tamu."

ย  Tanpa basa basi, kedua gadis itu mengikutinya. [Name] berjalan terpincang-pincang, sambil memegang bagian dadanya yang dipukuli oleh Eleannor.

ย  Sesampainya mereka disana, terdapat seluruh member Creepypasta yang tengah menunggu kehadiran mereka berdua. Lalu, Slenderman membuka pembicaraan.

ย  [Name] dan Eleannor berdiri bersampingan. Lalu Slenderman membuka topik pembicaraan.

"Kalian sudah bekerja hampir sebulan disini. Dan, kami akan melepaskan kalian berdua."

"Namun, kami tidak percaya kepada kalian para manusia. Jadi, kami memutuskan untuk membunuh kalian."

"Lagipula, eksperimen ini sudah berhasil."

ย  Dua pasang mata dari dua gadis tersebut menjadi kosong. Apa maksudnya? Setelah ditawan mereka akan dibunuh begitu saja?

"What the f*ck, Slendy? Ini adalah keputusanmu bukan keputusan kami!" geram Ben, ia tidak dapat menahan amarahnya.

"Ini bukan urusanmu. Untuk kalian berdua, apa ada kata-kata terakhir?" tanya Slenderman.

ย  Ruangan itu terasa hening, lalu Eleannor membuka suara.

"Keluarkan aku dari tempat sialan ini, pria botak!"

ย  Slenderman mengangguk, "Terimakasih atas kata-kata terakhirmu, Ms. Tyle." lalu Slenderman melihat [Name], yang terlihat sudah sangat lemah.

"Apakah ada kata-kata terakhir, Ms. [Lastname]?" tanya Slenderman.

"Aku hanya ingin berkata bahwa, aku tidak mengerti mengapa kamu begitu baik kepadaku, Ben." ucap [Name].

"Aku merasa bahwa.. Kau tidak peduli dengan keadaanku.. Dan hal itu membuatku merasakan sesuatu yang aneh.."

"Mengapa kau begitu baik kepadaku Ben?" tanya [Name] sambil tersenyum tulus. Ben yang melihat itu semakin tidak terkendali.

"Waktu habis. Terimakasih atas pernyataanmu, Ms. [Lastname]."

ย  Lalu, Slenderman mengeluarkan tentakel miliknya dan menusuk perut kedua gadis itu secara bersamaan, membuat darah mereka bercipratan.

"[NAME]!" teriak Ben, sambil memeluk tubuh [Name] yang sudah tidak bernyawa.

"[Name]! Bangun!" teriak Ben, tanpa ia sadari ia menangis. [Name], membuatnya merasa bahagia, walaupun ia hanyalah seorang pembantu.

"Aku baik karena aku nencintaimu, [Name]." ucap Ben sambil mencium bibir pucat [Name].

-

"Cerita yang indah."

"Iya, apakah itu cerita yang nyata?" tanya seorang anak kecil.

"Ya, kau lihat, lubang diperutku? Ini akibat perbuatan mahluk itu."

"Wah, se-seram!"

"Lagipula, aku hidup kembali untuk menemui Ben." ucap gadis bersurai [Hair Colour] lalu membawa senjatanya kedalam hutan yang sangat gelap.

--
1278 Words







































The End?

Sorry kalau tidak terasa Angst nya, aku tak bisa buat genre Angst :')

Bแบกn ฤ‘ang ฤ‘แปc truyแป‡n trรชn: AzTruyen.Top