O2. Mixed
𝙁𝙖𝙡𝙡𝙞𝙣' 𝙁𝙡𝙤𝙬𝙚𝙧
(舞い落ちる花びら)
⇄ ⊴ ▶ ⊵ ↺
0:19 ━●─────────── 3:29
❝With a cold smile, like mixed with sadness❞
• s p r i n g 's s y m p h o n y •
| Tenang, tetep gue bantu kok. Dari sini
doang tapi
Dibantu lewat chat katanya.
Waw sangat bErGunA.
Gue memilih memasukkan handpone kedalam saku, dan mengeratkan mantel yang gue pakai karena udara masih sangat dingin. Mengingat ini masih awal musim semi.
"Heh, anjing."
Gue bergerak refleks menjauh waktu ada benda hangat nempel di pipi kiri gue.
Sang pelaku cuma tersenyum remeh, seakan puas karna melihat gue terkejut, dan ngelemparin benda itu ke arah sini.
Cuma sekaleng hot chocolate ternyata.
Gue menghela nafas kasar setelah dengan susah payah menangkap minuman itu. Kemudian gue mengambil dan mengarahkan layar hitam handphone gue tepat di depan wajahnya yang masih cengengesan.
Orang bersurai abu-abu gelap itu akhirnya berhenti tertawa dan menatap gue heran. "Apaan?"
"Ngaca, lo yang anjing."
"Bangsat-" Tangannya yang terangkat, tapi tertahan.
"Koga... udah..." kata Sakuma-san datang disaat yang tepat.
Walaupun sebenarnya gue udah menghindar, gue tetep bersyukur ada orang lain datang. Kalo nggak, itu tangan pasti buat pipi gue mati rasa.
Jangan kira orang ini bakal nyubit pipi gue dengan lembut. Lo pada harus percaya, rasa cubitannya tuh setara percobaan pembunuhan.
"Lo tuh jangan kasar-kasar sama perempuan napa..." Suara Hakaze-san terdengar dari belakang, membuat gue langsung menoleh dan menemukan sang pemilik suara bersama kekasihnya yang sedang berjalan kemari.
Gue cepat-cepat berdiri dan berlari ke arah Anzu yang masih asik makan oden. Bahkan dia sempet nawarin, "mau nggak?"
"Mau!"
Baru aja gue membuka mulut, Koga udah berdiri di sebelah gue dan Anzu. "Minta-minta mulu lo," cibirnya.
Gue langsung makan satu tusuk oden dengan cepat dan membalasnya, "bukan punya lo kenapa lo yang sewot deh?"
"Ya gue sebel aja liat lo nggak mau beli sendiri, bilang aja tadi males ikut jalan ke lawson."
Mendengar itu gue langsung narik tangannya yang disembunyikan di saku, lalu menaruh hot chocolate yang tadi dikasih-eh maksudnya dilempar ke gue. "Ya udah nih, gue balikin. Gue nggak minta ini ya."
"Hah?!"
Tangan gue ditarik balik dan kaleng itu dihempasin lagi di tangan gue, "HEH PANAS ANJING!"
"Ya salah lo."
"Kok jadi salah gue? Gue cuma nggak mau lo salah paham gue minta-minta, makanya gue balikin nih!"
Kali ini gue gagal ngembaliin karena dia narik tangannya dari genggaman gue lalu mundur dikit.
"IYA IYA ITU GUE KASIH, PUAS? Gue salah beli bangsat, nanti mubazir."
Saat itu juga Hakaze-san ikut membuka suara, "nih gue bantu translet bahasa anjing, wanchan tuh khawatir sama lo karna lo tadi mendadak nggak mau ikut kita ke lawson. Trus itu belinya sengaja kok, gue liat sendiri."
"MANA ADA!"
"Ada dong~" kini Sakuma-san yang menjawab dari belakangnya.
Koga terus protes dan hanya dihadapi dengan santai oleh kedua kakak kelasnya itu, membuat gue tersenyum lebar melihatnya salah tingkah.
"Apa lo?! Ga usah senyum-senyum ga jelas!"
Gue naruh siku gue pada salah satu pundaknya lalu menatapnya sambil menaikkan alis dua kali. "Kalo khawatir sama gue bilang aja kali~"
"Nggak ya anjing."
"Yakin?"
"Banget." Katanya sambil menepis tangan gue di pundaknya.
"Cih, lo masih nggak ada niatan buat suka sama gue gitu?"
Koga berbalik, natap gue, lalu mendengus sambil tersenyum miring. "Nggak."
"Sabar ya, keknya masih butuh bertahun-tahun lagi biar perasaan lo berbalas." Kata Anzu di sela-sela acara makannya.
"Ya salah dia, kenapa suka sama gue. Gue cuma menjalankan prinsip hidup gue sebagai serigala yang sendirian."
Gue menghela nafas panjang, lalu berkata, "iya iya, gue tau kok hidup lo ga asik."
"Bilang apa lo hah?"
"Oke stop... berantemnya ditunda dulu, Adonis bilang dia bentar lagi sampe." Sela Sakuma-san.
"Udah sampe mana memangnya dia?"
"Deket jembatan"
"Oh ya udah ayo kita naik aja, nunggu di pinggir jalan biar langsung keliatan Adonis."
Dengan saran Anzu, kami berlima pun mulai berjalan keluar taman. Tapi gue lagi-lagi kepikiran soal chat orang aneh tadi.
Hah... gara-gara Koga nih.
"Ngapa lo?"
Panjang umur, orangnya ngajak gue ngomong tiba-tiba.
"Nggak apa-apa, memangnya kenapa?"
Kenapa dia jalan dibelakang sih? Padahal yang lain udah agak jauh di depan.
Gue kan niatnya mau sengaja lewat bawah pohon tadi. Mau liat ada chat masuk lagi apa enggak.
"Muka lo sekarang kek ga nafsu hidup."
"Bah! Apaan sih, orang muka gue ya gini-gini aja perasaan."
"Lagi ada masalah?"
Ada, lo masalahnya.
Mana bisa gue bilang gitu. Gue cuma menggeleng pelan dan menunduk, "Enggak juga..."
"Lo tadi kenapa sih? Kenapa tiba-tiba nggak ikut jajan ke lawson? Lo bilang hape lo eror? Eror serius banget memangnya?"
"Eng... iya tadi... tapi udah bener kok! Sans!"
"Gitu aja lo sampe harus ga ikut dan milih sendirian di sini?"
"Ya... daripada gue main hape sambil jalan?"
Koga diam sebentar, tapi nggak lama setelah itu dia menghela nafas panjang. "Kalo ada yang perlu gue bantu-"
"Eh nggak! Itu nggak apa-apa kok, sumpah!"
Langkahnya terhenti, dan gue juga ikut berhenti.
Dia berbalik menatap gue dengan alis yang sudah menukik tajam. "Lo tuh ya, selalu-"
"Koga! Sini bentar deh!"
Mendengar suara panggilan itu, kami berdua serentak menoleh. Lalu Koga cuma mendecih sebelum ninggalin gue buat pergi ke tempat kakak-kakak kelasnya.
Tanpa ngelanjutin kata-katanya tadi yang bikin gue sedikit penasaran.
Memangnya gue selalu ngapain?
Tapi saat mata gue melihat pohon sakura besar itu, gue mencoba mengalihkan pikiran dan buru-buru berjalan ke sana.
TING!
Tuh kan bener.
Gue langsung membuka handphone gue dan mendapati sebuah pesan baru.
| Tes
| Ok masuk
| Lo masih di taman ya berarti
Iya |
Tapi ini gue mau pergi sekarang |
Kalo gue ke sini gue chat lo lagi |
| Ok
| Hati-hati kalo mau lewat tangga
keluar taman
Gue memandangi pesan paling terakhir itu.
Hati-hati? Ada apa memangnya-
BRUK
"EH KOGA!"
- 14 Maret
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top