03. ~Try to Understand~

===_𝙇𝙤𝙨𝙩 𝙞𝙣 𝙈𝙚𝙢𝙤𝙧𝙮_===


"Kau bilang apa?"

"...."

"Kalau begitu...tolong urus secepatnya sebelum matahari terbit besok"

"...."

"Ya Kami akan langsung pergi besok pagi, pastikan 'dia' tak akan menemukan jejak Kami"

"...."

"Lebih cepat lebih baik,sebelum itu terjadi kita harus pergi dari sini. Sementara itu kau halangi langkah mereka sebisa mungkin"

"...."

"Baguslah kalau begitu"

"Omong omong apa sudah ada yang menemukan keberadaan'nya'?"

"...."

"Ah begitu,ya tidak apa apa...teruskan saja pencarian"

"...."

"Ya terima kasih telah bekerja keras"

"...."

Panggilan terputus.

===__^_^__===


*skip setelah pindah

"Oke selesai fiuhh..."lega Wanita muda itu setelah selesai menyusun beberapa buku kedalam kotak sesuai jenisnya.

Karena pindahan yang dadakan seperti ini,saat berberes ia jadi tak sampat untuk menyusun barang jadinya sekarang ia repot sendiri.

Tapi tidak apa. Jika segera dikerjakan maka ini akan beres tak lama lagi.

Semoga.

"Tinggal diangkut keatas lalu selesai--"

"Mama! Biar Nata bantu ya"

Baru saja ancang-ancang mengangkat kotak, tapi suara salah satu anaknya menghentikannya.

"Loh? Tadi katanya mau beresin kamar, gak jadi?"

Nata hanya tersenyum sebentar lalu menggeleng,"tadi mau minum bentar trus lanjut lagi,tapi kayaknya Mama butuh bantuan"

"Gak pa pa Mama bisa sendiri kok"

Bukannya apa, Nalia sangat senang saat Nata berinisiatif ingin menolongnya tapi bagaimanapun tubuh anaknya masih kecil jadi mana mungkin kuat mengangkat box yang lumayan berat.

"Ya ampun--Nata! Hati hati!! AAA awas jatuh nakk" Nalia memekik heboh ketika Nata tiba-tiba mengangkat satu box (yang kecil) lalu melangkah menuju tangga.

"Gak berat Ma,ringan kok"ujar Nata santai. Lagian Mamanya juga berlebihan.

Nalia juga ikut menyusul Anaknya dengan membawa satu box juga. Sesekali menatap anaknya, berjaga-jaga bila saja anaknya tiba-tiba jatuh.

Tapi sepertinya Nalia hanya khawatir berlebihan karena nyatanya Nata hanya melangkah santai disampingnya tanpa kesusahan sedikitpun.

'Kuat juga ni anak' pikir Nalia

Lumayan bangga ternyata Anaknya yang masih berumur 7 tahun ini sanggup membawa box yang harusnya berat untuk anak seusianya ini sendirian.

Hingga sampai ke anak tangga terakhir

Nalia tiba-tiba menjatuhkan boxnya begitu saja ke lantai lalu bertepuk tangan heboh.

"WAHH HEBATTNYA ANAK MAMA! Kamu kuat banget ternyata muach muach...ihh gemes deh! Makasih ya sayang udah bantu Mama"ucap Nalia heboh sembari mengecup wajah anaknya berulang kali.

Nata nampak tertekan, lalu berusaha melepaskan diri dari ibunya. "Ihh Mama~! Lipstik Mama nempel nih eww" ujarnya mengelap pipinya yang dicium oleh Mamanya.

"Loh lipstik Mama no transfer ya, gak akan nempel ih Nata bilang aja gak mau dicium"

Nata tertawa mendengarnya, ia hanya sengaja mengatakan itu karena Ia orang yang kurang suka skinship.

"Iya iya deh terserah Mama~"

Setelah itu mereka tergelak bersamaan, melanjutkan kembali langkah mereka bersamaan.

Sebelum terdengar suara barang yang dibanting dari salah satu kamar.

Beberapa pelayan berseragam maid bahkan nampak berlari ketakutan keluar dari kamar yang diyakini asal dari suara tersebut.

"Itukan kamar Aku"ucap Nata setelahnya.

Nalia menghela nafas sebentar, pasti anaknya yang lain berulah lagi.

Tanpa pikir panjang,Nalia melangkah menuju kamar ketiga anaknya. Membuka pintunya yang tertutup perlahan, hingga menangkap presensi anaknya yang bungsu, sedang membelakanginya.

"Apa sih?! Mau aku lempar la--"

Hingga tiba-tiba anak itu berbalik dan ancang-ancang ingin melempar barang.

Tapi tak jadi, karena mengetahui yang ingin ia lempar adalah Sang Mama.

"Mau lempar apa?"tanya Nalia penuh senyum, dibelakangnya Nata mengintip penasaran lalu geleng-geleng kepala pada Nara.

"Eh? Mama?" Gumamnya kaget.

Tapi kemudian Nara hanya membuang muka sambil cemberut dan berbalik badan.

Bodo amat, Nara tak takut dimarahi.

Nalia hanya menggeleng-geleng, biasanya kalau begini berarti anaknya yang satu itu sedang dalam mood yang tidak baik.

Jadi ia menyuruh Nata pergi terlebih dahulu agar dapat leluasa membujuk anaknya itu.

"Nara sayang~ kamu marah kenapa hm?" Tanya Nalia dengan lembut, perlahan mendekat ke arah Nara namun Nara sedikit demi sedikit menjauh.

Tidak lupa juga tangan kecilnya yang senantiasa Nara lipat didada ketika sedang merajuk. Biar menambah kesan marah katanya, padahal jadi lucu liatnya.

"Kenapa Nara lemparin mbak pelayannya gitu? kasian kalo kena kan sakit"

"Ara lemparnya pelan kok"jawab Nara seadanya. Masih enggan untuk menatap ibunya.

"Masa iya? Tapi tadi mereka ketakutan gitu, kenapa Nara marah? Mereka bikin salah apa?"

"...."

"Nara..." panggil Nalia ketika Anaknya hanya diam.

"...."

"Nara,jangan diam aja kalo Mama tanya! Kamu gak denger ya?"

"...."

Nalia menghela nafas kasar, dirinya paling tidak suka jika anaknya sudah bertingkah begini.

"Dinara leonard!"

Akhirnya Nara menoleh,menatap ibunya dengan mata berair. Jika ibunya sudah memanggil nama lengkapnya, artinya ibunya sedang benar-benar marah.

"Kenapa kamu kayak gitu hm?"pandangan Nalia melunak sejenak, pelan-pelan mendekati Nara.

"Ara gak suka sama mereka"

Beberapa saat,Nalia terdiam sebentar.

"Apa Mereka gak sopan sama Nara? Kalau emang iya nanti mereka Mama hukum kalo perlu Mama pecat-- "

"ARA GAK SUKA SAMA MEREKA KARENA MAMA!!"

Nalia terkejut? Tentu saja iya.

Anaknya tiba-tiba membentak kepadanya,Pertama kalinya.

Dan....apa katanya tadi?

Gara-gara Nalia?

"Maksud kamu apa sayang?"tanya Nalia masih kaget.

Nara justru yang lebih kaget, anak kecil itu tak menyangka ia kelepasan membentak ibunya sendiri.

Tanpa sadar air mata lolos begitu saja membasahi pipi Nara yang kini terdiam menatap ibunya.

Nalia panik melihat nya,segera ia mendekat memeluk anaknya itu dan menenangkannya. Tindakan itu justru membuat Nara semakin menangis dengan keras hingga sesenggukan dipelukan ibunya.

"Huwaaa maaffin ara~ hiks Ara gak s-sengaja marahhin hiks Mama"

Nalia mengusap pelan kepala anaknya lalu mengecupnya sebentar,"iya iya gak pa pa sayang~ it's that my wrong, mama yang bikin kamu kayak gini maaf ya sayang"

Nara menggeleng dalam pelukan Nalia, tangis nya malah semakin menjadi jadi.

Hingga cukup lama,

Nara melepas pelukannya perlahan dan memalingkan wajahnya yang memerah.

Nara baru sadar setelah cukup lama menangis. Dia kan masih ngambek, kenapa ia lakukan ini?!

"Hiks Ara masih ngambek ya sama Mama" ucap Nara setelahnya. Kini ia kembali membuang muka lagi.

Nalia yang melihatnya hampir tertawa,ada-ada saja tingkahnya.

'Mengingatkan ku pada seseorang'

Nalia mengulurkan tangannya. Menangkup kedua pipi Nara lalu menghadapkannya untuk menatap ke arahnya.

"Gak ada ngambek-ngambekan lagi, sekarang kasih tau Mama kenapa Ara gak suka mereka karena Mama?"ucap Nalia sembari mengusap bekas air mata dipipi anaknya.

Nara sendiri masih cemberut tapi nampak masih mau menjawab pertanyaan Nalia.

"Ara gak mau Mama pergi..."jawabnya dengan nada sedih.

"..."

"Naya bilang,Mama mau pergi kerja keluar makanya Mama pakai pelayan buat ngurusin kita :( "

"Ara gak mau kayak dulu lagi! Mama pergi kerja terus sampai kita jadi jarang ketemu, Ara gak mau kangen sama Mama. Ara maunya Mama selalu disamping Ara terus nemenin Ara main,masakin Ara makanan,sama antar Ara kesekolah! Tapi sekarang Mama malah mau kerja keluar lagi hiks....kenapa sih?! Padahal kemarin Mama bisa bikin kerjanya dirumah aja tapi kenapa sekarang jadi keluar!!" jelas Nara yang membuat Nalia jadi merasa bersalah.

"Makanya Nara tadi marahin mbak pelayan,biar mereka pergi dari sini trus Mama gak jadi pergi"

Tangan kecil Nara kemudian terangkat,menggenggam erat kedua tangan Nalia yang berada diwajahnya.

"Mama...Ara mohon ya~ Mama kerja dirumah aja kayak kemaren pliss, ya? Ya?"sekali lagi Nara memohon pada ibunya dengan mata berair karena ingin menangis lagi. Berharap Sang ibu mau menuruti permintaannya.

"Maaf Nara...tapi Mama gak bisa...."

Hingga Manik hijau tua itu kehilangan sinarnya ketika mendengar jawaban Sang ibu.

Sontak,Nara ingin melepaskan tangannya dari Nalia, tapi Nalia menahannya.

"Tunggu dulu Sayang,Mama memutuskan ini bukan karena gak sayang atau gak peduli sama kamu dan kakak kakak kamu, tapi asal Nara tau... Mama juga terpaksa nak. Ini semua demi kalian, Opa udah tua buat ngurusin perusahaan sendiri, Mama harus bantu dan Mama harap kamu ngerti ya" Perlahan Nalia membawa Nara kepelukannya kembali, mengusap kepalanya sayang berusaha memberikan pengertian pada putri kecilnya agar mengerti keadaannya.

"Mama memang salah, Mama bikin kamu kecewa dengan ninggalin kamu dan kakak kamu begini, tapi Mama kan gak benar-benar pergi...Mama cuma keluar kerja sebentar terus pulang lagi kerumah, kita masih bisa ketemu walau cuma sebentar"

Sementara Nara tak berkomentar apa pun,gadis kecil itu hanya diam dalam pelukan Nalia.

"Gak apa-apa kan? Mama gak ada pilihan lain lagi sayang...maaf ya"

"Hemh! Tau gini harusnya Ara gak mau ikut pindah, tapi yaudah deh gak pa pa" jawab Nara akhirnya setelah melepas pelukan ibunya. Tapi raut wajahnya bahkan masih cemberut.

"Ah yang bener~"goda Nalia mencolek hidung Nara dengan jahil

"iyaa beneran"

"Nada bicaranya kayak gak ikhlas gitu ih"

"Ikhlas kok~"

Nalia memahan tawanya, disaat seperti ini sangat seru untuk menjahili anaknya,tapi gak dulu takutnya nanti Si bocah tambah ngembek.

"Yaudah deh...gini aja, gimana kalau Mama ngasi kesempatan buat Nara minta tiga permintaan sama Mama,selain dari minta Mama buat gak kerja gimana?" Tawar Nalia, membuat manik Nara langsung berbinar ketika mendengarnya.

"Beneran dikabulin Ma?"seketika Nara jadi bersemangat,bahkan ia sedikit menyosor ke ibunya guna memastikan.

"Iya~ beneran,tapi sebagai gantinya...Nara gak boleh komplen lagi kalo Mama pergi kerja ya..?"

Nara terdiam sejenak,nampak berpikir.

Lalu kemudian mengangguk antusias.

"Tapi sepuluh permintaan ya hehe" ujar Nara sembari nyengir lebar,nawar dikit boleh lah ya.

"Eh yaudah deh gak jadi"

"Ah iya iya! Tiga-! Tiga! Hehe tiga permintaan yaa~" ralatNya cepat sebelum Mamanya berubah pikiran. Niatnya tadi cuma bercanda.

"Oke~ deal ya nih...jadi Nara mau minta ap--"

Gedubrakk

"Aww aduduh sakitt~"

Tiba tiba saja,pintu kamar terbuka menampilkan kedua sosok yang terjatuh dengan elitnya didepan pintu.

"Astaga...kalian gak pa pa sayang? Kenapa bisa jatuh?"Nalia mendekat pada kedua anaknya yang mengaduh kesakitan didepan pintu.

Salah satunya bangkit duluan,"Kak Nata sih dorong-dorong jadinya jatuh"

"Ih habisnya Naya ngalangin pintu, kan aku mau ngintip juga--ups"

Nata membekap mulutnya sendiri setelah keceplosan memberi tahu rencana menguping mereka.

Naya sendiri sudah kesal dan menabok Nata menggunakan sandal tidur yang ia pakai.

"Ya ampun~ ada aja kelakuan kalian...mirip siapa sih kalian" Nalia hanya bisa mengelus dadanya sabar, punya tiga anak perempuan modelan begini harus ekstra sabar.

"Mama curang~" Salah satu Anak yang serupa dengan Nara mendekat dan melompat ke Ibunya.

"Aku juga mau tiga permintaan dong~" pintanya sembari mengangkat tiga jarinya.

"Ehh enggak enggak ada! Aduh~ Mama lupa deh habis ini mau maskeran duh Mama pergi dulu ya...bye~"

"Ihhh Mamaa sengaja!" Rungut Naya kesal, menahan kaki Nalia untuk pergi dari sana.

Sementara Nalia malah tertawa,"Haha iya iya Mama cuma bercanda" Ralatnya kemudian.

"Ah siapa yang mau es krim?"Nalia dengan cepat mengalihkan perhatian, ketiga gadis kecil itu serempak menoleh dan sesuai dugaan mereka mengangguk antusias.

"Mau! Mau! Tapi yang banyak yaa~"

Nalia bernafas lega, untung saja mengalihkan perhatian anak-anak itu mudah.

"Aaa es krim mulu! Aku mau Boba!"

"ah iya aku mau itu jugaa ma!"

"Aku! Aku! Aku juga~"

Meskipun akan sedikit merepotkan.

"Hufft...ya ya terserah kalian,sana siap-siap kita pergi"

===__^_^__===


Ups... hehe baru up nieh

Dh berapa abad nih ya gak update wkwk mangapin Author deh ya ^__^

Kemaren tuh sibuk beneran loh ~
And aku juga hapus apk cukup lama sampai baru kemaren install lagi haha

Jadi insyaallah bakalan nyoba buat aktif lagi deh 0w0

Maap juga ya klo pembawaan ceritanya mungkin membosankan tapi author udh berusaha bikin sebagus mungkin meskipun hasilnya begini" aja T_T

Book sebelah juga terbengkalai tuh astagfirullah bawaannya pengen ngucap klo diingat😭🙏

Baiqlah tanpa banyak bacot see you again 💙💋











*Oya buat yang penasaran sama visualisasi Mama Nalia nehh :D

Jangan heran kalo dia keliatan muda, soalnya emang dianya masih muda :')
Umurnya masih 24 tahunan so masih sangatt muda skali yh bestih💋

Thanks for reading this chapter 0v0

Jumpa lagi di chapter 4 yaww ♡

Rawr*

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top