02. ~Moving Plan~

Baca pelan pelan yakk hehe ^v^

===_Lost in Memory_===

Enam tahun kemudian...

"MAAMAAAAAA!!"suara melengking yang hampir mampu membuat petir menyambar itu kembali terdengar,Nalia memijit keningnya lelah.

Menutup beberapa berkasnya,lalu melepas kacamata yang setia bertengger di batang hidungnya,ia pun turun kebawah.

Ibu tiga anak itu memasang wajah datar,tak terkejut akan apa yang terjadi.

Mainan yang mayoritas lego itu bertebaran dari atas tangga hingga menuju kebawah,air tergenang dibeberapa tempat,sofa yang acak-acakkan dengan meja depan tv terbalik. Jangan lupakan tong sampah didapur yang terjatuh hingga sampah didalamnya berceceran keluar.

Nalia mengusap wajahnya sabar,mencoba tersenyum sebisa mungkin.

Dasar,anak anak nakal! Baru ditinggal sebentar untuk menyelesaikan pekerjaan,rumah sudah begini.

"Huuhh,mama~"

Mendengar suara dari salah satu kamar,Nalia beranjak pergi menghampiri. Melangkahi beberapa genangan air agar tak terinjak,ia sampai didepan kamar Ayahnya.

Nalia memutar knop pintu,lalu didetik kemudian ia berkacak pinggang.

Menatap satu dari tiga anak kembarnya telungkup dilantai didekat sofa single milik Sang Kakek atau ayahnya Nalia.

Melihat pintu terbuka dan Sang ibu muncul,Anak perempuan bercepol itu langsung berbinar.

"Mama~!kaki Ara nyangkut huwee"adunya pada Nalia yang masih didepan pintu,dan barulah terlihat bahwa pergelangan kaki anak itu terjepit dikolong sofa tersebut dan tak bisa dikeluarkan.

"Astaga..."tak tega dengan wajah memelas anaknya,Nalia segera mengangkat sofa itu agar Sang anak bisa mengeluarkan kakinya dari sana.

Lagian,masuk bisa kenapa keluarnya gak bisa?!

//Pengalaman aku btw

"kenapa bisa nyangkut?Mama kan udah bilang jangan main dikamarnya Opa...kamu mau dimarahin sama Opa?!"tegur Nalia pada Nara,anaknya.

Yang diceramahin cuma mengerucutkan bibirnya dan memasang wajah tak bersalah, "tadi Ara cuma main main kok...terus jadi nyangkut"jelasnya

"Lalu?siapa yang membuat kekacauan disana?"tanya Nalia menujuk ke ruang depan serta dapur yang berantakan.

Nara diam sejenak,sebelum menggeleng.

"Gak mau jujur sama Mama? Kamu mau diculik sama badut yang ada dicomberan itu?"

Mendengar ancaman Ibunya,Nara menggeleng ribut dan langsung menghambur memeluk kaki ibunya sambil menangis.

"Huwaa GAK MAUU!!IYA IYA NARA NGAKU NARA YANG BERANTAKIN TAPI NAYA SAMA KAKAK JUGA!!"rengeknya mencengkram kaki Nalia yang tersenyum gemas.

"Maaffin Nara ya?"ucap Nara dengan bibir menyungging ke bawah.
Manik hijau tuanya berkilau karena air mata yang menumpuk diujung matanya.

Nalia mengangguk,mengusap gemas kepala Nara dan membawa anak berusia 6 tahun itu ke gendongannya.

Tangan lembutnya mengusap pelan pipi Anak bungsunya yang basah akan air mata dan menjawab,"Mama maafin...tapi sebaiknya kamu beresin seeeemuanyaa..."tunjuknya pada Nara keseluruh ruangan dan beralih menatap anak digendongannya, "sebelum Opa kamu pulang"lanjutnya mencolek hidung Nara sambil tersenyum penuh maksud.

Nara yang panik,langsung berontak turun dari gendongan dan berlari menuju keluar memanggil saudara kembarnya yang lain untuk ikut membereskan.

Bahkan saking tak fokusnya Nara tak sengaja menginjak salah satu mainan hingga membuatnya jatuh beberapa saat sebelum kembali berlari lagi.

Jika sampai Kakeknya pulang dan rumah berantakan begini,habislah ia pikir Nara.

Nalia menggelengkan kepala,tak sengaja melihat ada gelas berisi air yang tumpah dikamar ayahnya.

Pasti kerjaan Nara :)

Ia pergi ke WC untuk mengambil kain pel dan kembali ke kamar tadi untuk membersihkan air yang tumpah.

Saat sedang mengepel ia tak sengaja melihat sebuah map asing yang menarik perhatiannya,pasalnya Salah satu kertas mencuat keluar menampakkan satu deret tulisan.

Nalia mengambilnya,ketika map-nya dibuka ia mengernyit.

'Surat pernyataan jual-beli bangunan'

"Papa...kenapa?"

Nalia tak yakin,ia kembali meletakkan map itu ketempatnya dan keluar dari kamar ayahnya itu setelah selesai mengepel serta membereskan buku buku yang juga berserakan diatas kasur.

Masalah map itu bisa ia tanyakan pada ayahnya nanti.











































































"KALIAANNN?!KENAPA BELUM DIBERESKAN?!"

===___^_^___===

Setelah diperintahkan ibunya untuk membereskan rumah yang berserakan akibat ulahnya beserta kloningannya.

Nara segera keluar rumah,lebih tepatnya ke halaman untuk mencari saudari kembarnya. Mengajak mereka untuk ikut membereskan.

"Naya sama Kakak kemana ya~?"monolognya sediri,ketika tak menemukan mereka di teras.

Nara lanjut mencari ke halaman belakang serta samping rumah,tapi nihil saudarinya itu tak ada.

Tak menyerah,Nara mencari mereka kedalam. Siapa tau ada dikamar,meskipun terakhir kali Nara melihat mereka tadi diluar.

Bergegas ke lantai atas kamarnya dan ternyata kosong.

Nara menggembungkan pipinya kesal,itu artinya mereka pergi tanpa dirinya?!

"Dasar Nakal!!Ara kasih tau Mama baru tau rasa huh!"

Nara menghentakkan langkahnya menuju jendela kamarnya. Mengambil kursi karena ia tak sampai melihat keluar dan menaikinya.

Nara memutuskan untuk melihat keluar melalui jendela,siapa tau ia dapat melihat keberadaan dua kakak kembarnya yang ia cari.

Dan benar saja,tak jauh disana terlihatlah,yang Nara yakini itu adalah kedua Suadari kembarnya sedang berada di tepi kebun sayur milik orang.

Nara membelalak lucu,sedang apa mereka disana? Pantas saja mereka tidak ada dirumah.

"Kenapa gak ajak Ara sih?!"kesalnya tanpa basa basi ia melompat dari kursi dan berlari kebawah menyusul kembarannya. Dan lagi lagi ia terinjak mainan,jatuh lagi,bangkit lagi dan lanjut lari lagi.

//definisi tidak menyerah meskipun jatuh dua kali :v

Sesampainya disana,Nara langsung melompat memeluk punggung salah satunya dan berteriak,"AAAA TEGA GAK NGAJAK ARA!!"

"ihhhh Ara apa sih?!sana!"usir seseorang yang Nara peluk.

Nara beralih memeluk kembarannya satu lagi yang tengah menunduk diantara ilalang,"Kak Tata~liat Naya marahin Ara~~"adunya pada yang tertua,Nata.

Surai hitam Nara yang dicepol dielus pelan,Tapi ia segera didorong pelan untuk menjauh oleh Nata,"bentar dulu ya...Kakak lagi nyari kupu-kupu"ucapnya.

"Hah?untuk apa?"tanyanya penasaran.

"Untuk direndang! ya buat dipelihara lah"jawab Naya tak santai. Manik mata yang sama persis dengan milik Nara itu menatap sengit.

"Ihhh Ara gak nanya sama dia tuh!"

"Mau aku pukul?!"

"Shuttt diam kalian,liat nih aku dapat apa?"Nata melerai mereka dan menunjukkan sesuatu yang ia dapat ditoples plastiknya.

"Wahh butterfly"kagum Naya,mendekat untuk melihat lebih jelas.

"Mentega terbang?"

"Kupu-kupu taukk!! Bukan mentega terbang!!" Sengit Naya pada Nara.

"Tapi butter kan artinya mentega,terus Fly artinya terbang...bener kan?"

"JIDAT MU LAH!"

"Udah dong jangan berteman...bantu aku nangkap kodok yu--"

"KALIAANNN?!KENAPA BELUM DIBERESKAN?!

"Mama kenapa?"

"Kayaknya kita harus cepet pulang deh Kak kalau gak mau jadi'in lauk nanti malem"

===___^_^___===

Malam telah tiba,untungnya rumah yang sebelumnya berserakan dan luluh lantak kini telah kembali bersih dan rapi seperti semula.

Dalam hati Nalia,ia lega karena Ayahnya pulang setelah mereka selesai membereskan rumah.

Untunglah,setidaknya ayahnya yang sudah tua itu tak akan mengalami sakit kepala mendadak melihat kelakuan cucu cucu nya.

"Naya...panggil Opa dan adikmu untuk makan malam"ucap Nalia sembari menata piring kemeja makan dibantu oleh Nata.

Naya yang sedang anteng duduk disofa sembari menonton pertandingan Teakwondo diTV pun mengangguk,dan menggerakkan kakinya menuju ke kamar Kakeknya yang ada di samping ruang TV terlebih dahulu.

Tok tok tok

Setelah mengetuk pintu,Naya memutar knop pintu dan masuk kedalam kamar Kakeknya. Terlihat Sang Kakek sedang berkutat pada kertas kertas yang tidak Naya ketahui di atas kasurnya,lalu menoleh pada Naya.

Naya mendekat dan menaiki kasur kakeknya,"Opa sedang apa?"tanyanya menatap kertas kertas itu.

Kebiasaannya setiap sedang bersama Sang Kakek yaitu bertanya apa yang sedang dilakukan walaupun ia tau apa yang sedang dilakukan oleh lelaki tua itu.

Sekadar basa-basi :v

//kek aku hehe :)

Kakeknya hanya menggeleng, mengusap poni Naya sebentar lalu menyusun kertas kertas itu.

"Bukan apa-apa...hanya sedang mengurusi sesuatu" jawab Sang Kakek seadanya sembari tersenyum pada Sang cucu.

"Naya mau bantu memangnya?"

Naya sontak menggeleng,"Gak kok... Naya gak paham"jawabnya disertai cengiran,"nanti aja deh kalo Naya udah gede"lanjutnya.

"Waahh orangnya lagi ngapain?kok bawa pistol?"

Lelaki yang hampir mencapai umur 50 tahun itu menoleh kearah cucunya yang kini tengah menatap kagum pada laptop yang terpampang didepannya. Menampakkan sebuah rekaman dari cctv disuatu tempat yang tak diketahuinya.

"Yahh Opa...Naya mau liat~"Ucap Naya kecewa ketika Kakeknya langsung menutup laptop itu dan menyimpannya. Padahalkan Naya ingin melihat lagi,orang orang keren seperti gangster yang sering ia tonton difilm berkeliaran ditempat tadi.

Tapi Kakeknya melarangnya,"jangan Naya...itu bukan apa-apa. Dan kamu jangan sering sering nonton film kriminal begitu ya..."

Naya cemberut, mengingat minggu lalu ia kepergok Kakeknya tengah menonton film tembak tembakan yang biasanya ada ditv setiap akhir pekan. Ia tidak dimarahi,hanya saja ditegur untuk berhenti menonton yang seperti itu,karena belum cukup umur. Jadilah sekarang ia menonton pertandingan gulat,taekwondo ataupun yang sejenis itu.

//say no pada berbi TwT

"Iya Opa..."jawabnya lesu,mengambil bantal lalu menutupi mukanya sembari berbaring. Merajuk ceritanya.

Sang Kakek hanya terkekeh melihat Cucunya,tak berniat membujuk karena pasti sebentar la--

"OH YAA !!Mama ngajakin buat makan malam Opa...ayoo cepat Mama udah nungguin"

Kan baru saja mau dibilang,Cucunya langsung bangun dan menarik kecil tangan Sang Kakek agar segera ke meja makan.

Lelaki tua itu lagi-lagi terkekeh kecil,Cucunya sangat menggemaskan.

Setelahnya Naya pergi ke atas,menuju kamarnya dan tanpa basa basi menyeret Nara yang sedang mengerjakan PR-nya menuju meja makan.

"Ihhhh Ara lagi ngerjain pe'er taukk!!nanti dimarahin bu Guru!" Protes Nara yang kedua tangannya ditarik.

"Halah sok rajin"

"Kerjain PR nya bisa nanti,sekarang makan dulu ya...nanti kelupaan,kamu mau makan sendirian?"

Nalia meletakkan sepiring Nasi serta lauk pauknya dihadapan Nara.
Nara menggeleng,lalu segera menyendokkan nasi kedalam mulutnya dan makan dengan tenang.

Lalu setelah beberapa saat tenang,keributan terjadi.

Saat sesuatu mendarat diam-diam dipundak Nata yang tak sadar.
Hingga Naya yang disampingnya melihat dan berteriak "AAAAAAAA LABA-LABA!!"

Nara yang kaget menyebabkan sendoknya terlempar kebelakang ikut berteriak histeris,"MANA?!MANA?!!AAAAAAA-!!"

Lalu melompat kepelukan Kakeknya saat dilihatnya maskot spiderman itu melompat ke meja.

Nalia yang pada dasarnya takut juga pada serangga ancang ancang mengambil sudip masaknya.

Nata yang notabenenya adalah korban pertama malah tidak panik sama sekali,ia tau laba-laba jenis itu tidak akan menggigit.

Jadi dia ambil sebuah tisu lalu menangkap laba laba itu dengan mudah dan membuangnya ke tong sampah.

Kakeknya yang melihat itu tertawa seketika,"ahhahahaha lihatlah cucuku yang satu ini pemberani,tidak seperti ibu dan adiknya ya ampun..."

"Naya cuman takut digigit kan bahaya"jawab Naya takut takut dari balik Kaki ibunya.

"Tapi laba-laba jenis itu gak berbahaya"timpal Nata sembari naik ke kursinya dan kembali melanjutkan makan.

Kakeknya pun kembali tertawa sedangkan Naya jadi cemberut mendengarnya.

"Ihhh tapi tetap aja geli"

"Udah udah lanjut lagi deh makannya ya...udah gak ada apa apa kok..."ucap Nalia menyuruh Naya kembali duduk.

"Kita akan pindah tak lama lagi"Suara Sang Kakek kembali memecah keheningan setelah beberapa saat.

Nalia yang baru saja mengambil minuman dikulkas mengalihkan atensinya pada Sang ayah, "baru aja Lia mau nanya tadi"

"Hah?pindah?"beo Nata

"Hah?pindah?"ucap Nara ikut ikutan.

"Jadi kamu udah tau?"tanya Sang Kakek pada Nalia.

"Yaa Lia tak sengaja liat kertas perjanjian jual beli di kamar Papa tadi"Nalia menatap Sang ayah dengan lekat,"lalu..."

Ketiga anak berwajah serupa disana hanya diam mendengarkan.

"Papa harus ngasih tau Lia tentang sesuatu kan?"lanjutnya dengan penuh maksud

Ayahnya tersenyum melihat anaknya mengerti tentang maksudnya.

"Yaa kita akan segera pindah"

"Yess...pasti karena laba laba nya kan? Supaya gak ganggu kita lagi!"sorak Naya tiba-tiba bersemangat,mengangkat sendoknya tinggi tinggi.

Kakeknya menatap Nalia yang juga sedang menatapnya dan tersenyum lembut, "ya supaya 'laba laba' itu tidak mengganggu kita"ucapnya penuh arti.

===___^_^___===

Yeheyy...udah dua bab alhamdulilahh lancar lancar aja sampe saat ini :)

Semoga kedepannya makin lancar yaa TwT gak macet kek dulu,mana macetnya gak selesai selesai lagi :')

Lagi kepengen update mumpung mood Author lagi bagus hehe >~<

ENHYPEN AKHIRNYA COMEBACKK PLISSSS HUWEEEE

SUMPAHH SENENG KEJER KEJER SAMSEK!! PERTAMA KALINYA BISA STREAMING LANGSUNG MVNYA TwT
SELAMA NGE-STAN KPOP TUU GAK PERNAH LANGSUNG STREAMING NJIRR

JADI INI PERTAMA KALINYA :)

MAKANYA AINK SENENG HEHE

//jeblos dah capslock TvT

Thankyou for reading this chapter ^_^

Maaffin deh ya kalo penulisan narasinya kurang bagus dan ada typo hiks TvT
Udah lama gak nulis soalnya.

Jumpa lagi di next chapter yaa

Rawr>~<

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top