π™π™’π™Š

π˜Ύπ™Šπ™π™‹π™‡π™€ | π™ˆπ™π™‰π˜Όπ™†π˜Όπ™π˜Ό π™π™€π™„π™Žπ™„ 𝙓 π™Šπ˜Ύ

╭──────────────────

Jepang, Tokyo tahun sekian.

Ada tiga ucapan membuat tokoh utama; Munakata Reika kebingungan. Entah mengapa sedari pagi suaminya nampak emosional ketimbang biasa. Sekadar dipeluk saja dia menghindar.

"Yasudah, aku berangkat kerja."

"Apa maksudmu? Aku tidak marah."

"Jangan menatapku terlalu lama. Kau pasti berusaha menebak isi pikiranku, bukan?"

Apa kemarin ia melakukan kesalahan? Tidak, bukankah sudah biasa jika Reika menghanguskan makanan, menumpahi segalon air ke lantai, atau mengacaukan keadaan rumah. Memikirkan hal barusan memicu sebuah pertanyaan di benaknya.

"Apa jangan-jangan suamiku... lelah denganku? Bosan?"

Membayangkan sosok wanita elok lain menyentuh tubuh suaminya, wajah Reika memanas. Tangannya mengepal kencang hingga kuku menusuk bagian telapak. Ingin rasanya ia meninju dinding.

Gadis bermahkota biru terang. Ia rebahan ke ranjang. Berguling-guling seraya mencoba menghapus dugaan negatifnya. "BERANINYA KAU SELINGKUH, SIALAN!" teriak Reika terbakar amarah.

Mengernyitkan dahi, ia memikirkan apa yang sebaiknya dilakukan. Jalan-jalan, bermain game, checkout barang di aplikasi belanja online. Setidaknya aktivitas yang ampuh mengalihkan pikiran.

Tidak lupa bibir terus melontarkan gerutu. Pun Reika selalu kesepian ditinggal suami bekerja. Bayangkan sulitnya menghabiskan kehidupan bersama seseorang yang setiap hari sibuk membanting tulang mengerjakan dokumen.

Yang pasti, ia kekurangan perhatian-- walau kelebihan uang rekening.

Pandangan Reika berpindah ke kalender yang digantung. Awalnya ia hanya berpikir, "Ah, sebentar lagi liburan. Mungkin mengajaknya beristirahat ke tempat wisata adalah ide bagus..." Sampai batinnya berteriak nyaring berupa,

"HARI INI COUPLE DAY!"

yang menjadi alasan mengapa suaminya terus merajuk sedari tadi.

╰───────────────

BαΊ‘n Δ‘ang đọc truyện trΓͺn: AzTruyen.Top