πππππ
πΎπππππ | ππππΌππΌππΌ πππππ π ππΎ
βββββββββββββββββββ
Zaman sekarang.
Dentingan sendok memecah kesunyian. Kegiatan sarapan mereka nampaknya baru selesai, bertepatan cerita yang tamat. "Oh, asyik ya cerita okaa-san." Meleleh hati mereka mendengar pujian.
Apalagi berasal anak terjuluk Reon membuat mereka sepasang pasutri tersipu malu. Semburat merah tipis mewarnai pipi macam kepiting rebus. Sial beribu sial ternyata berbincang mengenang kisah meleburkan fokus bahwa mereka hampir terlambat berangkat sekolah, juga kerja.
Manusia pertama yang sadar pastinya kepala keluarga. Munakata Reisi. Sosok yang cekatan sekaligus mampu dipercaya.
"Reon, bereskan tasmu."
Menggandeng tas berisi buku pelajaran, Reon pamit keluar menunggu seseorang menjemputnya sekolah. "Ah, aku berangkat!" Pertanda dia siap pergi.
Beberapa menit ditinggal berdua dengan suami menyisakan ketenangan kecuali bunyi barang bergeser. Mangkuk bekas Reon dipindahkan ke wastafel berkat Reisi. Tentu membantunya mengelap jendela sebelum kerja.
Mengancingkan jas, Reisi sempat menunduk ke samping telinganya. "Aku tunggu hadiah tahun ini setelah pulang." Bisikan yang melayangkan nyawanya.
"... tolong cepat pulang untukku," godanya berkedip, mengkode sesuatu.
Reaksi terkejut Reisi mengundang gelak tawa. "Pftt.... baiklah, kau menantangku hm."
"Couple day tidak pernah membosankan, lho."
β°βββββββββββββββ
BαΊ‘n Δang Δα»c truyα»n trΓͺn: AzTruyen.Top