ππππ
πΎπππππ | ππππΌππΌππΌ πππππ π ππΎ
βββββββββββββββββββ
Suasana yang seharusnya damai kini tergantikan keramaian tiada henti. Tidak mengherankan mengapa tetangga di sebelah rumah menutup telinga dikejutkan seruan mereka. Rakyat di planet lain juga pasti tahu betapa berisiknya.
Masa bodoh betapa berantakan puluhan brosur tergeletak di lantai, mereka berdebat macam bocah cilik. Salah satunya merupakan teriakan Reika. "KUBILANG, AKU SUKA ONSEN! PEMANDIAN!" Ocehan nyaringnya seolah merusak gendang telinga.
Batin Reisi terpaksa sabar. Sekian kali berdoa pada dewa dewi di langit sana, perlu dipertanyakan, "mengapa istriku tidak pernah alim?" Lelah hayati.
Napas panjang ditariknya supaya menenangkan jiwa raga yang mulai kehabisan batas ketenangan. "Kenapa pemandian? Kita, kan sudah lama tidak ke pantai. Kita adakan couple day di sana saja, ya," rujuk Reisi lagi.
Sang gadis menggeleng cepat. "Ih! Gedung tradisional dimana kita menikmati kolam yang hangat diiringi meminum secangkir arak... tuh, bagus ideku!" paksa Reika menepuk alas meja.
Perbedaan pendapat sontak memicu pertengkaran kecil antara mereka. Bahkan sekilas ada petir imajiner menyambar kala mereka bertukar pandang. Sepertinya permasalahan ini tidak berakhir mudah.
Kedua kalinya Reisi berusaha membujuk. "Ayolah. Kau tahu apa yang terbaik, bukan?"
Menolak menerima usulan, Reika membantah keras. "Kalau begitu... kita harus memutuskan ide paling tepat. Coba kau pilih lagi," balasnya membalikkan halaman brosur.
Bersama-sama mereka mencari wisata yang ideal. Sebuah tempat romantis, menyenangkan, menyegarkan, sekaligus asik. Bangunan dimana menyuguhkan pemandangan indah.
Sontak mereka memutuskan sesuatu. "Menginap di hotel!" Akhirnya mereka mulai menyiapkan jadwal. "Kapan kita berangkat?"
Tanpa basa-basi, Reisi menyeletuk, "Besok."
Sebuah pukulan kemudian mendarat pelan. "HAH? Kau yakin?"
Senyuman tipis mengembang di paras menawan Reisi. "Tenang, biar kuurus sisanya."
β°βββββββββββββββ
BαΊ‘n Δang Δα»c truyα»n trΓͺn: AzTruyen.Top