┈─.᪥ָ࣪ Tenshouin Eichi
WARMTH
Child! Tenshouin Eichi & Mother! Reader
by :: -ELZXBELL
Bulan Desember, bulan terakhir didalam tahun ini. Dan bulan di mana para salju mulai menutupi beberapa kawasan di bumi.
Warga sekitar yang tinggal di kawasan tersebut, biasanya akan menikmati liburan mereka dengan bermain salju.
Apalagi untuk para anak kecil.
Seorang anak laki-laki sekitaran berusia 10 tahun itu sedang memperhatikan beberapa butir salju yang turun dari atas langit. Bocah itu hanya bisa memperhatikannya, kondisi tubuhnya yang lemah membuat dirinya tidak bisa bermain dengan salju yang sedang turun di luar sana.
Ibu dari bocah itu, Tenshouin (Name), hanya menatap anaknya dengan tatapan sedih.
Ia tidak kuat melihat anaknya yang terlihat sangat ingin hidup normal seperti anak lainnya yang seumurannya dengannya.
Bocah itu, Tenshouin Eichi, hanya bisa menatap ke arah luar jendela kamar rumah sakitnya itu.
"Okaa-san, kapan aku bisa bermain dengan salju?"
"Suatu saat nanti Eichi ... okaa-san akan mengajak Eichi untuk membuat sebuah boneka salju saat Eichi sudah sembuh," ucap sang ibu tersenyum lembut ke arah anaknya itu.
Eichi pun mulai menoleh ke arah (Name) dan bertanya sesuatu kepada (Name), "Kapan aku bisa sembuh..?"
"Okaa-san tidak tahu, tetapi okaa-san tahu jika kamu kuat." Tangan sang ibu mulai mengelus surai kuning pucat milik anak kandungnya itu.
Melihat wajah ibunya yang sedang tersenyum lembut membuat bocah kecil itu mengangguk dengan polosnya.
Malangnya nasib bocah kecil itu.
Ibunya hanya bisa terus membohonginya dan meminta maaf kepada anak kandungnya sendiri didalam hatinya.
'Maaf ya, Eichi, okaa-san sudah gagal menjadi okaa-san yang baik untukmu...'
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━
Beberapa minggu kemudian, kondisi tubuh Eichi sudah mulai membaik membuatnya berharap lebih agar bisa bermain dengan ibunya sendiri.
Ayah dan ibunya selalu sibuk dengan urusan pekerjaan mereka, waktu mereka untuk bermain dengan dirinya sangatlah sedikit membuatnya menjadi berharap lebih.
"Ayo Eichi," ucap (Name) yang sudah selesai merapikan semua keperluan Eichi.
"Baiklah, okaa-san."
Sang ibu tersenyum lembut ke arah anaknya, "Kau melupakan syal mu lagi kah?" tanyanya.
"Ah, iya..."
Setelah selesai merapikan penampilan milik Eichi, (Name) pun mengantar Eichi ke arah mobil mereka. Di sana ada supir yang sudah menunggu dan siap untuk mengantarkan mereka kapan saja.
Soal rumah sakit? Itu sudah diurusi oleh suami (Name).
Siapa suami (Name)? Tentukan saja sendiri~
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━
Saat sudah sampai di tujuan mereka yaitu rumah mereka sendiri...
"Okaa-san, kapan kita bisa bermain?" tanya Eichi kepada ibunya yang sedang membuat sebuah minuman hangat.
Raut wajahnya seperti berharap agar bisa bermain dengan ibunya sendiri, ingin menghabiskan waktu musim dingin ini dengan ibunya.
Pelayan yang bekerja di tempat tinggalnya sendiri itu sedang liburan, membuat Eichi hanya tinggal berduaan dengan (Name).
Ayahnya? Ia sedang bekerja.
"Baiklah, Eichi mau bermain apa?" tanya (Name) mulai menyamakan tingginya dengan tinggi Eichi.
"Bermain salju!" jawab Eichi dengan nada yang bersemangat.
"Eichi baru saja sembuh, bukannya seharusnya kamu beristirahat?" tanya (Name) tersenyum ke arah Eichi.
"Okaa-san bukannya sudah berjanji?" tanya balik Eichi.
"Memang benar okaa-san berjanji, tetapi tubuh Eichi masih lemah. Bagaimana jika besok saja? Tapi Eichi harus janji agar tidak jauh-jauh dari okaa-san."
"Janji?" Eichi mulai menunjukkan jari kelingkingnya yang masih kecil itu.
"Iya, okaa-san janji," balas (Name) mulai menautkan jari kelingkingnya sendiri dengan jari kelingking anak kandungnya itu.
Hal sekecil ini saja bisa membuat Eichi bahagia. Ia selama ini hanya selalu sendirian di atas ranjang rumah sakit.
Ya ... walaupun temannya, Hasumi Keito, selalu menemaninya. Tetapi entah kenapa masih saja Eichi merasa kesepian.
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━
Esok harinya Eichi sudah terbangun sejak jam 06.00 Ia sudah tidak sabar untuk bermain dengan ibunya sendiri.
"Okaa-san cepat bangun," ucap Eichi yang sedang menggoyangkan pundak ibunya yang masih tertidur.
"Sebentar, aku lagi dicipok sama (nama oshi)," gumam (Name) yang sedang ngigo.
Eichi yang tidak mengerti apa itu di cipok pun kebingungan, 'Cipok itu apa?' batin Eichi yang masih belum mengerti apa-apa.
"Okaa-san," panggil Eichi yang masih tetap menggoyangkan pundak milik ibunya sendiri.
"Ha..?" (Name) sudah terbangun dari tidurnya dan sekarang sedang mengumpulkan kesadarannya itu.
Terlihat kantung mata yang sudah menghitam di bawah mata (Name) dan meja kerja (Name) juga berantakan. Yang berarti tadi malam (Name) bergadang lagi untuk mengerjakan pekerjaannya itu.
"Okaa-san tidak apa-apa?" tanya Eichi yang khawatir dengan keadaan ibunya sendiri.
"A–ah ... okaa-san baik baik saja kok," jawab (Name) tersenyum ke arah Eichi.
"Eichi, okaa-san berjanji untuk bermain dengan Eichi bukan? Tapi ... maaf ya ... badan okaa-san sedang sakit.." jelas (Name) kepada Eichi dengan rasa bersalah karena melingkari janjinya lagi.
"Tidak apa-apa kok! Musim dingin masih panjang, Eichi akan merawat okaa-san!"
"E–eh ... tidak perlu Eichi."
"Tapi okaa-san yang selalu merawat Eichi saat sakit bukan?" tanya Eichi dengan wajah polosnya.
"Itu sudah tugas okaa-san Eichi..."
"Tapi..."
"Okaa-san hanya pusing sedikit bukan sakit yang sangat parah, Eichi-kun~" ucap (Name) tersenyum lembut ke arah anaknya.
"Uhm, baiklah."
"Bagaimana sebagai gantinya okaa-san akan membacakan buku untuk Eichi?"
"Mau mau!!"
"Baiklah, di satu pagi yang cerah..."
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top