┈─.᪥ָ࣪ Ritsu-Fem! Mao

WINTER NIGHT
Sakuma Ritsu x Fem! Isara Mao
by :: chisamao

Malam minggu. Sekarang waktu yang tepat untuk para remaja-remaja keluar rumah bersama pasangan. Begitu juga dengan pemuda bersama Sakuma Ritsu, Ia ingin mengajak teman masa kecilnya; Isara Mao ke suatu taman untuk malmingan. Dan tentu saja Mao menerima tawaran sahabat masa kecilnya itu. Ah iya, hari ini juga sehari sebelum natal tiba.

Ritsu sudah berada di depan rumah Mao. Mereka berdua sudah berdandan dengan sangat rapi, yang padahal mereka cuman mau ke taman, bukan ke resto-resto mahal.

"Fufu, pakaian Maa-chan hari ini sangat cantik."

"Dan ya, wajahmu juga semakin cantik~" puji Ritsu kepada sahabat semasa kecilnya. 

"Arigatou, Ritsu. Kamu juga terlihat tampan kok." ucap Mao memuji Ritsu sambil tersenyum.

Lalu mereka tidak sengaja saling eye contact. Dan ya, mereka pun saling tersenyum dan pandang-memandang. Namun, muka Mao sedikit memerah disaat Ritsu memberi senyuman kepadanya.

'Maa-chan sangat imut...' batin Ritsu.

'Ritcchan imut...' batin Mao.

Dan langsung saja Ritsu menggandeng tangan Mao. Ia berjalan menuju tempat yang sudah mereka janjikan. Mao dari tadi hanya bisa tersenyum dan menggandeng tangan Ritsu balik. Tidak ada percakapan apa pun sepanjang mereka berjalan menuju taman. Namun, selang beberapa menit kemudian Ritsu pun membuka percakapan agar tidak terjadi yang namanya 'canggung'.

————

"Maa-chan, kau mau membeli sesuatu dulu kah sebelum ke taman? Seperti, coklat panas?" tanya Ritsu membuka percakapan.

"Boleh, tapi di mana?" tanya Mao menanggapi ucapan Ritsu.

"Di sana, aku melihat ada tempat yang menjual coklat-coklatan." Ritsu menunjuk ke tempat penjualan coklat & dessert mirip cafe di pinggir jalan itu. "Dan ya, kurasa di situ ada coklat panas." sambung Ritsu.

"Baik-baik, ayo kesana." jawab Mao sambil tersenyum dan berjalan menuju cafe itu.

"Maa-chan tunggu aku!" teriak Ritsu.

"Hahaha, maaf-maaf, ayo sini," Mao berjalan menuju Ritsu dan menggandeng tangannya.

"Nah gitu, jangan tinggalkan aku lagi!" Ritsu cemberut karna Ia pikir Mao akan pergi meninggalkan dirinya, yang sebenarnya Mao hanya ingin cepat-cepat membeli coklat panas tersebut.

Skip setelah mereka memesan pesanan mereka masing-masing, tapi ada menu sama yang mereka pesan; 'coklat panas'. Dan ya kebetulan juga sekarang sudah memasuki musim dingin di Jepang. Dan tentunya banyak akhir-akhir ini yang membeli coklat hangat. Mungkin karna sekarang sebentar lagi natal? Atau karna coklat panas memang cocok untuk menjadi minuman saat musim dingin? 

Di sana, kedua teman masa kecil itu duduk di pojok dekat jendela, sama seperti wibu kalau milih posisi untuk duduk di kelasnya kalau gak diatur sama guru /jk.

Di saat pesanan mereka sudah sampai, mereka langsung menikmati dessert & coklat panas yang mereka pesan itu. Tapi, Ritsu menatapi Mao dengan tatapan gemas. 'Maa~chan sangat imut ketika meminum coklat panas... Apa lagi disaat ia memakan kue coklat itu.. gemasnya..♪' batin Ritsu.

Lalu seketika saja Mao melirik Ritsu, dan ya.. mereka tidak sengaja eye-contact. Itu membuat keduanya malu. Dan kini, muka Mao memerah dan Ia bertanya-tanya mengapa Ritsu menatapnya dengan dalam. 'Apa ada coklat di pipiku sampai-sampai dia menatapku begitu..?' batin Mao.

Mao pun bergegas mengambil tisu dan mengelap seluruh wajahnya karna Ia pikir Ritsu melihatnya karna ada coklat nyasar di wajahnya. Yang sebenernya Ritsu menatap Mao begitu karna Ritsu menganggap Mao sangat imut.

"G–geh, Ritcchan kenapa kau menatapku seperti itu?" tanya Mao.

"Ntahlah~ Ore hanya merasa kalau wajah Maa-chan itu imut, makanya salfok terus," jawab Ritsu sambil tersenyum.

"Wajahmu itu sangat imut, kau tau?" Ritsu memegang dagu Mao dan mendekatkan wajah mereka berdua.

"R–Ritsu, wajahmu terlalu dekat–" Mao langsung menutupi wajahnya yang memerah itu dengan kedua tangannya.

"Fufu~♪ Maa-chan sangat manis," Ritsu tersenyum dan melihat Mao yang masih memerah wajahnya.

"M–mou ii... lebih baik kau selesaikan makanmu, sehabis itu kita langsung ke taman saja" ucap Mao sambil menatap kearah Ritsu. Kini, wajahnya Mao sudah tidak memerah lagi, tapi Ia masih malu karna mengingat kejadian tadi.

Mereka berdua pun pergi dari toko tersebut dan langsung pergi ke taman, yup. Taman. Tempat yang akan menjadi saksi keuwuan RitsuMao selain toko dessert tadi.

"Sudah sampai. Dan lihat, pemandangan taman disini cantik bukan~?" Ritsu memegang tangan Mao dan langsung memeluk Mao dari belakang.

"Ritsu ... umn. Pemandangannya cantik..." Mao tersenyum dan melihat pemandangan indah dari taman tersebut.

"Ya, pemandangannya memang cantik, tapi secantik-cantiknya pemandangan taman ini, lebih cantik lagi dirimu." Gombalan Ritsu tadi membuat wajah Mao kembali memerah lagi. Dan berakhir Mao reflek mendorong Ritsu dan akhirnya pelukan mereka berdua terlepas.

"STOP MEMBUAT MUKAKU MEMERAH RITCCHAN!" teriak Mao.

"Fufu♪ muka Maa~chan kalau memerah lucu ya," ucap Ritsu sambil kembali menggandeng tangan Mao.

"Uhm, terserahmu." Mao menepis tangan Ritsu dan berjalan pergi menjauh dari taman itu.

"Haha, ngambek ceritanya nih?" tanya Ritsu.

"Pikir saja sendiri..." lanjut Mao dengan singkat.

Sekarang sudah pukul 20.45 malam, dan sebentar lagi akan menuju pukul 21.00 malam. Di sepanjang jalan pulang, Mao selalu menggigil kedinginan. Kenapa begitu? Karna ia lupa membawa syal saat berangkat tadi. 'Dingin.. kuharap Aku kuat berjalan sampai rumah' batin Mao sambil mengusap-usap badannya yang kedinginan itu.

Dan tiba-tiba saja Ritsu datang memberi syal cukup tebal kepada Mao & memeluk Mao dari belakang.

"RITCCHAN?" Mao terkejut karna melihat sosok yang memberinya syal tadi.

"Apa? Jangan ngambek lagi dong. Aku minta maaf..." ucap Ritsu memohon permintaan maaf pada Mao dan menyenderkan kepalanya di pinggang Mao.

"I–iya-iya ... lagipula harusnya Aku yang minta maaf," ucap Mao menanggapi perkataan Ritsu.

"Maaf karna tiba-tiba saja pergi meninggalkanmu tadi...." lanjut Mao, dan Ia pun membalikkan tubuhnya dan memeluk Ritsu.

"Iya-iya, tidak apa~" ucap Ritsu.

"Tapi, boleh aku antar Maa~chan sampai rumah?" tanya Ritsu pada Mao.

"Boleh...." jawab Mao sambil melepaskan pelukannya dari Ritsu.

"Fufu baiklah." Ritsu langsung menggandeng tangan Mao dan berjalan menuju kearah tempat mereka tinggal.

Dan setibanya di rumah Mao, Ritsu langsung beranjak ke ruang tamu dan menonton televisi. Ia menonton sinetron berjudul 'Pacarku Ternyata Adalah Suami Bapakku'.

Waktu terus berjalan, dan sekarang sudah pukul 00.00, yap. Sekarang sudah memasuki hari natal, 25 Desember. Namun, Ritsu masih belum tertidur dan masih berada di rumah Mao. Mao? Dia sudah tidur. Ia ketiduran disaat mengerjakan tugasnya. Sedangkan Ritsu masih sibuk menonton sinetron abal-abalan itu.

Ritsu turun dari sofa dan mematikan televisi. Lalu Ia pun mendekati Mao dan tiba-tiba saja Ritsu mengecup pipi sang surai red-violet tersebut. Dan membisikkan 'Maa-chan, selamat hari natal. Itu hadiah pertamaku. Sisanya nanti oke~?' dan Ritsu pun berjalan pergi menuju pintu keluar rumah Mao, dan ia pun berjalan pergi menuju ke rumahnya.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top