┈─.᪥ָ࣪ Kiryuu Kuro

SOMETHING WARM
Kiryuu Kuro x Reader
by :: aquaticccc_

Angin dingin di bulan Desember bertiup, udara di sekitarmu menjadi dingin dan dirimu juga mendapatkan sebuah kesialan hari ini. Awalnya kau hanya ingin bertemu dengan kakak kelasmu untuk mengajarimu beberapa tekstur kain, walaupun itu hanya alasan kau untuk bertemu dia sebelum natal besok.

Lehermu merasakan udara dingin yang mengerikan, untung saja dirimu tidak lupa memakai jaket jika tidak sekarang wajahmu sudah mencium tanah.

"Kuro-san kok lama sekali, aku bisa mati kedinginan jika begini terus," ucapmu agak ketus. Baru saja kau memanggil namanya, kini Kuro sudah tiba di depanmu.

"[Name], itu kau?" tanya Kuro sambil melihat wajahmu.

"Bukan ini bebek, bercanda. Sudah tahu masih nanya sih," ucapmu kesal, Kuro hanya tertawa melihat kekesalanmu.

"Oh ya, ini untukmu. Aku sudah menduga akan ada kejadian seperti ini terjadi kepadamu, Nona Pelupa." Kuro memasangkan syal itu kepadamu. Kau merasakan kehangatan kembali di lehermu, tetapi kehangatan itu juga muncul di kedua pipimu saat Kuro memasangkan syal itu.

"Baiklah, waktunya kita mencari kain dan benang untuk digunakan, bukan?" ucap Kuro lalu menggandeng tanganmu.

"Yea, sebenarnya aku sudah bertanya tempat kain yang bagus ke Shu-senpai, tempatnya di dekat toko kopi di sana." ujarmu santai tetapi sisi lain dirimu ingin berteriak rasanya dengan keadaan seperti ini.

"Oh, baguslah, kalo begitu kita tidak perlu repot-repot mencari toko kain yang bagus."

...

"Kain yang [Name] pilih lumayan juga, baguslah jika kau sudah memahami beberapa tekstur kain. Bagaimana kita mampir ke kafe dulu? " puji Kuro kepadamu, kau mengangguk untuk mengiyakan.

Sebenarnya dari tadi kau tidak fokus saat memilih kain, karena jarakmu dan Kuro hanya beberapa sentimeter.

Kini kau dan Kuro duduk berhadapan di kursi kafe, Kuro memanggil pelayan dan memesan secangkir teh hangat.

"Bagaimana denganmu [Name], apa kau ingin memesan sesuatu?" yanya Kuro sambil menatapmu, kau hampir salah tingkah saat melihat tatapannya.

"A–ahahah iya, saya pesan coklat panas saja."

"Baiklah, pesanan kalian akan sampai. Mohon tunggu." ucap pelayan itu, lalu pergi.

"Jadi [Name], sebenarnya apa yang ingin kau buat dengan kain dan benang itu?" tanya Kuro. "Oh benang wol ini akan kugunakan untuk bikin sarung tangan, kalau kain ini masih kupikirkan." jawabmu langsung.

"Ahahaha, tapi bukankah membuat sarung tangan tidak membutuhkan benang wol sebanyak itu Nona?"

Sebenarnya apa yang di katakan Kuro benar, tetapi karena kau ada niat lain jadi sengaja membeli banyak. Kau juga ingin membuatkan sarung tangan untuk Kuro sebagai hadiah natal nanti, yang mengetahui rencanamu ini hanya Shu dan Mika karena merekalah yang dapat kau percaya walaupun tidak terlalu kepada Shu.

Tak lama kemudian pelayan tadi kembali, ia membawakan pesanan kalian berdua. Kau berterima kasih lalu meminum coklat panas tersebut, seluruh tubuhmu seakan menjadi hangat saat meminumnya. Tanpa kau sadari ada yang memperhatikanmu.

"[Name], kemari, aku ingin menunjukkan sesuatu." ucap Kuro, kau tanpa pikir panjang langsung duduk di sampingnya.

"Ada apa Kuro-san?"

"Ini untukmu, anggap saja ini hadiah dari ku untuk natal besok." Kuro mengeluarkan sebuah sarung tangan rajutan. Pipimu mulai menghangat tetapi kau juga merasa kesal, kau kesal karena seseorang yang ingin kau berikan hadiah malah membalapmu.

"Kuro-san ini tidak adil, seharusnya aku terlebih dahulu memberikan sarung tanga rajut! Menyebalkan."

Kuro nampak kaget, ia kira kau tidak menyukai hadiah darinya ternyata kau hanya ingin terlebih dahulu memberikan hadiah kepadanya.

"Benarkah, ternyata itu alasan mu membeli banyak benang? Jika [Name] tidak menyukainya biar kuberikan ke adikku saj—"

"Tidak tidak tidak! Ini bagus kok. Aku cuma kesal Kuro-san mendahuluiku, Aku ingin memberikan sesuatu yang hangat untuk natal besok kepadamu. Bukan berarti aku tidak menyukai ini, paham!" ucapmu ketus, tetapi pipimu yang memerah muda tidak mendukung perasaan kesalmu.

Kuro melihatmu tertawa, lalu mengelus kepalamu. Itu membuatmu makin salah tingkah.

"Ku–KURO-SAN HENTIKAN KITA DI KAFE LOH!" Kini wajah mu benar benar memerah, suhu tubuhmu juga berubah menjadi hangat. Kau malu lalu menutup wajahmu.

"Ahahahaha, maafkan aku [Name]. Lagipula aku tidak menyangka reaksi mu akan seperti itu..." Kau menatap Kuro, ia tersenyum lembut kepadamu "... Jadi Nona, kutunggu sarung tangan itu besok. Terimakasih. Aku menyayangimu, [Name]."

Kini pipimu semakin hangat saat mendengar itu, "Aku juga, Kuro-san."

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top