┈─.᪥ָ࣪ Ayase Mayoi
A DROP OF WARMTH
Child! Ayase Mayoi & Reader
by :: Fafa_moonlight
Seorang anak kecil dengan rambut keunguan terlihat meringkuk di balik selimutnya yang sudah usang dan robek, mencoba berlindung sebisa mungkin dari dinginnya hawa malam itu. Ia terlihat menangis sambil menahan semua rasa sakitnya sendirian tanpa seorangpun.
"Dingin ... Seseorang ... Tolong ... "
———
Pukulan dari benda tumpul dan tendangan telak mengenai anak itu. Padahal ia hanya tak sengaja menumpahkan belanjaan seorang ibu-ibu, ia malah mendapat balasan berupa pukulan dan tendangan di tubuhnya.
"Oi bocah! Kau tau kan kalau kau itu anak pembawa sial? Pergi sana! Jangan sampai kau menyebarkan kesialanmu ke desa ini! Makan ini!" Mayoi menjerit kesakitan karena tubuhnya dipukuli dan ditendang terus terusan.
Melihat ada celah, Mayoi langsung melarikan diri menuju rumahnya. Sampai di rumah, Mayoi langsung terbaring lemas di lantai kayu yang dingin. Sekujur tubuhnya terasa sakit akibat pukulan dan tendangan tadi.
Bagi mayoi, hal ini memang sudah biasa terjadi. Desa itu meyakini bahwa anak yang terlahir dengan gigi tajam adalah anak pembawa sial karena gigi mereka yang tajam diibaratkan sebagai taring iblis. Para penduduk sering memperlakukan Mayoi dengan kasar seperti ini.
Entah ia dipukul dengan benda tumpul, ditendang di bagian perut, atau rambutnya yang dijambak. Mayoi berusaha menahan semua rasa sakitnya sendiri, tak ada seorang pun yang mau berteman ataupun merawatnya.
———
Seseorang dengan jubah hitam panjang dan rambut (h/c) tengah berada di rumah sang kepala desa tersebut. Ia menatap kertas dengan sketsa wajah Mayoi di atasnya.
"Jadi, ini anak yang harus aku bunuh?"
Pemimpin desa itu mengangguk dan menjelaskan alasannya. Orang tadi mengiyakan dan segera pergi ke rumah Mayoi.
Singkat cerita, ia sudah sampai di sana dan mendapati Mayoi yang sedang terkulai lemas di lantai. Lewat celah kecil di topengnya, orang tadi menatap Mayoi dengan tatapan dingin dan bersiap memenggal kepala Mayoi. Namun, gerakannya terhenti ketika melihat ada sesuatu padanya.
———
"Ah South, bagaimana hasilnya? Apa kau berhasil membunuh anak itu?" tanya kepala desa.
(Y/N) mengangguk dan melemparkan seikat rambut Mayoi yang separuhnya berlumuran darah. Kepala desa sangat bangga karena akhirnya Mayoi sudah tewas. Ia pun memberinya sekantong uang emas sebagai imbalan dan (Y/N) segera pergi dari rumah kepala desa.
Ia berjalan agak jauh dari desa itu masuk kedalam hutan. Ia menoleh kesana kemari memastikan tak ada yang mengikutinya.
"Semuanya aman, kau bisa keluar sekarang."
Mayoi segera keluar dari balik pohon dengan rambutnya yang sedikit lebih pendek dari sebelumnya. Rupanya, (Y/N) tidak benar-benar membunuh Mayoi karena ia melihat sesuatu yang spesial pada diri Mayoi. Ia pun hanya memotong rambut Mayoi yang sudah terlampau panjang dan melumuri nya dengan darah binatang sebagai bukti bahwa Mayoi sudah mati.
———
(Y/N) membawa Mayoi ke sebuah mansion megah yang terletak 300km dari barat desa itu. Ia mempersilahkan Mayoi masuk ke mansion itu. Awalnya Mayoi merasa ia tak pantas berada di sana, namun (Y/N) tetap menyuruh Mayoi masuk ke dalam.
Di dalam, Mayoi segera dimandikan oleh (Y/N) hingga kulit Mayoi nampak lebih cerah dibanding sebelumnya. Tak hanya itu, ia juga memberikan Mayoi pakaian baru berupa kemeja putih berlengan panjang dan celana hitam pendek. Ia juga merapikan rambut Mayoi dan mengikatnya menjadi kepang.
Mayoi dibawa ke sebuah ruangan dimana terdapat banyak sekali anak kecil dengan usia yang tak terlampau jauh dari Mayoi. 16 anak yang ada di ruangan itu langsung lari menyerbu (Y/N) ketika melihatnya di ambang pintu.
"Nee nee, apa (N/N)-chan menemukan uang koin di jalan tadi?" tanya anak dengan rambut oranye.
"Jangan bercanda Akehoshi. Di tengah salju begini tidak mungkin menemukan uang koin," kata si rambut hitam.dengan mata biru sambil menjitak temannya yang dipanggil Akehoshi tadi.
"Tenang saja, aku mendapat sekantung kok, Subaru-kun. Nih untukmu," (Y/N) memberikan sekeping uang koin tadi pada Subaru dan ia terlihat sangat menyukainya, bisa dilihat dari matanya yang berkilauan melihat uang koin tadi.
"Daripada itu, ada seseorang yang ingin kukenalkan." Ia menyuruh Mayoi keluar dari belakang kakinya dan berkenalan dengan yang lain. Ia mengatakan bahwa Mayoi akan menjadi teman baru mereka.
(Y/N) menunduk dan memberikan sebuah kartu dengan gambar clover pada Mayoi dan tersenyum padanya. "Mulai sekarang, kau akan tinggal di rumah ini bersama yang lain, Ayase Mayoi. Bersenang-senanglah, kutinggal dulu sebentar ya."
Setelah (Y/N) pergi, Mayoi segera dikerubungi oleh teman teman yang lain. Mereka memperkenalkan diri masing-masing dan cepat akrab dengan Mayoi. Salah satu di antaranya yang bernama Sengoku Shinobu berkenalan pada Mayoi lebih dulu.
"Ayase Mayoi? jadi itu namamu ya de gozaru ka? Salam kenal Mayoi-dono!" kata seorang anak dengan poni yang menutupi mata kirinya.
Seorang anak dengan rambut merah menarik lengan baju Mayoi yang mana itu membuat Mayoi kaget setengah mati. "Ah maaf, apa aku mengagetkan Mayoi-senpai?"
"A–ah, t–t–tenang saja. A–aku hanya sedikit terkejut."
Anak berambut merah itu—Amagi Hiiro berbicara sebentar dengan Shinobu lalu menarik tangan Mayoi menuju 2 temannya. Melihat anak seimut Hiiro dan Shinobu berinteraksi, jiwa Mayoi yang menyukai hal imut seakan ingin melayang karena terdamage.
Hiiro memperkenalkan Mayoi pada Shiratori Aira dan Kazehaya Tatsumi. "Oh ya Mayoi-senpai, aku ingin bertanya sesuatu. Bagaimana kau bisa bertemu dengan (Y/N)-san?"
"(Y/N)-san? " Mayoi nampak kebingungan. Hiiro menjelaskan bahwa dia adalah orang yang tadi membawa dirinya. Hiiro menjelaskan bahwa mereka harus memanggil (Y/N) dengan nama "South" ketika di luar mansion dan hal lain yang perlu diketahui oleh Mayoi.
"Ah ... souka, tapi kenapa dia membawaku? Apa ada sesuatu yang dia inginkan dariku?"
Mereka bertiga—Hiiro, Aira, Tatsumi—mengangguk, menunjukkan kartu yang sama dengan milik Mayoi namun dengan tanda spade, heart dan diamond. Tatsumi menjelaskan bahwa semua anak dibagi dalam beberapa kelompok sesuai simbol yang diberikan.
———
Sudah 2 minggu sejak Mayoi tinggal dan menjadi salah satu penghuni mansion itu. Mayoi mendapatkan banyak teman baru dan kehidupan yang lebih baik. Ia tidak harus merasa kedinginan dan rasa sakit karena dipukuli lagi. Meski begitu, ia masih suka bersembunyi di loteng atau celah plafon ketika ia ingin sendirian.
Terkadang, mereka berkumpul dan bermain dengan anak anak dari 3 mansion lain di sebuah villa besar. (Y/N) juga bertemu dengan ketiga temannya yang masing-masing menjaga anak anak di 3 mansion lainnya.
Mayoi merasa kehidupannya disini sangat menyenangkan. Ia mendapatkan semua yang dia impikan. Teman, keluarga, rumah, makanan. Mayoi juga mengetahui bahwa tujuan mereka dikumpulkan adalah untuk membawa musik menyebar ke seluruh dunia, yang mana di dunia itu orang-orang mempercayai bahwa musik dapat mendatangkan malapetaka bagi mereka.
Namun ada satu hal yang mengganjal di benak Mayoi, kenapa ia menjadi salah satu dari anak-anak yang terpilih?
———
31 Desember, malam pergantian tahun.
Anak-anak asuhan (Y/N) berkumpul dan bersenang-senang di tengah halaman sambil bermain kembang api. Beberapa ada yang bermain kembang api, beberapa lagi hanya melihat dari pinggiran. Salah satunya adalah Eichi, dia memiki tubuh yang lemah sehingga hanya bermain kembang api dengan Wataru, Tori dan Yuzuru.
Di tengah halaman, Chiaki, Kanata, Tetora, dan Shinobu bersiap untuk menyalakan kembang api yang akan berwarna-warni ketika meledak, tentu saja mereka tetap didampingi oleh (Y/N) karena terlalu berbahaya membiarkan mereka bermain sendiri.
(Y/N) menoleh dan melihat Mayoi hanya diam meringkuk dipinggiran dengan wajah murung. Ia segera menuju tempat Mayoi dan duduk disampingnya sambil mengelus kepala Mayoi.
"Ada apa? Kau nggak ikut main dengan yang lain?" Kata (Y/N) sambil menunjuk Subaru, Hokuto, dan 2 temannya yang sudah menyusun kembang api yang mereka pegang layaknya percikan bintang.
Mayoi berkata bahwa ia merasa tidak cocok berada di rumah ini. Ia merasa bahwa semuanya hanya berlagak bahwa mereka senang Mayoi disini, padahal sebenarnya tidak. "Apa lebih baik aku mati saja ya? Tak ada siapapun yang menginginkan diriku di dunia ini."
(Y/N) tersenyum dan menyangkal semua perkataan Mayoi. Ia memanggil anak anak lain untuk berkumpul di dekat Mayoi.
"Sekarang aku mau tanya, apa kalian menyayangi Mayoi-chan? Maksudku benar-benar sayang? Jawab sejujur-jujurnya."
Semua kompak menjawab iya, beberapa dari mereka bahkan mengatakan bahwa hari hari mereka terasa semakin meriah dengan kehadiran Mayoi di mansion.
Mayoi nampak terkejut dengan hal itu. Ia tak menyangka semua temannya sangat menyayanginya seperti itu. Ia nampak menangis dan terisak-isak. "Kenapa ... Padahal keberadaanku hanya membawa nasib buruk, hiks ... Tapi kenapa ..., kenapa kalian tetap tersenyum seperti itu?Huwaaaa!"
(Y/N) meraih Mayoi dan menggendongnya dengan dipeluk oleh Aira, Hiiro dan Tatsumi
"Lihat kan? Semuanya menyayangimu, tidak ada yang merasa terganggu denganmu. Mayoi-kun adalah teman mereka, begitu juga dengan mereka. Ah lihat! Sebentar lagi kembang apinya akan diluncurkan."
"Lima ... Empat ... Tiga ... Dua ...."
Mayoi menatap ke arah teman-temannya yang terlihat bersemangat menghitung peluncuran kembang api. Ini adalah pertama kalinya bagi Mayoi merasakan kehangatan di malam tahun baru. Entah mengapa, ia ikutan bersemangat dan mengucapkannya bersama yang lain.
"Satu!"
"Akemashite omedetō!"
Teriak mereka semua dengan wajah bahagia. Sama halnya dengan Mayoi, yang juga tersenyum lebar bersama yang lain. Melupakan semua masa lalu dan rasa sakit yang pernah ia alami.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top