┈─𒀭 Panjat Pinang
PANJAT PINANG
ft. Mao, Anzu, Tori, AtoZ, XXVeil, Ring.A.Bell,
Getto Spectacle, Kuro
(+) Yuzuru
by :: YzrKyx__
Di dalam sebuah ruangan terdapat beberapa orang berkumpul di sana. Tentunya karena dipanggil oleh sang Ketos a.k.a Mao. Sebenarnya usul untuk mengadakan lomba itu suruhan dari Keito.
Suara kebisingan dalam ruangan terjadi di mana-mana. Mereka bertanya-tanya untuk apa mereka dipanggil. Tidak butuh waktu beberapa menit Mao beserta Anzu masuk ke dalam rungan. Tentu disusul Tori dan Yuzuru yang datang 1 menit sesudah mereka.
"Baik-baik semuanya harap diam." ucap Mao menggunakan toa. Perlahan suara kebisingan mereda. Setelah semua orang diam Mao kembali bersuara. "2 hari lagi adalah tanggal 17 Agustus atau hari kemerdekaan. Kalian yang terpanggil di sini harus mengikuti lomba yang telah disediakan."
Semua orang cengo, namun setengahnya hanya kaget biasa. "Maksud?" tanya Izumi yang sedang memeluk lengan Makoto. Ngefanboy-ria dia. Fuwa-fuwa karena Makoto ada dalam ruangan yang sama. Namun kita kesampingkan itu.
Mao menatap Izumi yang barusan angkat bicara itu. Dan melihat temannya lagi-lagi diganggu. Mao cuma bisa mengkasiahani dia saja.
#PrayForMakoto.
"Aku ulangi. Kalian semua yang terpanggil wajib mengikuti lomba yang telah disediakan." Mao mengulang perkataannya kembali. Sebagian ada yang protes, sebagian hanya diam, dan sebagian cuma iyain aja.
"Lwomba apwa yang akan diadakwan?" Kali ini senpai kita yang cebol-maaf. Maksudnya Nazuna bertanya sembari megangkat tangannya agar pertanyaannya dapat di jawab. "Lombanya yakni panjat pinang."
"Panjat pinang? Itu seperti apa?" tanya Eichi pada Keito yang berada di sampingnya.
"Sebaiknya kau jangan ikutan, Eichi. Takut penyakitmu kambuh kembali." Protektif sekali temannya ini. Tapi ada benarnya sih. Panjat pinang itu manjat ke atas. Pastinya banyak angin berhembusan di sana.
"Hakaze, menurutmu apa ya hadiahnya nanti? Apa itu ada sebuah figur hero??" Mata Chiaki berbinar-binar. Kaoru melirik dengan ekspresi biasa aja. "Kayanya ga ada." Kaoru udah kebal sama temannya ini yang sangat suka Tokusatsu.
"Uuu apa nanti ada hadiah berupa makanan ssu~?" Setelah Chiaki yang kebelet figur Hero, sekarang Niki yang kebelet makanan. Ini sebenarnya lomba atau apa sih?
"Harap tenang! Semuanya harap tenang!!" Suasana kembali damai lagi. Cepat juga pada diam. Biasanya butuh sekitar 2 kali ucapan agar semuanya diam.
"Karena lomba panjat pinang butuh sekitar 5 orang, jadi kelompoknya akan diambil dari kelompok yang dulu." tambahnya. Semuanya sudah menduga hal itu.
'Akhirnya ga bareng Chiaki dan Kaoru.' Batin Izumi. Posisinya tetap sama. Mari beri semangat buat Makoto. Semoga dia tetap baik-baik saja.
Natsume menoleh ke kanan dan kiri. Rasanya ada yang kurang."KemaNA BrancO dan TsukinaGA-sEnpAI?" tanya Natsume. Iya juga, tumben ga ramai-ramai banget. Ternyata gada Leo. "Untuk Branco tidak akan ikutan." jelas Mao.
Setengah paham dan setengah masih loading-maksudnya masih kurang paham. Tori kekeh kecil.
"Asik ga ikutan. Nah, semangat semua~" ucap tuyul pink-Tori dengan nada meremehkan. Yang mendengar cuman bisa nahan amarah. Izumi mah langsung nyewot. "Berisik. Makanya jangan pendek-pendek." Pedes banget itu mulut. Pada akhirnya terjadilah adu bacot antara Izumi dan Tori. Walau nanti dileraikan oleh Yuzuru.
"Baik, hanya informasi itu saja. Diharapkan semua wajib datang 2 hari kemudian. Ah, dan lombanya diadakan di lapangan tenis."
"Sekarang semuanya pada bubar. Silahkan lanjutkan pekerjaan kalian." Sedikit demi sedikit segerombolan orang telah pergi. Kini tersisa Mao dan Anzu. Mao meregangkan kedua tangannya. "Saatnya kembali bekerja. Dan Anzu, terimakasih ya mau ngebantu acara lombanya." Anzu menggelengkan kepalanya. "Tak apa, ini juga bagian dari pekerjaanku."
---
Sehari sebelum lomba, di tengah-tengah lapangan telah tersedia tiang yang terbuat dari bambu. Yang nyebiayai tentunya Eichi. Harganya ga mahal, Cuma sekiatarn 12 juta aja.
Palamu ga mahal.
Di dekat tiang bisa kita lihat terdapat Anzu yang sedang mengecek kebutuhan. Dimulai dari hadiah, kemudian minyak.
''20 sepeda, emas 6 gram, tas, sepatu, duit 10 juta, video game, handphone opo vipo dan iph*one, kemudian tablet..." Barang-barangnya edan. Nangis aku nangis.gg
"Oh, Anzu." Kuro datang menghampiri Anzu yang sedang sibuk mengecek hadiah-hadiahnya. "Kak Kiryuu, selamat pagi." sapa Anzu.
"Sedang mengecek barang-barang kebutuhan kah?"
"Ya ... hadiahnya tinggal diikat saja." Kuro melirik ke hadiah-hadiahnya. "Bagaimana bila aku bantu ikat?" Anzu mengangguk.
Semua hadiah diikatkan pada bagian atas tiang yang nantinya akan diambil oleh sang peserta. Tentu sesuai tempatnya masing-masing. Tiangnya ada 5. Semua tiang sama-sama memiliki hadiah. Hadiah itupun juga sama.
"Baiklah selesai." Kuro mengelap keringatnya menggunakan tangannya. Anzu memberikan handuk kecil dan air A*ua untuk Kuro. "Ini handuk dan air A*uanya. Terimakasih atas bantuannya." Anzu menyerahkannya kepada Kuro, lalu diterima oleh yang dikasih.
"Sama-sama. Bila butuh bantuan jangan lupa katakan kembali kepadaku."
Wajah sih garang ... tapi hatinya kek Hello Kitty.
---
Hari yang ditunggu-tunggu telah tiba. Semua peserta mengenakan kaos olahraga dan tengah menunggu lombanya. Para pengurus lomba membaluri minyak pada tiang. Caranya bagaimana? Ya manjat lha. Seusai itu, akhirnya Mao memulai acaranya. "Semua peserta harap berbaris!"
Para peserta kemudian langsung berbaris sesuai nama papan yang telah disediakan. "Oke aku akan mengabsen kalian semua."
AtoZ : Kaoru, Chiaki, Mitsuru, Natsume, Niki.
XXVeil : Izumi, Makoto, HiMERU, Nazuna, Souma.
Ring.A.Bell : Mao, Midori, Leo, Keito.
Getto Spectacle : Hiyori, Tatsumi, Arashi, Hokuto, Kanata.
Kok Eichi sama Branco gada? Kasian mereka nanti-Tapi lebih mengkasihani anak-anak Branco.ysj
"Lomba ini sisanya akan diserahkan kepada Anzu." Mao memberikan toa ke Anzu, kemudian ikut berbaris.
"Baik ... bersedia semua? 1.. 2.. 3!!" Semua peserta berlari-lari menuju tiang dan mulai membentuk tumpukan pada tiang. Yang pendek wajib ngambil hadiahnya itu. Namun ronde pertama maksimal hadiah hanya 2.
Mari kita lihat satu persatu.
"Aku naik ya daze!" Mitsuru tampak semangat saat lomba ini.
"Ayo naik saja!!" ucap Chiaki yang berada di atas pundak Kaoru.
"Ayo cepat!" Kaoru yang berada paling bawah hanya dapat menahan dirinya agar ga jadi tumbal. Tanpa babibubebo Mitsuru segera memanjat. Saat memanjat tiba-tiba tubuhnya menjadi merosot. "Licin!" Mitsuru mengeluh.
"Ayo panjAT saJA. NantI kaU akAn dibeLikan roTI oleH kaK HakaZE."
"Kenapa harus aku sih?!" protes Kaoru ga terima.
"Roti? Oke daze aku akan memanjat kembali!! Dashu dashu~!!" Mitsuru kemudian manjat kembali. Namun kali ini benar-benar bisa memanjat sampai puncak. Tapi di puncak tiang Mitsuru tampak kebingungan. "Aku harus mengambil apa daze?"
"Ambil apa saja ssu! Tapi kalau bisa ambil uang dan emas saja!" ucap Niki. Mitsuru hanya mengiyakan. Dia mengambil uang dan emas. Sedangkan yang di bawah, para pengurus bersiap-siap. Setiap tiang ada pengurusnya. Jadi bila ada benda yang jatuh akan ditangkap menggunakan kain yang lebar.
Barang yang dikatakan Niki barusan telah diambil. Mitsuru turun ke bawah dengan merosotkan dirinya. Team AtoZ telah berhasil mengambil 2 benda. Mereka juara pertama.
Kita kali ini akan menyorot ke Getto Spectacle.
"HOKUTO CEPAT AKU UDAH KEPANASAN NIH." Hiyori protes. Karena sedari tadi Hokuto ga manjat-manjat. Arashi juga persis seperti Hiyori.
"Tidak apa, Tuhan akan senantiasa melindungimu. Amen." Tatsumi mencoba meyakinkan Hokuto. Sedangkan Kanata sih cuma iyain aja. "Semangat Hokuto~"
"... Baiklah." Mau ga mau Hokuto harus manjat tiangnya. Hokuto perlahan memanjat tiangnya, tapi dirinya malah tergelincir. Untungnya dia peluk tiang. Kalau ga nanti parah sih.
Yang di bawah Hokuto—Hiyori, sekali lagi kesal. "YANG BENER DONG!"
"M-maaf Kak Tomoe..." Sekali lagi Hokuto memanjat tiangnya.
"Aku ajalah yang manjat. Turun-turun."
"Tapi dalam peraturan yang pendek harus manjat k—"
"Udah biarin. Kau lama tau ga?!" Hokuto sih ngikut kakaknya ini. Tanpa basa-basi dia segera turun, disusul Hiyori. Kemudian Hokuto naik kembali terlebih dahulu, sedangkan Hiyori yang di bawah udah kesel. Habis itu dia manjat.
"Lho, bukannya Hokuto yang harus manjat?" tanya Arashi. Sudah jelas dalam peraturannya yang pendek wajib manjat. "Dia terlalu lama."
Tatsumi sama Kanata sih diam aja. Toh mereka ga bisa apa-apa.
Berpindah ke Ring.A.Bell.
"Takamine, tolong tahan ya." Keito tampak cemas dengan adik kelasnya ini.
"Ya..." Midori cuma mengiyakan doang.
"WAHAHA KALAU KETEMU ALIEN KATAKAN YA!!" Ngadi-ngadi. Sedangkan Mao berusaha untuk manjat. Walau sulit tapi ia tetap melakukannya. Eichi hanya bisa menyemangati teman-temannya.
Sepertinya tim ini cukup damai, dengan berisi 4 orang kalem dan 1 yang teriak-teriak terus, siapa lagi kalau bukan si Leo.
"OI, TSUKINAGA BISA DIAM SEMENTARA TIDAK?!" Keito mulai emosi. Leo nengok ke temannya yang marah barusan. "TIDAK BISA!! BARUSAN AKU LIHAT ALIEN!! Oh! AHAHAHA AKU ADA IDE. KEITO BERI AKU KERTAS~" Enak benar ngomongnya. Lagi lomba gini sempat-sempatnya minta kertas.
Sekarang beralih ke XXVeil, atau tim terakhir yang akan kita sorot.
"Cepat manjatnya!" Setelah Hiyori protes, sekarang Izumi juga. Dia kesal karena Nazuna jatuh-jatuh terus ke dirinya.
"M-mwaaf Izumi-chin." Nazuna tampak sedikit panik. Sekali lagi dia memanjat. HiMERU daritadi diam ga bersuara, sebelum ditanyai oleh Souma. "Tuan HiMERU, anda tidak apa-apa?"
"Ya, HiMERU baik-baik aja." Cukup mecurigakan kalimat yang dia katakan. Makoto? Lagi meratapi nasib dia untuk kesekian kalinya.
Ronde pertama telah berakhir. Sekarang saatnya ronde kedua. Karena demi kesehatan semuanya, maka lombanya sampai 2 ronde aja.
Semuanya diberikan waktu istirahat selama 20 menit. Untuk mengumpulan energinya kembali. Kan ga lucu nanti tiba-tiba ada yang pingsan di tengah lomba gegara kepanasan dan kelelahan. Selang beberapa menit akhirnya ronde kedua diadakan kembali. Para peserta kembali ke barisannya semula. Untuk kali ini hadiahnya boleh diambil semuanya. Yang bantu urus juga harus lebih bersiaga dan bersiap-siap.
"Bersedia ... siap ... MULAI!!"
Sekali lagi mereka berlari ke tiang dan memanjatnya. Masih sama seperti sebelumnya kok. Satu persatu hadiah diambil dan dijatuhkan, terutama sepeda. Para pengurus sih ... karena udah siap jadinya pas nangkep jadi mudah.
"Haa panasnya~ banyak banget sih hadiahnya. Capek tau." keluh Hiyori yang dipuncak tiang sembari ngibas-ngibas tangannya.
Mao yang tengah mengambil hadiah terakhir merasa cukup lega. "Akhirnya!" Dia menoleh ke tiang tetangganya. Kemudian ia mendapati Hiyori yang tampaknya kepanasan. "Eh? Kak Tomoe?" Si Mao heran. Kenapa malah Hiyori yang manjat dan bukan Hokuto. Mao melambai-lambaikan tangannya "Ooi, Kak Tomoe!"
"Haloo!" Hiyori membalasnya dengan senyuman.
"Kemana Hokuto? Harusnya dia yang manjat bukan?"
"Hmph! Dia terlalu lama."
Mao mengiyakan kakelnya itu. Daripada adu bacot ini. Kalau adu bacot sama Hiyori ya kalah sudah.
"Kak Tomoe, aku duluan ya." Mao turun ke bawah.
"A- tunggu!" Sayangnya Mao udah turun duluan. "Huuh! Kenapa pada cepet sih?!"
Semua hadiah telah diambil. Para peserta beristirahat sejenak sembari mengobrol tentang hadiahnya itu.
"Kirwa-kirwa hadiahnya kita apwakan?" Tanya Nazuna. Izumi ketus, "Ya dibagi-bagi lah."
"Bagaimana bila hadiahnya sesuai yang kita butuhkan?" Makoto mulai mengusulkan. Mendengar Makoto mengangkat bicara, Izumi segera menoleh ke arahnya. "Barang yang ada di sini bukannya sudah punya semua?" Bener sih, holkay mah beda.
"Lalu sepeda?" Souma menunjukkan 4 sepeda yang merupakan hadiah yang Nazuna ambil.
"Kalau gitu aku akan mengambil 1 sepeda dan akan berkencan bersama Yuu-kun~" Makoto yang merasa dirinya dipanggil Cuma bergidik ngeri.
"Bagaimana bila kita melakukan voting?" HiMERU mengusulkan.
"Ide yang bagus, Tuan HiMERU." Pada akhirnya mereka melakukan voting.
"Baik-baik semuanya harap berkumpul kemari!" Para peserta kemudian berkumpul.
"Terima kasih telah mengikuti lomba ini. Aku harap kalian menikmati hadiahnya."
"Tapi hadiahnya tidak ada makanan ssu." Mana bisa begitu. Yang ada makanannya keburu digrogotin lalat.
"Yah ... hadiahnya itu kan ada uang, jadi dirimu bisa membeli makanan." Mao sweatdrop mendengar ucapan Niki. Sedangkan Niki pundung. "Sabar ya Kak Shiina!" ucap Mitsuru menyemangati teman setimnya ini.
"Karena semuanya telah mendapatkan hadiahnya, silahkan kalian boleh kembali atau bergabung ke lomba lain." Mao langsung menyudahinya. Kemudian dia pergi. Para peserta pun sedikit demi sedikit telah bubar. Para pengurus sisanya merapihkan properti lomba.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top