┈─𒀭 Lomba Puisi
LOMBA PUISI
ft. Keito, Souma, Mayoi, Kanata, Tetora,
Ibara, Nagisa, Hiyori, Jun, Eichi, Hajime
(+) Tatsumi, Shinobu
by :: oukasakurawa
Di sisi lain komplek, Keito memainkan ponselnya agar terlihat sibuk, padahal sedang bingung ingin melakukan apa.
"Beberapa lomba sudah digelar, tapi tampaknya keramaian dan keributan ini masih akan berlangsung lama. Sebenarnya orang-orang komplek ini punya berapa banyak lomba?"
Souma yang mendengar gumaman Keito menoleh ke arahnya. Sambil memakan jajan yang Ia beli, Souma berkata, "Coba anda lihat postingan dari akun twittar masterhajianjay. Katanya di sana mereka bahas lomba-lomba."
Feeling Keito sudah buruk sejak mendengar nama akunnya. Tapi saat ini rasa ingin tahu yang menguasainya, maka Ia benar-benar membuka akun tersebut.
"... Ini sebenarnya akun siapa. Kenapa gaya tulisan perpostingan berbeda?"
"Itu akun milik sesepuh di sini, katanya yang pegang enam orang."
"...."
"Jadi apa yang tertulis di sana?"
Keito lanjut scroll.
'Tenshouin ikut? Hmm mencurigakan.'
Kecewa, kebanyakan lomba yang tertulis di sana sudah digelar. "Hm, tidak menemukan apapun selain lomba puisi yang akan digelar sekitar ... sepuluh menit lagi. Apa kau mau melihatnya?"
"Tentu saja! Mari pergi ke sana."
———
Saat tiba, tampak semua orang yang menonton sudah duduk rapi di kursi plastik yang telah disediakan. Keito yang sedari tadi feelingnya jelek mengecek tingkat kekerasan dari kursi itu.
'Sedikit letoy, ga kaya kursi OSIS.' pikirnya.
Dalam hati Keito ragu, tapi karena kursinya hanya satu jenis dan Ia sudah kesini—tidak ada pilihan lain.
GUBRAK
Keito terjungkal ke belakang karena kursinya tak kuat menahan berat badannya.
"HIKH??!"
"Tuan Hasumi?!"
Siapa sangka Mayoi yang duduknya di depan Keito ikut kaget setengah mati. Rasanya kaya jantungnya mau pindah ke pankreas. Untungnya Tatsumi segera menenangkan Mayoi dengan lembut.
Sementara Keito cuma nyetop Souma supaya tau kalo dia baik-baik aja, aslinya udah maki-maki dalam hati. "Nasib pak RT pelit budget."
"HALO HALO SELAMAT DATANG DI LOMBA PUISI!! SILAHKAN DUDUK DAN SAYA AKAN MEMBACAKAN KETERANGAN LOMBA INI!!
Jadi sebenarnya, lomba puisi ini bukan lomba puisi biasa. Kalo biasanya single alias jomblo apa-apa sendiri, lomba ini puisinya dibacakan oleh peserta yang akan tampil nanti, tapi isi puisinya dibuatkan oleh partner mereka! Tidak paham? Kita lihat saja nanti wahaha!!"
Tepuk tangan meriah menambah keramaian, sorakan-sorakan dan siulan juga terdengar dengan antusias. Pembawa acara membuka lembar kertas lain, dan memosisikan mic ke dekat mulutnya seperti biasa.
"Mari kita panggil peserta pertama, Shinkai Kanata!"
Pemuda yang dipanggil melangkah dengan santai, tangannya juga membentuk gerakan kecil di samping tubuhnya, mirip dugong.
"Selamat pagi~ Kali ini, aku akan membacakan 'puisi' dengan judul 'Ibu'. Sebenarnya, ini 'buatan' Tetora dan Shinobu, tapi 'dikacaukan' sama Hiyori. Semoga kalian 'menikmati'nya, puka~"
Hening sejenak cem habis nginjak tai.
"Ibu
Kaulah ibuku
Istri ayahku
Anak kakek dan nenekku
Ibu
Aku adalah anakmu
Yang telah kau lahirkan di sini
Tepatnya di rumah sakit
Ibu
Yang kalau dibalik jadi ubi
Terima kasih telah melahirkanku di negeri ini
Karenamu aku bisa merasakan enaknya ikan di laut
Daripada makan makanan bekas ibu di perut"
Tetora sama Shinobu plonga-plongo, perasaan puisi buatannya ngga begini, mana ga nyambung sama tema pula. Sedangkan ....
"LIHAT, LIHAT!! PUISI YANG INDAH DAN RELATE BUKAN?!" jerit Hiyori sembari menunjuk-nunjuk Kanata, lalu berpose sedramatis mungkin. Hadirin yang lain terkejut, lalu bertepuk tangan dan bersorak.
'Haduh kok jadi gini ssu....' batin Tetora yang hampir seratus persen malu, tapi Kanata cuma senyam-senyum kaya biasa. Hesteg tabah ya dek. Tapi bukan hanya Ia. Shinobu dan Souma bingung mau bangga atau tepuk jidat karena ini.
———
Sekarang, ada seorang Saegusa Ibara yang memberi pose hormat kepada semua orang dari tempat duduknya. "HAHAHA!! Aku persembahkan puisi buatanku untuk dibacakan oleh Paduka!"
Di tengah panggung, ada Nagisa yang berstatus sebagai peserta terakhir lomba puisi ini. Nagisa masih tampak kalem dan berujar, "... Benar. Ibara yang membuat ini, aku sangat berterima kasih kepadanya."
"Aku harap kalian semua mau mendengar puisi ini! Jangan lupa dukung Paduka agar menangis—eh menang!!"
Hajime yang kebetulan duduk tak jauh dari tempat Ibara, menatap khawatir Ibara takutnya ada apa-apa. "Ibanyan, mending minum air putih dulu..."
"Ngamer dong Jimenyan. Masih zaman minum air putih?"
"... Insyaflah wahai manusia bila dirimu berdosa." celetuk Eichi yang duduk di belakang Hajime.
Funfact Keito sedari tadi nungguin Eichi tampil, eh kenyataannya Eichi bukan ikut lomba, malah ikut nonton doang. Amagi Amagi yang disebutin tadi juga gitu, sabar ya Tuan.
"IBARA!!" Hiyori bangkit protes dengar ucapan ngadi-ngadi Ibara tadi.
"Apa? Tadi itu salah kata. Baginda ingin ribut? Ayo."
Pembawa acaranya speechless, untungnya ada Jun dan Hajime yang menengahi pertengkaran Hiyori dan Ibara. Dia lanjut bergeleng-geleng membuyarkan lamunan. "Baiklah, kepada Ran Nagisa silahkan dimulai!"
"... Judulnya adalah, 'Merasakan Kehangatanmu'.
"Kemerdekaan ini membuat semangatku bangkit seperti menyalakan api
Api itu hangat, sehangat hari di mana semua merayakan
Tapi berada di tengah kerumunan lebih hangat
Pusing bukan kepalang rasanya kepalaku
Berjalan menuju arah lain ditemani sinar matahari
Aspal yang disentuh tanpa alas kaki juga hangat
Banyak orang yang masih antusias merayakan hari
Akupun tersenyum hangat
Terus berjalan menikmati suasana
Tiba-tiba kakiku merasakan kehangatan
Kulihat benda lunak berdominan hitam menempel di kaki
Ternyata itu kotoran sapi"
Hening sejenak ... tapi kalian tahu apa?
Semua terharu, bertepuk tangan dengan meriah sembari melihat Nagisa yang turun dari panggung, menghampiri Hiyori yang siap-siap mau nonjok Ibara. Tapi waktu Hiyori sadar akan kedatangan Nagisa, Hiyori menarik aksinya, membiarkan Ibara menghampiri Nagisa.
"Paduka, sepertinya anda salah mengambil kertas."
"...." Nagisa masih senyum.
"...."
"...."
"Ya."
"Ya Allah, ada ga sih lomba main game ... pengen minggat aja." Suara jeritan hati Jun.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top