┈─𒀭 Lomba Memasak
LOMBA MEMASAK
ft. Ritsu, Rei, Anzu, Hiiro, Aira, Izumi,
Kaoru, Chiaki, Koga, Wataru, Eichi,
Hiyori, Niki
by :: yuunavy
Netra delima itu tertutup, melipat kedua tangan untuk menjadikannya bantal, si surai hitam mulai tertidur. Ah, ralat. Berbaring sejenak. Mengistirahatkan tubuhnya yang lemas dari teriknya sang mentari dini hari.
Tidak banyak kegiatan yang dilakukannya, tapi entah mengapa badannya menunjukkan tanda-tanda lelah. Atau mungkin karena cuaca hari ini yang begitu panas? Entahlah, pemuda itu tak tahu dan tidak terlalu peduli.
Toh, yang dia inginkan hanya istirahat barang sejenak. Menghindar dari hiruk pikuk kepadatan manusia. Berharap untuk kali ini saja dirinya mendapat ketenangan sedikit lebih lama dari biasanya. Jikalau pun ada yang menghampiri dan mengganggu tidur tenangnya, tak akan dinotis oleh ia sendiri.
Oh, pengecualian untuk manusia yang bernama Isara Mao.
"Ritsuuuu, kakakmu telah dataangg~♡"
Serius? Dari sekian banyak manusia di bumi ini, mengapa harus orang itu yang membangunkannya? Kenapa? Kenapaaa?
"Kok kakak dikacangin?" :(
"Seperti ada suara, tapi tak ada wujud. Ada setan di siang hari." ucapan dari lelaki pemegang status 'adik kandung' nya mampu membuat seorang Sakuma Rei pundung.
Tidak dinotis doi sudah biasa, tapi pernah ga sih kalian ga dinotis adik sendiri? Rasanya ... [SENSOR] banget.
"Ritsu, selamat siang." Surai cokelat muda tertangkap iris merahnya. Tetap pada posisi berbaring, lelaki yang dipanggil Ritsu tersebut perlahan membuka matanya.
"Oh, siang."
"Um─maaf mengganggu tidurmu, tapi tak keberatan untuk berbicara sebentar denganku?" Anzu bertanya pelan. Sedikit melirik pada Rei yang masih pundung di bawah pohon menarik simpatinya.
'Kasihan, mana udah tua.'
Ritsu bangun dari tidurnya, duduk dengan bersandar pada satu-satunya pohon yang ada di tempat tersebut. Menatap balik si gadis yang saat ini sibuk membersihkan rambutnya dari daun daun yang berjatuhan.
"Tentu, apa yang ingin kau bicarakan?"
"Ah, soal itu ... Sudah mendengar tentang perlombaan 17an?" Anzu melontarkan pertanyaan balik.
Sebagai respon, Ritsu menggeleng untuk pertanyaan yang ditujukan padanya.
"Nacchan dan Suuchan ramai membicarakan tentang perlombaan itu, tapi lebih detailnya aku tidak tahu."
"Untuk memeriahkan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus nanti, aku beserta panitia yang lain setuju untuk mengadakan perlombaan.
Hasil pengacakan menunjukkan jika nama Ritsu masuk untuk lomba masak bersama Oogami Koga dalam kelompok 1. Karena lombanya baru dimulai besok, hari ini kalian akan dipersilahkan untuk menentukan masakan apa yang akan dibawakan besok.
Karena ada beberapa orang (baca : manusia malas) yang tidak hadir saat di ruangan pemberitahuan tadi pagi, Kak Tenshouin menyuruhku untuk menyampaikan hal ini pada kalian. Takutnya nanti kalian akan ketinggalan informasi. Untuk selebihnya ada pada selebaran yang dibagikan di lapangan." Mengakhiri penjelasan panjangnya, Anzu mengambil nafas kelelahan.
Ya pikir dong, menjelaskan panjang kali lebar tanpa jeda itu bikin capek, euy.
"Aku permisi dulu, masih ada orang yang perlu kuberitahu juga." Beranjak dari tempat duduknya, si netra biru muda tersebut berjalan pergi menjauh meninggalkan kedua Sakuma yang masih dalam keadaan hening.
Sampai Rei tiba-tiba memeluk Ritsu tanpa aba-aba yang tentu saja berhasil dihindari oleh si empu.
"Hiks, kakak selalu mendukung Ritsu. Berjuanglah untuk besok. Sepertinya aku juga ada urusan lain, jadi dengan berat hati aku harus pergi." Rei menepuk pelan kepala adiknya, dibalas dengan tatapan malas dari Ritsu sendiri.
"Kalau mau pergi ya pergi aja..."
Rei hanya bisa tertawa canggung, kemudian ikut meninggalkan Ritsu yang sudah kembali tidur.
"Hah ... Padahal besok aku ada rencana untuk tidur~"
Mari beralih sejenak.
Sekarang terlihat Aira dan Hiiro yang sibuk menentukan pilihan menu yang akan dimasak untuk besok.
"Bagaimana dengan ayam? Aku sering mengolah ayam saat di desa dulu!"
"Ayam apa dulu? Ada banyak macam pengolahan ayam, kau tahu. Ayam goreng, ayam geprek, ayam krispi, sup ayam, yang mana?"
Hiiro memasang pose berpikir, mengingat kembali ayam seperti apa yang dia makan saat di desa dulu.
"Maaf Aira, tapi aku lupa! Padahal aku mengingat jelas kalau dulu aku suka berburu ayam di desa ... Hmmm 🤔."
"Kalau begitu, kita ambil ayam bakar aja. Resepnya lebih muda, juga bahan yang gampang dicari!" Aira menunjukkan layar ponselnya, dimana terlihat laman web yang membahas tentang satu resep ayam bakar.
"Umu!"
! 「🇮🇩」 !
"Ekhem, test mic, test mic. Ichi Ni San Nyaahh~!"
"SUPRIYANTO!!"
"Tolong waras sedikit, masih pagi."
Pagi hari dimulai dengan kerusuhan para manusia yang ditunjuk jadi MC perlombaan kali ini. Engga sih, cuma Kaoru sama Chiaki aja. Izumi tertekan batin disuruh jadi MC sama mereka.
"Yak, para manusia yang telah hadir kami ucapkan SELAMAT DATANG!!"
"Seharusnya salam kemerdekaan dulu, Moricchi."
"Gausah basa-basi, selamat pagi para manusia yang dosanya menumpuk, bagi yang belum mandi dan sudah berada di TKP diharapkan mandi terlebih dahulu. Jangan sampai aroma masakan yang wangi seperti tangan orang yang selalu hoki saat gacha terkotori oleh aroma raflesiamu." Ayo tebak, siapa yang disindir oleh Sena Izumi.
"SELAMAT ULANG TAHUN YANG KE ... Errr ... Oiya, SELAMAT ULANG TAHUN YANG KE 76 NEGARA TERSAYANG KAMI, INDONESIA RAYA!!" Udah teriak kenceng kenceng, pakai mic lagi. Aduh, kasian penonton nya.
"Tidak terasa sudah lewat berapa tahun sejak Indonesia pertama kali memproklamasikan kemerdekaannya. Para pahlawan yang juga turut berjuang walau dengan tumpah darah sekalipun, karena tanpa kalian ... Indonesia takkan mampu merdeka seperti sekarang. Makasih pak, buk, sekalian. Jasa kalian sangat berharga bagi kami.
Untuk memeriahkan HUT RI Yang ke 76, diadakan perlombaan 17 Agustus di komplek ini. Kalian pasti tahu lomba apa saja, termasuk lomba masak yang sebentar lagi akan dimulai. Mari sambut para peserta yang ikut dalam lomba ini."
6 peserta lomba memasuki area, menyambut riuh tepuk tangan dari penonton yang heboh.
"Yang pertama ada kelompok 1, Sakuma Ritsu dan Oogami Anjing!!"
"BACA NAMA TUH YANG BENER!"
"Maaf, tapi namamu tertulis Anjing disini. Bukan Koga."
"?!?!"
"Oke, ulang-ulang. KELOMPOK 1, SAKUMA RITSU DAN OOGAMI KOGA!!"
"Disusul kelompok 2 , HIBIKI WATARU DAN Tenshouin Eichi." Sengaja tidak sengaja, Kaoru membaca nama Eichi dengan biasa saja.
"Dan terakhir kelompok 3, Shiratori Aira dan Amagi Hiiro!"
"ADEK GUE TUH!!"
"Gembel yang disana, tolong diam dulu. Ekhem, selanjutnya mari sambut para juri. Ada Tomoe Hiyori, dan Shiina Niki."
Kedua juri melambai dengan syantik. Terutama yang bernama Hiyori itu.
"Sebelum memulai lomba, ada sedikit penjelasan terlebih dahulu.
Jadi, seperti yang kalian lihat, di hadapan kalian tidak ada bahan sama sekali. Masing-masing kelompok akan mengirim satu anggotanya untuk mengambil bahan di Niki's Kitchen. Selama 20 detik, anggota pertama akan diganti dengan anggota kedua untuk mengambil apa saja yang dibutuhkan. Waktu yang disediakan untuk tahap ini adalah 25 menit, jadi kalian harus bergegas agar tidak tertinggal.
Selanjutnya adalah memasak. Di tahap ini, kedua anggota diizinkan untuk bekerja sama. Kalian diberi waktu selama 48 menit.
Jadi waktu tahap keseluruhannya adalah 1 jam, 13 menit! Setelah itu, masakan harus ada di depan juri, siap tidak siap!" Kaoru mengakhiri penjelasannya.
"Tanpa menunggu lebih lama lagi, mari mulai lombanya!"
Priittt!!
Suara nyaring dari peluit yang ditiup Chiaki memulai perlombaan. Ketiga kelompok tampaknya telah memutuskan anggota pertama yang akan diutus untuk mencari bahan.
Ada Koga dari kelompok 1, Eichi dari kelompok 2, dan Aira dari kelompok 3. Ketiganya bergegas cepat menuju Niki's Kitchen, mengambil apa saja yang dibutuhkan.
"WOAH!! Sepertinya tak ada yang ingin mengalah! Ketiganya telah berhasil mengambil beberapa bahan, tapi berbeda dari 2 peserta lainnya, nampaknya Koga kesulitan untuk mencari bahan!!"
Ritsu sebagai partner anggota nya hanya bisa menguap ngantuk. Oh, melelahkan.
"RITCHIE! LENGKUAS NYA BERAPA?!!"
"Berapa aja bisa."
"Para peserta, waktu kalian sisa 10 detik sebelum berganti dengan anggota yang lain! Ayo, ayo!! SEMANGAT!"
"Seperti yang para penonton lihat, tampaknya seorang Shiratori Aira memimpin di babak ini. Keranjang yang dibawanya sudah hampir penuh, disusul dengan Tenshouin Eichi yang masih bingung di rak bumbu-bumbuan, dan Oogami Koga─AMBIL BAHANNYA YANG SANTAI DONG! ITU BARANG-BARANGNYA JATUH TERUS!! ANDA MAU MASAK ATAU LOMBA PERANG, HAH?!" Izumi tersulut emosi kala melihat si pelaku yang disebutkan namanya terus membuat bahan lain ikut jatuh.
"SEPULUH!
SEMBILAN!
DELAPAN!
TUJUH!
ENAM!
LIMA!
EMPAT!
TIGA!
DUA! SATU!! SILAHKAN BERGANTI!!!"
Wataru, Hiiro, dan Ritsu segera berlari mengganti partner nya untuk mengambil bahan apa saja yang belum ada.
Pertama ada Wataru yang malah keasikan memainkan merica.
Hiiro yang berbinar menatap kumpulan ayam mentah.
Dan Ritsu yang bolak-balik mencari jahe.
Mari lihat tanggapan partner mereka.
"Wataru, berhenti memainkan mericanya^^"
"HIRO! FOKUS!"
"BELIMBING! KITA BUTUH BELIMBING! BUKAN JAHE!"
Indahnya.
Mereka terus bergantian mencari bahan-bahan setiap 20 detik. Tak terasa 25 menit telah berlalu untuk tahap pengambilan bahan. Sekarang para peserta sudah siap dengan apron masing-masing beserta bahan-bahan yang tadi telah mereka ambil.
Pertama, mari sorot kelompok 1 lebih dulu.
Jika sedikit brak brik bruk dari Koga termasuk baik-baik saja, maka ya, mereka baik-baik saja.
"Corgi lebih baik bersihin ikannya dulu. Aku ga mau ya nilai kita berkurang cuma gara-gara properti rusak."
Menaati perintah dari Ritsu, si surai kelabu itu mulai membersihkan 2 ekor ikan gurame yang berukuran cukup besar.
Sementara Ritsu sendiri sibuk menumis dua bawang sampai mengeluarkan aroma yang wangi lalu memasukkan serai, daun salam, daun jeruk, kunyit, jahe dan lengkuas setelah itu mengaduknya sampai rata. Tak lupa menambah sedikit air dan membiarkannya mendidih.
Resep kali ini cukup mudah bagi mereka, alasannya? Mereka berdua pernah mencoba membuat menu ini bulan lalu bersama dengan teman sekelas yang lain. Jadi ada sedikit pengalaman tentang hal seperti ini.
Jika tadi ada kelompok 1 dengan ikannya, sekarang ada kelompok 2 dengan daging sapinya.
Tentunya Yang Mulia Sang Emperor a.k.a Tenshouin Eichi tidak terbiasa dengan hal seperti sekarang ini. Biasanya, dia hanya menjentikkan jari maka makanan pun telah siap sedia di depan. Tanpa perlu memikirkan siapa dan bagaimana memasaknya. Sasuga sult00nn.
"AMAZING~! Daging sapi ini sangat kenyal, fufufu~"
"Hmmm ... Pertama tumis bawang putih yang sudah dicincang hingga berwarna coklat, Ah! Wataru, di mana bawang putih tadi?"
Wataru menoleh, menunjuk sebuah piring plastik yang terletak didekat botol kecap, dimana berisi bawang putih yang sudah dia cincang.
Eichi mengambil piring tersebut, menuangkan isinya pada wajan yang tersedia. Dibantu Wataru yang ikut memasukkan daging sapi yang telah difillet.
Awalnya mereka damai sejahtera, tapi ada saja manusia yang iri dengan kebahagiannya.
"Simsalabim, Avada kedavra—eh salah mantra. Abrakadabra, prok prok prok, bismillahirrahmanirrahim! Kodok hijau jadi-jadian, muncullah di kepala Tenshouin Eichi sekarang juga!"
Dan benar, seekor katak hijau muncul diatas kepala Eichi. Tadinya ia tidak sadar, sampai sebuah teriakan yang nau'udzubillah sekali volumenya membuat ia mendongak keatas.
"ADA KODOK! ADA KODOK DI KEPALA EICHI!!" Chiaki berteriak, membuat seisi lapangan menoleh kearah pemuda bersurai pirang tersebut.
Tapi bukannya pertolongan, yang didapatkannya justru gelak tawa beserta teriakan heboh dari para penonton, juri, MC dan peserta-peserta lainnya. Memangnya apa yang bisa diharapkan dari manusia krisis akhlak?
"Incess ga mau makan makanan yang udah disentuh sama kodok ya, ewh ewh." Hiyori memasang wajah jijik. Membuat seisi lapangan tambah tertawa.
Sementara Eichi menatap kodok itu dengan tanda tanya. Perasaan tadi kodok ini gaada, kenapa sekarang malah muncul mendadak seperti ini? Di atas kepala pula.
Macem tak betul. Ada mejik mejik pasti.
Eh ...
Sihir!
Atensinya mengelilingi seluruh lapangan, berusaha mencari sesosok yang saat ini jatuh dalam dugaannya. Dan benar saja, sosok yang ia curigai itu ternyata sedang tertawa jahat bak villain di kartun-kartun bersama dengan dua orang lainnya.
Oalah su, gini amat jadi orang pemes.
Suasana sempat heboh karena peristiwa tadi. Tapi berhasil ditenangkan kembali oleh Izumi, meski dia sendiri masih menahan tawa.
Setelah kelompok 1 dan 2, ada kelompok 3 yang kali ini benar-benar damai. Tidak terlalu berisik seperti kedua kelompok sebelumnya. Paling jika Hiiro tidak tahu sesuatu akan ia tanyakan pada Aira. Dan tentunya Aira akan membalas dengan jawaban yang seperlunya saja.
Selain dari itu, mungkin Aira yang terkadang harus menegur Hiiro karena cara masaknya yang salah. Selebihnya mungkin mereka aman-aman saja.
! 「🇮🇩」 !
45 menit telah berlalu, saat ini semua masakan para peserta telah dihidangkan di depan kedua juri. Bagaimana keadaan para peserta? Ya baik-baik aja. Masa harus kritis.
"Kelihatannya para juri kita telah selesai mencicipi makanan-makanan itu. Nah, para juri sekalian, bagaimana rasanya?" Kaoru bertanya.
Hiyori dan Niki saling pandang,
"Untuk Pindang Serai Gurame dari kelompok 1 rasa asinnya tidak terlalu mencolok sehingga bisa bersatu dengan rasa lainnya, tapi untuk tampilan, sayangnya tidak. Kasian ikannya seperti dimutilasi."
"Ayam bakar madu dari kelompok 3 juga sudah bagus, madunya benar-benar terasa ssu! Lalu utuk beef tariyaki milik kelompok 2, tampilannya oke, struktur dagingnya juga sempurna, tapi rasanya terlalu asin."
"Mirip muka Eichi, asin."
Hiyori seperti ada dendam.
"Baik, tadi adalah komentar untuk masakan para peserta! DAN INILAH YANG KITA TUNGGU-TUNGGU ... HASIL DARI PERLOMBAAN MASAK KALI INI!"
Di tangan saya sudah ada nama pemenang, apakah kalian ingin membukanya??"
"YA!!!"
"Aku tak bisa mendengarmuuu~"
"YAAA!!!"
"LEBIH KERAS!"
"IYAAAA!"
"LEBIH KERAS LAGI!!"
"Bodo ah."
"SEKALI LA─"
"Udah, bacot. Jadi pemenangnya adalah kelompok 3, sekian terimakasih. Saya mau ke toilet."
"Makanannya boleh dimakan ga?"
"Saya tahu kamu gembel, tapi jangan bikin malu juga."
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top