┈─𒀭 Lomba Makan Lemon Tanpa Ekspresi

LOMBA MAKAN LEMON TANPA EKSPRESI
ft. Hiiro, Aira, Subaru, Hokuto, Niki, Hinata,
Tsukasa, Mika, Kohaku, Rinne, HiMERU, Arashi, Leo, Izumi, Yuuta, Shu, Madara, Seiya
(+) Mao, Makoto, Tomoya
by :: 4_SaKUra_4

Hiruk pikuk di lapangan meramaikan hari kemerdekaan Indonesia. Banyak warga lokal yang merayakan tanggal 17 Agustus dengan berbagai macam kegiatan. Termasuklah di dalamnya adalah lomba-lomba yang di adakan di pemukiman setempat. Biasanya lomba untuk sekedar seru-seruan saja. Tapi terkadang juga bisa ada hadiahnya.

"Waaaa lemon, aku mau ikut!" seru pemuda bersurai merah ikal.

"Kamu suka dengan lemon, tentu saja akan ikut," ucap pemuda bersurai pirang di sebelahnya.

Sebelumnya terdengar pengumuman bahwa akan diadakan lomba 'Makan Lemon Tanpa Ekspresi'. Tentu saja pemuda bersurai merah ikal yang notabene sangat menyukai lemon itu bersemangat untuk mengikutinya. Tapi mungkin akan sedikit sulit karena harus tanpa ekspresi. Khawatirnya ia justru akan berbinar-binar dengan lemon itu.

"Umu! Aku akan daftar sekarang!"

Belum sempat Aira menjelaskan apapun pada Hiiro. Pemuda itu sudah berlari duluan menuju tempat daftar. Ia berpikir apakah Hiiro akan tahu bagaimana agar menahan dirinya untuk tidak berekspresi apapun ketika makan lemon.

Sepertinya tidak.

"Ayo Hokke ikutan juga!"

Berjarak beberapa meter dari posisi Hiiro sekarang, ada Subaru yang sedang menarik-narik tangan Hokuto mendekat ke tempat daftar. Sebagai yang ditarik dan tidak ingin ikut lombanya, Hokuto mencoba menarik kembali tangannya agar tidak ikut terseret oleh Subaru.

"Akehoshi! Sudah kukatakan aku tidak ingin ikut," ucap Hokuto.

"Ya ampun ... Hokke baru ikut satu dari tadi," ucap Subaru.

Padahal dari tadi dirinya, Makoto, dan Mao sudah ikut berbagai lomba. Masa cuma Hokuto sendiri yang cuma sekali.

"Iya-iya aku ikut." ucap Hokuto sembari menarik tangannya yang kali ini dilepaskan oleh Subaru. Hokuto pun berjalan menuju tempat daftar dimana masih ada Hiiro yang sedang mengantri.

"Kak Hidaka juga ikut?" tanya Hiiro.

"Aku dipaksa." ucap Hokuto yang hanya bisa pasrah dengan temannya yang menyukai benda kira-kira itu.

"Ini akan menyenangkan! Aku tidak tahu kalau orang kota suka melakukan hal seperti ini!" ucap Hiiro.

Ucapan Hiiro tersebut sontak membuat orang-orang di sekitar mulai berbisik. Merasa aneh dengan Hiiro yang nggak tau apapun tentang hal seperti ini.

"Aku ikut juga ssu!"

Tahu-tahu Niki sudah berdiri di sebelah Hiiro yang baru saja mau tulis namanya. Mengejutkan Hokuto yang berdiri di belakang Hiiro. Lagipula sejak kapan Niki bisa nongol tiba-tiba begini. Sudah seperti Wataru saja.

Setelah ketiga orang itu mendaftar, panitia yang menerima pendaftaran itu bingung karena kekurangan orang yang mau ikut.

"Ini nggak ada yang mau ikutan lagi?"

Masa cuma dikit banget yang ikut. Panitia itu pun melihat ke sekeliling untuk mencari peserta lain. Langsung saja ia tunjuk sembarang orang biar cepat selesai.

"Adek-adek yang disana ikutan ya! Namanya ku masukin kesini!"

Yang ditunjuk langsung menoleh semua. Ada Hinata, Tsukasa, Mika, dan Kohaku. Ini kenapa tahu-tahu ditunjuk buat ikut lomba aja dah.

"Wait ... Itu lomba apa?" tanya Tsukasa pada yang lain.

Lihat, lomba nya aja kagak tahu apa. Masa tahu-tahu ikutan gitu.

"Lomba makan lemon tanpa ekspresi," ucap Aira yang menghampiri mereka. Tahu kalau mereka bakal bingung.

"HAAAAH??!!!"

———

Jadi ada berapa peserta tadi ya? Hiiro, Hokuto, Niki, Hinata, Tsukasa, Mika, dan Kohaku.

Sekarang mereka bertujuh sudah duduk di posisi masing-masing. Di hadapan mereka pun sudah ada irisan lemon yang sudah siap untuk disantap mereka. Ngomong-ngomong total lemonnya ada 2kg untuk setiap orang dan itu harus habis semua.

"Kenapa daku harus ikut beginian?" gumam Kohaku.

Umat-umat penyuka manisan siap-siap tersiksa dengan rasa asam yang benar-benar asam ini. Kalau Niki dan Hiiro jangan ditanya nanti bakal gimana.

"Sudah siap?"

"Umu!"

"Siap ssu!"

"...."

"...."

"...."

"...."

"...."

Kelihatannya lima orang lainnya tertekan.

"AYO HOKKE! HABISKAN SEMUANYA! INI PAPANYA HOKKE NONTON JUGA LHO!" seru Subaru sambil nunjukkin layar HP nya yang sedang vidcall dengan Seiya.

"Oi Akehoshi, jangan sembarangan!"

"3 ... 2 ... 1 ... MULAI!"

Hokuto yang tadi misuh-misuhin Subaru sekarang malah bingung gimana makannya. Kohaku juga masih menatap lemonnya karena bingung. Mika mulai mencoba mengambil lemon tersebut sambil membayangkan itu adalah permen asam yang kadang suka ia makan. Tsukasa dan Hinata juga mencoba membayangkan itu adalah lemon yang sama dengan yang biasa jadi hiasan kue, eh tapi yang di kue itu biasanya suka dicelupin gula.

Kalau Niki dan Hiiro jangan ditanya gimana. Mereka berdua makannya santuy banget, kayak makan makanan biasa. Malah lebih seperti menikmatinya. Tapi karena aturannya nggak boleh mengeluarkan ekspresi apapun. Jadi harus bersikap biasa saja jangan terpesona.

"Eh.., aku harus dukung siapa nih?" ucap Aira yang bingung mau dukung siapa. Soalnya ada Hiiro yang notabene leader timnya. Lalu ada Kohaku yang merupakan teman baiknya.

"Waduh, adek sendiri atau member tim..." Nggak jauh beda dengan Aira. Rinne pun ikutan bingung mau dukung siapa. Member tim udah jelas ada 2 yang ikut, Niki dan Kohaku. Terus ada adek kandung sendiri, Hiiro. Harus milih siapa coba.

"Ayo semangat dek Tsukasa!" seru Arashi.

"AYO SUO~ KATA SENA KALAU MENANG NANTI BOLEH MAKAN MANISAN YANG BANYAK!"

PLAK

"IH SENA KOK MAIN PUKUL?" tanya Leo yang nggak terima tiba-tiba dipukul oleh Izumi yang berdiri di sebelahnya.

"Ck, aku nggak bilang gitu tadi!"

Maunya sih langsung mengelak dari ucapan Leo di hadapan Tsukasa. Tapi mana sempat, keburu Tsukasa semangat duluan makan lemonnya. Ya semangat sih, tapi nahan ekspresi supaya nggak menunjukkan ekspresi keaseman karena makan lemon itu tetap aja susah.

"Kak Hinata semangat! Anggap makan cream puff lemon!"

Yuuta yang ikut nonton karena ada Hinata itu juga ikut menyemangati Hinata. Daritadi saudara kembarnya itu gigit lemonnya dikit-dikit banget. Badannya juga udah gemetar parah karena harus nahan ekspresi supaya nggak mengernyitkan dahinya.

Sekarang Hiiro sudah habis 20 iris lemon tanpa ekspresi apapun. Niki juga sudah habis 25 iris lemon. Tapi lain cerita dengan yang lain yang justru baru 1 atau 2 iris.

Kayaknya habis ini 5 orang lain itu harus dikasih manisan. Kasian lidahnya /ggt.

Tsukasa makin kesini kelihatannya semakin susah menahan wajahnya untuk tidak bereaksi apapun. Bagaimana pun lidah nya lebih banyak makan yang manis, jadinya begitu.

"SUOU TSUKASA GAGAL!"

Yap, pada akhirnya Tsukasa nggak kuat untuk menahannya. Keningnya perlahan mulai menunjukkan tekukan. Hal itu langsung disadari panitia dan Tsukasa dianggap gagal.

Setelahnya dinyatakan gagal, Tsukasa langsung minum air yang ada di sebelahnya. Sebotol 500 ml pun habis diminum Tsukasa tanpa ada jeda lagi. Sontak keempat seniornya pun langsung terdiam melihat Tsukasa ngegas banget minum airnya.

Seasam itu ya?

"KAGEHIRA MIKA GAGAL!"

Belum ada 5 menit Tsukasa gagal, sekarang Mika pula yang gagal. Masih sama, kening Mika juga menunjukkan tekukan yang artinya memberi reaksi pada rasa asam lemon. Ditambah lagi Mika sudah mau nangis.

Tapi sebuah hal yang bagus karena Mika bisa menahan ekspresinya untuk makan 7 irisan lemon. Shu pun tepuk tangan melihatnya, ya tapi tepuk tangannya melalui Mademoiselle..

"Nggak kuat..." ucap Mika saat beranjak dari tempatnya. "Lho? Dari tadi guru nonton?" tanya Mika yang kaget lihat ada Shu di sekitar penonton.

"Barusan lewat," ucap Shu. Halah hilangin dulu gengsinya napa coba.

Baiklah berarti masih 5 orang lagi yang bertahan. Oke, kalau Hiiro dan Niki jangan ditanya. Mending lihat Kohaku yang seperti―

"Kohaku bisa tahan makan asam?" tanya Madara pada Rinne.

"Mukanya benar-benar datar," ucap Rinne saat melihat wajah Kohaku sekarang.

Padahal―

"ASEM BANGET! JAUHKAN INI DARI DAKU!"

Tenang di luar, ngamuk di dalam. Kohaku tertekan.

Lain lagi dengan Hokuto. Daripada rasa asam di lemon, kayaknya dia lebih tertekan dengan―

"HOKUTO SAYANG SEMANGAT!"

"PPRRRRUUUFFTT!"

"HIDAKA HOKUTO GAGAL!"

Ya ok, Hokuto nyembur. Hilang sudah harga dirinya.

"Aa―"

Mao, Makoto, dan Tomoya terdiam melihat reaksi Hokuto yang tiba-tiba nyembur. Untungnya nggak sampai kena yang lain sih karena Hokuto duduknya paling pinggir.

Sekarang Hokuto menatap ke arah ayahnya, Hidaka Seiya. Pertanyaannya adalah, kapan ayahnya otw kesini coba? Perasaan dari Jepang ke Indonesia tuh jauh deh. Sekitar 7-8 jam pesawat. Jadi ini kapan ayahnya pesan tiket? Kapan berangkat? Kapan sampai? Tahu-tahu sudah ada disini.

Daripada itu, Hokuto yang reflek nyembur tadi dianggap gagal oleh panitia. Segera saat itu Hokuto beranjak dari tempatnya, kemudian lari berlawanan arah dari posisi ayahnya.

"Lho Hokke? Pak Seiya ada disini!" panggil Subaru.

"Lupakan saja!" seru Hokuto. Sepertinya Hokuto pun juga tertekan.

"Hokuto sayang! Tunggu papa tersayangmu ini!" seru Seiya yang langsung nyusul Hokuto.

Mohon maaf, Hokuto merinding mendengarnya.

"OUKAWA KOHAKU GAGAL!"

Tak berapa lama sejak Hokuto beranjak dari tempatnya. Sekarang Kohaku yang gagal. Lagipula ini mata panitianya ada kacamata pembesar apa gimana sampai bisa lihat kerutan di dahi Kohaku yang bahkan orang lain nggak lihat.

Nggak jauh beda dengan Tsukasa, Kohaku langsung minum sebotol air yang 500 ml tanpa jeda dan langsung habis. Pokoknya buang jauh-jauh rasa asam itu dari mulutnya.

Masih tinggal 3 orang lagi yang bertahan. Paling diwanti-wanti itu Hinata sih, soalnya dia udah mulai kelihatan kesulitan untuk menahan ekspresinya. Maunya sih berhenti aja, tapi demi Yuuta, bertahan dulu deh.

"Hiro, kamu sudah makan berapa?" tanya Aira yang melihat tumpukan lemon di dekat Hiiro sudah berkurang lebih dari setengah.

"Hm ... entahlah, tapi ini enak lho Aira!" ucap Hiiro yang sudah jelas paling menikmati lombanya.

Niki yang notabene paling suka makan pun belum sebanyak Hiiro makannya. Curiga sekali makan langsung 2-3 iris lemon gitu. Lidahnya kuat banget menahan keasaman lemon. Padahal sudah dipilih yang paling asam.

"AOI HINATA GAGAL!"

"Ya ampun Kak..." gumam Yuuta. Ia menyadari bahwa Hinata dari tadi menahan dengan keras wajahnya itu agar tidak mengerutkan kening. Tapi kalau sudah sampai di batas kekuatan, tetap saja nggak bakal kuat. Bahkan ia salut Hinata bisa menghabiskan puluhan iris lemon, walau nggak sebanyak Hiiro dan Niki.

"Ini minum dulu," ucap Yuuta sembari memberi Hinata air mineral. Pasti lidahnya udah nggak nyaman banget sekarang.

"Terima kasih," ucap Hinata yang kelihatannya sudah lemas banget. Menahan ekspresi ternyata memakan banyak energi.

Hinata pun langsung meneguk air mineral tersebut hingga habis tanpa tersisa. Ternyata reaksinya tidak jauh beda dengan Kohaku dan Tsukasa. Kalau Mika, setelah selesai tadi ia makan permen yang selalu siap sedia di sakunya.

Kembali lagi dengan Hiiro dan Niki yang masih belum tahu kapan selesainya. Panitia itu pun tidak terpikir bagaimana kedua orang itu begitu santai makan lemonnya. Bahkan tidak terpikir kira-kira ini kapan selesainya. Aira yang tahu bahwa ini tidak akan berakhit akhirnya mendekati panitia yang mengawasi lomba ini.

"Permisi..."

"Ada apa?"

"Itu ... Kalau aku boleh sarankan, lebih baik kasih hitungan mundur waktu berhenti, Hiro tidak akan selesai jika tidak dikasih waktu," ucap Aira.

"Eh?"

Tidak salah sih, kalau nggak dikasih waktu yang ada mereka benar-benar akan menghabiskan semuanya.

"WAKTUNYA 5 DETIK LAGI!" seru panitia tersebut yang sontak membuat yang masih nonton pun kaget.

"KOK TIBA-TIBA ADA WAKTUNYA?!" seru Rinne.

"Amagi lebih baik diam," ucap HiMERU.

Kohaku yang berdiri di sebelah HiMERU itu baru saja merasa lega dari rasa asam lemon. Tsukasa memberikannya sebuah permen manis untuk diemut. Lumayan meninggalkan rasa manis lebih lama.

5

4

3

2

1

"WAKTU HABIS!"

"Eh waktunya sudah habis?" Tanya Hiiro yang baru saja mau memasukkan lemon terakhir ke mulutnya.

Panitia tersebut menghampiri Niki dan Hiiro untuk melihat berapa banyak lemon mereka yang tersisa.

"Nih anak demen banget keknya ama lemon," batin panitia tersebut saat melihat lemon Hiiro tinggal 1 iris. Hebatnya lagi, Hiiro kelihatan santai saja setelah makan lemon sebegitu banyaknya.

Niki saja langsung neguk air mineral. Ini Hiiro malah santai. Tanpa diumumkan pun sudah tahu siapa pemenangnya.

"Dek, lidahmu terbuat dari apa sih?" tanya panitia tersebut pada Hiiro.

"Eh? Apa lidah bisa dibuat dari sesuatu?" ucap Hiiro yang malah balik bertanya. Mana pasang tampang wajah polos yang seperti baru pertama kali mendengar hal itu.

"Lupakan saja," ucap panitia tersebut.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top