┈─𒀭 Lomba Bawa Kelereng
LOMBA BAWA KELERENG
ft. Mao, Niki, Rinne, Hinata, Yuuta, Hiiro,
Keito, Izumi, Kaoru, Chiaki, Kohaku, Aira
by :: hatsuxc
17 Agustus? Tidak, ini bukan ajang ikut lomba. Tapi nyari aib dengan gaya.
Ya, seperti yang dibilang, hari ini anak-anak komplek lagi adain lomba 17an di tanah lapang deket sana.
"Lomba selanjutnya adalah lomba lari membawa kelereng menggunakan sendok!" kata Mao selaku MC acara.
"Peserta mengharuskan memasukkan ujung sendok ke dalam mulut, lalu di atas cekungan sendok diletakkan kelereng. Jika kelereng jatuh, maka peserta dianggap gugur!" lanjut Mao yang merupakan satu cogan komplek. Selain dirinya, Keito juga menjadi pembawa acara lomba tahun ini.
Yang pertama ada Shiina Niki. Chef dadakan komplek ini sekaligus langganan borong makanan supermarket.
"Bismillah, juara tiga!" Ini Niki lagi ngedo'a supaya bisa menempati juara tiga. Dia gamau juara satu, maunya juara tiga.
"Lah? Gamau juara satu? Hadiah moneynya lumayan loh." :( tanya Rinne selaku supporter Niki. Sebenarnya alasan asli Rinne ngedukung Niki biar dia kebagian jatah hadiah juara satu semisal Niki menang. Hadiah uangnya mau dipake buat judi katanya.
Astaghfirullah, berdosa sekali. Tidak untuk ditiru.
"Ga. Aku mau juara tiga aja ssu. Dapet coklatos sekotak sama milkita seplastik soalnya."
"..."
Harusnya Rinne ga heran lagi sama kelakuan temannya satu ini. Sesuai kata Niki, makanan is numba wan!
Peserta kedua ada Aoi Hinata. Lomba ini cuma Hinata doang yang ikut, Yuuta engga. Yang nanya Yuuta kemana, dia lagi beli seblak level tinggi buat teman nonton. Setelah itu, baru ke lapangan buat dukung kakaknya.
"Kak Hinata mau?" tanya Yuuta sambil menyodorkan seblaknya. Padahal lomba belum mulai, tapi cemilan udah mau habis duluan. Untungnya sih Yuuta beli 4 kotak seblak. Satu sesi, dua seblak. Hm pintar sekali dirinya 👍.
"... Pedes?" Dibalas anggukan oleh Yuuta. Oke, Hinata skip buat makanan satu ini.
Sama seperti Niki, Hinata juga mengincar juara ketiga. Alasannya pun sama, mau dapetin milkita karena Hinata gamau beli sendiri. Maunya gratis. Percayalah, makanan yang didapat secara gratis itu lebih enak.
Ketiga ada Hiiro. Sebenarnya dia iseng doang ikut lomba. Lagian dia gada kerjaan. Sebagai anak alam yang suka ngebolang, dia ga bisa ga gerak seharian. Atas saran Aira yang nyuruh cap cip cup, akhirnya pilihannya jatuh pada lomba lari dengan kelereng + sendok.
"Dan yang terakhir ada Sena Izumi. Untuk semua peserta yang disebutkan silahkan memasuki lapangan," kata Keito menyebut peserta terakhir yang ikut.
Izumi yang denger itu kaget. Perasaan dia ga ngedaftar lomba apa-apa deh. Kok namanya bisa kesebut sama panitia?
Dia ngelirik sinis dua kawannya yang lagi berusaha kabur diem-diem. Tapi kerah belakang baju mereka langsung ditarik sama Izumi buat nahan pergerakan. Kecekek kan, mampus.
"Kalian mau kemana, wahai monyet peliharaanku?" :)
"... Mau dinner sama Jokoー" Kaoru lagi berusaha ngejawab pertanyaan Izumi walau lagi kehabisan napas akibat kecekek. Lagian sejak kapan dinner di pagi hari? Ngadi-ngadi.
"Joko siapa?" tanya Chiaki, salah satu teman yang dianggap monyet peliharaan sama Izumi.
"Cewek komplek sebelah."
"Ooh ... Cantik ga?"
"Cantik sih, kaya kuda."
Izumi sebenarnya ga paham apa yang dibicarakan sama anak-anak ini. Joko? Sejak kapan ada cewek namanya Joko? Izumi stress.
"Udah diem. Sekarang jelaskan maksud nama gue kesebut dalam lomba ini!"
"Moricchi yang tulisーakkk nyekeknya pelan-pelan! Leher gue serasa ditebas!" Bukannya dikendorin, Izumi malah makin mempererat cengkramannya. Kasian Kaoru. Kalo gini terus, bisa innalilah dia.
"I-ituー anuー"
"Yang jelas cicak!"
"Sen, menangin lombanya buat gue!! Juara dua dapet sepaket powerenjer soalnya!" teriak Chiaki dengan tak santuy.
"Lo yang mau hadiah, kok malah gue yang ikut lomba??"
"... Sendoknya rasa terong," ucap Chiaki sambil memainkan telunjuknya.
"Hah?" ujar Izumi dan Kaoru serempak, heran. Sejujurnya Kaoru gatau apa-apa. Dia cuma ikut-ikutan doang. Tapi yang paling dinistain Izumi malah dia. Kasian banget.
"Senaaa menangin plis." :((
"G."
"Senaaaaa."
"Udang goreng 5 piring seminggu."
"Oke setuju." Mereka berdua saling berjabat tangan sambil tersenyum kemenangan. Kaoru yang liat itu seakan dilupain juga berada di sana.
"Udahlah, mending gue berburu cewek."
.
.
.
Lomba pun di mulai. Para peserta udah ngegigit sendok di mulut, serta kelereng yang sudah diletakkan di atas permukaan sendok.
"Err Hiiroー gigitnya kebalik." Hiiro malah masukin cekungan sendok ke mulutnya.
"Eh? Tapi kan cara menggunakan sendok seperti ini?" Polos sama bego emang beda tipis. Tapi dia kyut, jadi dimaafkan.
"Ketentuan lomba kan harus gigit ujung sendok. Kalo engga, kelerengnya mau ditaroh mana?"
Setelah dijelasin dengan panjang lebar, akhirnya Hiiro paham dan memperbaiki posisinya. Nah, anak baik. Jadi sayang deh.
"Satu ... dua ... tiga ... Mulai!"
Para peserta udah pada jalan selangkah demi selangkah. Mereka juga menjaga keseimbangan biar kelerengnya ga menggelinding ke bawah. Tak lupa para supporter yang ga kalah heboh di sekeliling arena lomba.
"Kakkk semangat!! Fighting Dreamer!" Bentar, kek judul lagu.
Hinata yang mendapat dukungan dari sang adek tercinta pun jadi tambah semangat. Sesekali dia malah putar-putar badan bahkan salto di tengah-tengah lomba. Kerennya itu kelereng ga jatuh dari sendok. Sasuga anak akrobatik.
"K-kak hati-hati. Nanti kelerengnyaー"
Situasi Hinata kini sangat sangat sangat sangat sangat tragis. Kelerengnya jatuh karena kakinya ga sengaja kesandung batu sehingga keseimbangannya hancur.
"Aoi Hinata gugur dalam perlombaan!" tutur Mao yang masih menjadi MC.
"ーjatuh. Dahlah."
Mana sempat keburu jatuh, kelereng Hinata udah menyentuh tanah. Pupus sudah harapannya buat dapetin milkita gratis.
"Rip milkita gratis impianku hiks." isak Hinata keluar lapangan.
Siapa yang patut disalahkan atas ini? Karena Hinata terlampau kyut untuk disalahkan, jadi salahin batunya aja.
Di sisi lain, ada Niki yang kelihatannya fokus banget. Padahal kakinya udah gemetaran. Takut semisal kelerengnya tiba-tiba jatuh dari sendok.
"NIKI SEMANGAT! KALO BISA JUARA SATU AJA!" Lengkap dengan toa, Rinne ngedukung Niki dengan seheboh-hebohnya. Kohaku yang numpang lewat cuma misuh-misuh dalam hati.
"Daku tak kenal. Daku tak kenal. Daku tak kenal."
Yang tabah ya dek.
Kembali ke Niki, dia jadi ga bisa fokus karena suara Rinne yang kelewat berisik dan cempreng.
"DWIYAM KAW GWEMVEL!!" Niki teriakin Rinne dengan sendok yang masih di dalam mulut. Makanya rada gaje gitu bahasanya.
Yang tanya Rinne ngerti apa engga omongan Niki, jelas jawaban engga ngerti.
"OHOK OHOKー"
"NIKI!? KELERENGNYA JANGAN DITELEN! ASTAGHFIRULLAH."
Seperti kata Rinne, Niki ga sengaja nelen kelereng lombanya. Gara-gara marahin Rinne yang ribut tadi, dia jadi gini. Pokoknya semua salah Rinne.
Kayaknya acara tujuh belasan tahun ini rusuh sekali ya.
Yang nanya gimana keadaan Niki sekarang....
"Eh, rasa melon. Boleh tambah lagi ga?"
Padahal yang lain pada mengkhawatirkan Niki yang nelen kelereng bulat-bulat. Tapi si korban malah minta kelereng lagi buat dimakan. Anak-anak sini sehat ga sih?
"S-Shiina Niki gugur dalamー"
"Eh eh eh, mana bisa gitu! Di peraturan kelereng yang jatuh yang bakal gugur, tapi Niki nelen kelereng. Masih bisa lanjut dong??" protes Rinne dengan pemikiran yang ga masuk akal.
"... Ga salah. Yaudah, Shiina Niki boleh lanjut lomba dengan kelereng baru!" tutur Panitia.
Sedangkan Rinne udah kesenangan dalam hati. Setidaknya masih ada harapan menang lomba dan dapet hadiah.
"Eh Nikiー kelerengnya jangan ditelen lagi!!" teriak Rinne mengentikan usaha Niki memakan kelereng lagi.
Beralih ke Sena Izumi. Funfact, dia satu-satunya cowok yang ikut gc ghibah bersama ibu-ibu komplek. Kejulidannya setara bahkan melebihi seluruh ibu-ibu komplek.
Tapi kita ga lagi bahas itu, kini Izumi lagi jalan anggun sejak mulai perlombaan. Dengan mulut yang berisi sendok, dia tetap memperhatikan lenggak-lenggok jalan seorang model.
Bentar, ini mau lomba 17san apa fashion show?
"SENA, KAPAN FINISH-NYA KALO JALAN KEK SIPUT BEGITU!?"
"Dwiem lo! Syweorang mwogdel ithu tsenantiasha myenawan!" resah Izumi yang lagi berusaha bicara walau mulut kesumbat sendok.
"... Hakaze, dia ngomong apaan?"
"Kaoru orang paling ganteng sedunia. Gitu katanya." Usai Kaoru ngomong gitu, Chiaki langsung ngedorong Kaoru ke got samping mereka berdiri.
"Agshjdpー MAKSUD LO APA!?"
"Tangan gue kepleset maaf," ucap Chiaki dengan tampang tak berdosanya.
Berakhir dengan mereka cekek cekekan selama acara berlangsung. Damai sekali ya bunda.
Kini coba kita lihat Hiiro yang udah di putaran kedua. Dia jalan lancar banget tanpa hambatan. Tetap santai walau sebenarnya dia ga terlalu paham sama lombanya.
"Hiro cuma perlu jalan putar balik buat menangin lomba, usahakan kelerengnya ga jatuh dari sendok ya!" Ya, Hiiro jalanin lomba cuma berdasarkan kata Aira.
"DEKKK, MENANGIN LOMBANYA BUAT ABANG JUGA YA!" Sebenarnya Rinne berada di dua kubu. Dia ngedukung dua orang di sini. Selama dia untung, kenapa tidak?
"Hiro, ayo! dikit lagi finish!!"
"Eh? Airwa ngwomong affwa?" Bukannya lanjut jalan, Hiiro malah berhenti buat ladenin Aira. Padahal tinggal selangkah lagi menuju garis finish.
"Loh kenapa berhenti!? Lanjut jalan dong! Dikit lagi itu!" Aira juga ga denger Hiiro ngomong apa karena sekitar pada ribut. Tapi dia kesel Hiiro malah berhenti di tengah jalan perlombaan.
"Ha?"
"JALAN! DIKIT LAGI FINISH!"
Sebenarnya Hiiro bingung, tapi ga lama setelah itu dia ngelirik finish yang udah di depan mata. Kemudian jalan selangkah untuk menginjakkan kakinya di garis finish, baru noleh ke Aira lagi meminta pembenaran.
"Pemenang jatuh kepada Amagi Hiiro!"
Hiiro langsung jalan ke posisi Aira yang menonton, "Aira, aku menang!"
"Selamat!"
Bermodal penjelasan Aira, tau-tau dia malah menang lomba. Emang ya, anak polos itu pasti diridhoi.
Hadiah udah selesai dibagikan. Juara satu dimenangkan oleh Hiiro dengan hadiah sepaket pawerenjer dan beberapa uang. Setelah itu ada posisi juara dua yang diisi oleh Niki dengan hadiah satu paket bedak.
Padahal dia maunya juara tiga. Kok malah naik pangkat jadi juara dua?
"Apa ini? Bedak mana bisa di makan ssu!"
Terakhir juara tiga yang dimenangkan oleh Izumi. Selama perlombaan Izumi memegang prinsip 'jalan seorang model harus menawan'. Karena itu agak lama nyampe finish. Walau gitu ia tetap menyelesaikan lombanya dengan baik.
"Sena, gue kan nyuruh juara satu! Kok malah juara tiga?!" protes Chiaki ga terima. Dia maunya mainan powerenjer, bukan miliita atau coklatos!
"Kok nyalahin? Udah untung gue mau bantu lo ikut lomba ya! Jangan protes."
"YA TAPI KANー"
"Kakak mau powerenjernya? Nih, ambil aja." Hiiro yang dari tadi nonton kerusuhan itu, berniat menawarkan hadiah hasil lombanya ke Chiaki.
"Eh- boleh nih?"
"Boleh, ambil aja."
"ALHAMDULILLAH."
'Dek Hiiro, kamu baik banget. Sini kakak karungin,' Kira-kira begitulah pemikiran pedo betina komplek sini.
Liat itu, tiba-tiba lampu pijar melayang di kepala Niki. Lalu dia ikut nimbrung bersama para manusya-manusya itu. "Izumi, tukeran hadiah yuk! Bedak ini buat kamu, milkita dan coklatosnya buat aku!"
"EH BEDAK!? ayo tukeran!" Izumi mana bisa nolak. Bedak loh ini, bedaaakkk. Bedak itu salah satu sahabatnya!
Hamdalah, Niki udah ga nangis lagi. Dia udah dapet milkita dan coklatosnya yang diidamkannya. Tapi pas mau nyari tempat duduk buat makan, dia ketemu Hinata yang murung. Di sebelahnya ada Yuuta yang bersedia mengusap punggung sang kakak.
"Hinata kenapa ssu?" tanya Niki yang kepo trus ikut duduk di sebelahnya Hinata.
"Eh Kak Niki? Aku kalah lomba, kak. Ga jadi dapet hadiah milkita hiks."
Niki yang liat itu ikut prihatin. Melirik sekilas pada plastik milkitanya, lalu menawarkan beberapa pada Hinata.
"Hinata mau? Mumpung aku punya banyak."
"Eh beneran kak? Makasiihh!!" Hinata menerima pemberian Niki, tak lupa memeluknya.
Yuuta? Dia lagi berapi-api liat adegan barusan.
"Ekhem, aku masih ada di sini loh." :)
"Ehー aku juga sayang Yuuta kok! Makasih udah nenangin aku tadi!!" ucap Hinata langsung menyambar Yuuta dengan sebuah pelukan.
Manis banget adek kakak ini, karung mana karung??
Beralih ke Rinne. Dia mau melaksanakan aksi memalakーmaksudnya meminta jatah hadiahnya. Dia udah susah payah teriak-teriak buat ngedukung Niki sama Hiiro, masa ga dapet bagian? Berhubung adeknya juara satu, dia harus nyari Hiiro dulu buat minta hadiah duitnya.
"Hiiro!"
"Kakak? Kenapa?" tanya Hiiro dengan memiringkan kepalanya.
"Boleh ... Kakak minta hadiah money lomba tadi ga?"
"Eh? Tapi barusan aku nyumbangin semua uang itu ke kotak amal." Sungguh mulia sekali perilaku mu dek. 😔
"...." Rinne yang merasa usahanya sia-sia pun cuma bisa meratapi nasib.
"Apa aku curi aja kotak amalnya ya?"
Heh berdosa!
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top