┊ 002.3. The Protagonist

.

.

.

.

.

Mayat hidup.

Yang bisa [Name] lihat di sepanjang jalanan dibelakang mereka adalah mayat hidup. Kakinya terus bergerak, melarikan diri bersama yang lain dari kejaran para mayat hidup itu⸺terlebih lagi, ada Kim Namwoon diantara mereka.

"Kita hanya perlu berlari sedikit lagi! Cepat!"

Ada terlalu banyak mayat hidup di sana. Jika saja mayat hidup itu hanya berasal dari orang-orang yang ada di gerbong kereta, mereka akan dengan mudah melarikan diri, tapi masalahnnya adalah⸺

"Dokja!"

Untuk pertama kalinya, [Name] merasakan ketakutan yang lebih besar daripada ketakutannya saat berada di dalam gerbong. Matanya melebar ketika melihat Dokja yang hampir tergapai oleh para mayat hidup itu. Secepat kilat, ia menarik Dokja dan menendang salah satu dari kumpulan mayat hidup yang akan menarik Dokja.

⸺mayat-mayat yang ada diluar dari gerbong dan di sekitaran Jembatan Dongho juga ikut menjadi mayat hidup. Jalan yang dibuka oleh Hyunsung dipenuhi oleh para mayat hidup.

Dan itu adalah pemandangan yang cukup mengerikan.

Dokja mengalihkan pandangannya dari para mayat hidup pada Ichthyosaurus yang menghampiri jembatan yang akan mereka lalui.

"...semuanya, menunduk!"

Peringatan itu terlambat.

Kaki Jembatan Dongho bergetar hebat saat mulut Ichthyosaurus menggigitnya.

Sisik-sisik Ichthyosaurus bersinar dari debu yang jatuh ke Sungai Han seperti air hujan. Aroma amis darah dan air menjadi satu memenuhi area sekitar. Dokja berdiri sambil berusaha menyeimbangkan tubuhnya karena getaran dari gigitan Ichthyosaurus pada kaki jembatan.

Saat debu yang menghalangi pandangan menghilang, pemandangan di depan Dokja menjadi lebih jelas. Banyak reruntuhan tembok dan besi patah di sekitarnya dan⸺

"...Dok... ssi... saja?"

⸺kaki jembatan yang hancur.

[Name] berusaha berdiri meskipun terhuyung. Saat Ichthyosaurus menggigit kaki jembatan yang mengakibatkan getaran hebat, genggamannya dari tangan Dokja terlepas dan sepertinya laki-laki itu tidak menyadarinya karena terlalu panik. [Name] merasakan kakinya begitu nyeri dan perih, ketika ia memeriksanya, ada satu luka memanjang yang kelihatan mengerikan pada tendon kakinya, merobek celana panjang yang dia pakai. Sepertinya salah satu besi yang patah mengenainya dan ia tidak sempat menghindar.

Ia meringis pelan, 'Ini kelihatan tidak baik.'

Di seberang jembatan, Hyunsung sedang berusaha menahan Gilyoung yang tengah memberontak meminta untuk dilepaskan. Ia kehilangan jejak [Name], jantungnya berdegup kencang dalam ketakutan, matanya melebar dan napasnya memburu.

Dia benar-benar takut jika terjadi sesuatu yang mengerikan pada [Name].

Dokja berdiri dalam kepanikannya, ia tidak mengira bahwa Sangah dan Myungoh akan terjebak bersamanya di sini. Ia tidak tahu harus melakukan apa.

Dan pada saat-saat seperti, sebuah pemberitahuan terdengar di udara.

[Someone has received the favour of constellation.]

[The constellation's scenario 'Deus Ex Machina' has been activated.]

Bersamaan dengan suara itu, sebuah jembatan transparan terbuat dari cahaya muncul dan terbentang di Jembatan Dongho yang hancur. Lalu, sebuah pesan muncul di hadapan Dokja.

⸻ ⸭ ⸻

[Deus Ex Machina ⸺ Even Bridge]

Description: A bridge of light made by a constellation. Only an 'even' number of people can cross the bridge. The bridge will disappear as soon as an 'odd' number of people tries to cross it.

⸻ ⸭ ⸻

"Dokja-ssi. Ini, di kepalaku, tiba-tiba⸺"

Dokja bertemu pandang dengan Sangah, yang sekarang sedang berbicara dengan tidak cukup jelas. Dia bisa menebak situasi ini.

Deus Ex Machina. Konstelasi merisikokan kekalahan besar dengan ikut campur ke dalam skenario.

"...itu adalah sponsor Yoo Sangah-ssi."

Dokja tidak tahu konstelasi apa yang melakukan hal itu, namun yang ia tahu adalah seseorang telah memilih Sangah sebagai inkarnasinya dan menginginkan perempuan itu untuk tetap hidup.

Deus Ex Machina adalah sebuah fenomena langka di TWSA dan Sangah adalah orang yang seharusnya sudah mati.

Dokja tiba-tiba memiliki keraguan, konstelasi apa yang menjadi sponsor Yoo Sangah?

[The information of this person can't be read in 'Character List'.]

[This person isn't registered in 'Character List'.]

Dokja cukup terkejut dengan pemberitahuan itu.

Ia tidak bisa melihat informasi Sangah dengan skill miliknya.

"Dokja-ssi, apa yang harus kita lakukan sekarang?" Sangah melirik sekitar dengan panik, menyadari seseorang yang menghilang dan tidak ada dalam jangkauan pandangannya, "dan... dimana [Name]-ssi?"

Dokja melebarkan matanya, ia melihat sekitar dengan kepanikan, namun tidak menemukan [Name] dimanapun. Jantungnya berdegup kencang, perutnya seolah diacak-acak⸺Dokja merasa kalut.

"[NAME]! [NAME]!"

Tidak butuh waktu lama, sebuah suara monoton menyapa pendengarannya, "Dokja, aku di sini."

Ia menolehkan kepalanya secepat kilat dan menemukan [Name] yang berdiri tidak jauh darinya. Ia segera melangkahkan kakinya mendekat pada gadis itu. Matanya menangkap kaki kanan [Name] yang bergetar, ia memicingkan matanya.

"Kakimu... apa yang terjadi...?"

"Ah," [Name] menunduk, "aku tidak sempat menghindari besi patah itu."

Matanya melebar, apalagi ketika ia melihat luka panjang yang menganga dan darah yang mengucur deras dari sana. Ia mendongak dan mendapati ekspresi [Name] yang masih sama seperti sebelumnya.

Masih datar dan kosong.

"Dokja-ssi!"

Dokja menggigit bibirnya sambil memperhatikan layar di depannya tentang jembatan cahaya itu.

Hanya orang-orang dengan jumlah genap yang bisa melewati jembatan itu.

Pada akhirnya, 'Deus Ex Machina' adalah mainan yang dibuat oleh konstelasi sialan yang menyukai tragedi.

Tidak ada cara lain untuk semuanya bertahan hidup.

Han Myungoh memandangi Dokja, tubuhnya bergetar.

Jumlah mereka genap. Ada empat orang di sana. Namun⸺

Dalam kondisi seperti itu, Sangah berteriak.

"Dokja-ssi! [Name]-ssi! Dibelakang kalian!"

Dokja dengan gesit menghindar setelah mendengar teriakan itu, genggamannya kembali terlepas dari [Name] yang membuatnya panik. Ia menoleh, "[Name]⸺"

"Fokus, Dokja. Aku tidak apa-apa."

Laki-laki itu menelan salivanya, meskipun mendengar [Name] mengatakan hal seperti itu, ia masih tidak bisa merasa tenang. Ia merasa harus menggenggam tangan [Name] dan menjaga gadis itu dekat dengannya.

"Dokja," [Name] memandanginya dari seberang sana, "aku sungguhan tidak apa-apa. Fokuslah."

[Name] melirik pada sekitar mereka, mengkalkulasikan apa yang akan terjadi setelah ini karena sekarang ada jumlah genap yang bisa melewati jembatan Deus Ex Machina itu. [Name] berlari ke arah Dokja, menerjang laki-laki itu dan membiarkan dirinya terkena cakaran dari orang yang Dokja biarkan mati di dalam gerbong.

Kim Namwoon.

Dokja melebarkan matanya ketika melihat darah mengucur dari bahu [Name] yang tercakar. Ia menoleh pada Kim Namwoon, memandang laki-laki yang kepalanya meledak beberapa menit lalu dengan tajam.

[Exclusive skill, Omniscient Reader's Viewpoint Lv. 1 has been activated.]

[This person doesn't have any consciousness. The skill Omniscient Reader's Viewpoint will be canceled.]

Dokja sudah memperkirakan hal ini akan terjadi dan [Name] yang melihat bahwa Kim Namwoon akan kembali bergerak mendorong Dokja menjauh sambil melayangkan tendangannya. Di sela-sela itu, Kim Namwoon bisa mendaratkan cakaran menyakitkan pada kaki [Name], dekat dengan luka lebarnya.

Ia meringis pelan, 'Ini benar-benar tidak baik.'

Ini adalah alasan utama kenapa orang-orang seperti ini adalah berbahaya. Mayat-mayat hidup ini menjadi berkali-kali lipat lebih kuat daripada ketika mereka masih menjadi manusia.

Melihat bagaimana [Name] yang terluka karena melindungi dirinya, Dokja segera menoleh ke tempat dimana Sangah dan Myungoh berada sambil berteriak, "Yoo Sangah-ssi, cepat seberangi⸺"

Matanya bertemu dengan Myungoh yang kini telah menggendong Sangah. Sementara Sangah yang digendong dalam posisi seperti karung beras memberontak.

"Lepaskan aku! Lepas! Dokja-ssi! Dokja-ssi!"

Han Myungoh yang beberapa saat lalu tertatih, sekarang telah menggendong Sangah seperti karung beras dan berlari melewati jembatan dalam kecepatan yang luar biasa, meninggalkannya dan [Name] untuk bertahan dari serangan para mayat hidup ini.

[The constellation 'Secretive Plotter' admires how easy you are to fool.]

[The constellation 'Demon-like Judge of Fire is impressed with your sacrifice.]

[100 coins have been sponsored.]

...benar-benar. Berencana ingin meninggalkanku dan [Name]?

Dokja mengerutkan kening ketika melihat Han Myungoh yang mampu berlari secepat kilat menyeberangi jembatan itu, ketika Dokja tahu bahwa kaki laki-laki tidak sebaik itu kondisinya. Dokja menduga bahwa hal itu tidak mungkin berasal dari kemampuan eksklusif milik Han Myungoh. Maka dari itu, pastilah itu merupakan stigma dari konstelasi yang mensponsorinya.

[The One-legged Swift Horse.]

Dan Dokja tahu tentang konstelasi yang menyediakan stigma tersebut. Maka, ia menggunakan kemampuan 'Daftar Karakter' miliknya pada Han Myungoh yang sudah lumayan jauh di depan sana.

[The information of this person can't be read in 'Character List'.]

Sekali lagi, 'Daftar Karakter' tidak bekerja dengan baik.

Jika Dokja mengingatnya dengan benar, stigma 'One-legged Swift Horse' datang dari konstelasi Lame Trickster.

Lame Trickster tidak memberikan stigma dalam sistem penghalang mental. Maka, Han Myungoh tidak mungkin memiliki kemampuan semacam itu daro awal. Dengan kata lain, kemampuan milik Dokja gagal berfungsi dengan baik bukan karena kemampuan Han Myungoh.

'...aku tidak menyadarinya.'

Dokja melihat pada jendela pesan yang melayang di depannya dan tersenyum miring.

[This person isn't registered in 'Character List'.]

Dokja berpikir terlalu keras ketika artinya memang adalah itu. Jelas-jelas 'Daftar Karakter' mengidentifikasi informasi dari karakter.

Yoo Sangah dan Han Myungoh adalah karakter yang tidak muncul di TWSA. Mereka adalah orang-orang yang akan mati jika Dokja tidak menyelematkan mereka. Itu adalah hal yang wajar Dokja tidak bisa mengkonfirmasi informasi mereka dengan 'Daftar Karakter'.

Di satu sisi, Kim Namwoon dan mayat hidup lainnya sedang berteriak tidak jelas padanya dan [Name]. Di sisi lainnya, Han Myungoh sudah setengah jalan dalam menyeberangi jembatan tersebut. Lee Hyunsung dan Lee Gilyoung sudah memasuki zona aman di seberang sana yang membuat Dokja tidak bisa meminta bantuan kepada mereka.

Dokja melirik pada [Name] yang sibuk melirik kiri dan kanan, menjaga dirinya dari mayat hidup yang akan menyerang. Dia bisa menyeberangi jembatan ini dengan [Name], namun persentase keberhasilannya terlalu sedikit, mengingat [Name] yang terluka parah dan pasti akan kesulitan jika harus berlari⸺bisa-bisa jembatan itu akan menghilang sebelum mereka sempat sampai ke seberang.

Beberapa mayat hidup yang berusaha menggapai Dokja terjatuh ke bawah jembatan dan dengan instan menjadi makanan Ichthyousaurus. Seperti piranha, Ichthyousaurus menghancurkan para mayat hidup itu menjadi berkeping-keping secara instan.

Perasaan takut kembali membanjirinya. Jika jumlah orang yang akan melewati jembatan itu adalah ganjil bahkan jika hanya beberapa saat, Dokja yakin bahwa dia juga akan jatuh ke bawah sana dan menjadi makanan dari makhluk itu.

"Dokja..., tenang."

Dokja menoleh, mendapati [Name] yang tengah menggenggam tangannya dengan pelan, berusaha menenangkannya. Dalam sekejap, Dokja merasa tenang dan itu adalah hal yang sangat aneh⸺dia dan [Name] baru beberapa saat yang lalu bertemu dan mengetahui nama masing-masing, tapi kenapa dia merasa seperti dia telah mengenal [Name] sejak lama?

Perasaan yang familiar itu⸺

"Iya, [Name]. Aku tenang."

[Name] mengangguk, kemudian kembali melirik kiri dan kanan. Dokja memperhatikan bagaimana gadis itu menginspeksi sekitarnya, menjaga zona aman mereka agar tidak ditembus oleh para mayat hidup itu.

"[Name]," panggilnya pelan.

[Name] menoleh, "Iya, Dokja?"

"Biar aku yang mengurus ini semua."

Dalam sekejap, kini [Name] telah berada di dalam pelukan Dokja selagi laki-laki itu mengayunkan pisau yang dia dapatkan dari mayat Kim Namwoon yang ada di gerbong sebelum mereka keluar. [Name] tidak bisa melihat ekspresi Dokja dengan jelas, namun yang pasti⸺pria itu memiliki senyum yang sedikit tidak menenangkan yang terulas di wajahnya selagi ia terus mengayunkan pisaunya.

⸺perasaan yang familiar itu, anehnya, disukai dengan sangat olehnya.

Ia tidak ingin menghilangkan perasaan familiar itu.

Ia menunduk, "Jangan lihat, [Name]."

[Name] mengangguk patuh dan menutup matanya.

Dokja menginginkan perasaan itu seutuhnya.

Dengan lincah dan [Name] yang berada sangat dekat dengannya, Dokja berhasil membuat para mayat hidup itu jatuh ke bawah jembatan dengan stabil. Beruntung bahwa menuntun mereka untuk jatuh ke bawah jembatan tidaklah sulit.

Sesekali, Dokja melirik pada stopwatch milik dokkaebi yang melayang di udara; waktu yang tersisa hingga skenarionya berakhir adalah 15 menit, Dokja menghela napas.

[Name] melebarkan matanya ketika melihat salah satu mayat hidup yang tidak disadari Dokja berada di belakangnya. Lantas, dengan sekuat tenaga, ia mendorong Dokja ke sisi yang kosong akan mayat hidup dan menendang mayat hidup yang akan melukai Dokja. Sementara Dokja, tidak peduli seberapa tenang dan seberapa banyak informasi yang dia tahu, dia tidak bisa membohongi tubuhnya yang tidak terlatih.

Ia menggertakkan giginya, lagi, matanya menyorot penuh amarah pada mayat-mayat yang bergerak ini, [Name] kembali lepas dari genggamannya.

Bahu kiri.

Paha kanan.

Kepala bagian atas.

Serangan dari Kim Namwoon yang sudah menjadi mayat jadi lebih cepat dari sebelumnya, membuat Dokja mau tidak mau harus lepas dari pergerakan itu. Dia bahkan tidak sepenuhnya bisa menghindari serangan-serangan dari Kim Namwoon.

Tapi pada faktanya, Kim Namwoon yang telah menjadi mayat sudah kehilangan semua indera dan tidak akan merasakan sakit sama sekali. Dokja melangkah mundur, punggungnya membentur pembatas besi jembatan yang hancur. Dari tempatnya berdiri, dia bisa mendengar dengan jelas suara dari Ichthyosaurus yang ada di bawah jembatan.

[A few constellations are rejoicing in your adversity.]

[The constellations have sponsored you 200 coins.]

Dengan notifikasi itu, kini Dokja telah memiliki 5,000 koin. Itu adalah jumlah koin yang signifikan untuk skenario awal seperti ini.

[Wah, kau bertahan dengan cukup baik. Nah, sekarang, apakah ada konstelasi yang ingin menolong dua orang ini?]

[Name] melirik ketika mendengar suara dokkaebi itu. Dalam situasi seperti ini, [Name] merasa seperti dia ingin benar-benar memotong-motong dan memasak dokkaebi itu.

[Aduh, ini benar-benar tidak ada yang ingin menolong mereka berdua?]

Itu bukanlah hal yang aneh. Justru yang aneh adalah jika konstelasi mendukung mereka setelah apa yang terjadi pada pemilih sponsor di gerbong waktu itu.

[Sudah aku katakan, kan, kalian harus memilih sponsor ketika kalian diberikan kesempatan. Duh, menyedihkan sekali.]

[Name] mendengus, kembali fokus dalam memukuli dan menendang para mayat hidup itu hingga mereka terjatuh ke bawah. Ia terus melakukan hal itu hingga ia yakin bahwa kini dia bisa menghampiri Dokja dan membantu pria itu untuk memukuli serta membuat Kim Namwoon sekarat untuk yang kedua kalinya.

Tapi ketika dia baru saja akan melangkahkan kakinya, salah satu mayat hidup yang lepas dari pengawasannya menarik tangannya dan mencekik lehernya.

Mayat hidup itu adalah seorang perempuan.

Cekikannya terlalu kencang hingga [Name] bisa dengan jelas merasakan oksigennya perlahan menipis dan paru-parunya terasa terbakar. Dengan pelan dan berusaha stabil, ia mengangkat tangannya, mencengkeram tangan mayat hidup itu dan berusaha melepaskannya. Kakinya bergerak untuk memberontak, namun karena ia tidak cukup beruntung dan tidak cukup kuat, mayat hidup itu malah melemparkannya ke bawah jembatan.

"Ah...."

Satu-satunya hal yang bisa dia dengar adalah teriakan putus asa Dokja dan dengungan pada telinganya. Manik kelamnya memandang tanpa cahaya ke arah langit, ia merasakan tubuhnya jatuh dan lantas ia memejamkan mata⸺sebelum akhirnya tangannya ditarik dan ia kini telah terduduk di atas jembatan.

Ia mendongak, bertemu pandang dengan seorang laki-laki berpakaian serba hitam yang super-duper tampan.

[Name] dengan cepat mengenali wajah yang luar biasa tampan itu.

'Target skenarioku sudah tiba.'

Dokja hampir saja terkena serangan jantung ketika melihat [Name] dilempar oleh salah satu mayat hidup di sana. Ia ingin sekali menggapai tangan yang terjulur ketika jatuh itu, ia ingin sekali menarik [Name] kembali dan tidak akan pernah melepaskannya⸺namun, para mayat hidup ini menghalanginya.

"Minggir!"

Tepat sebelum Dokja berhasil lari dari para mayat hidup itu, [Name] telah kembali ke atas dengan seorang laki-laki yang berdiri dihadapannya. Mata Dokja melebar ketika dia menyadari siapa yang telah datang⸺apalagi ketika ia menyadari bahwa [Name] diselamatkan oleh orang itu.

Entah mendapatkan kekuatan dari mana, Dokja mendorong para mayat hidup itu dan berlari kencang ke arah [Name]. Ia berdiri dihadapan [Name], berhadapan langsung dengan orang yang telah menyelamatkan [Name].

"Kalian⸺siapa kalian?"

Sorot dingin pria itu beralih pada Dokja. Sementara Dokja langsung menggunakan kemampuan 'Daftar Karakter' miliknya untuk mengalihkan ketakutan yang muncul.

[The exclusive skill, Character List is activated.]

[There is too much information about this person. Character List is converted to Summary List.]

⸻ ⸭ ⸭ ⸭ ⸻

[Character Summary]

Name: Yoo Jonghyuk

Attribute: Regressor (3rd turn) (Myth); Pro Gamer (Rare)

Exclusive Skills: Sage's Eyes Lv. 8, Hand to Hand Combat Lv. 8, Weapons Training Lv. 8, Mental Barrier Lv. 5, Crowd Control Lv. 5, Reasoning Lv. 5, Lie Detection Lv. 4....

⸻ ⸭ ⸭ ⸭ ⸻

Dan daftar dari kemampuan eksklusif pria ini masih berlanjut tanpa henti. Sebelum Dokja bisa sampai ke akhir daftar, sebuah tangan kekar mencekik lehernya.

"Kau⸺bagaimana kau bisa hidup?"

'Cara pertama' untuk bertahan hidup di dunia yang hancur. Seseorang yang membuktikan metode itu sekarang berada tepat dihadapan Dokja.

Yoo Jonghyuk, si regresor. Tragedi besar yang megah dari dunia ini dimulai dengan orang ini.

[Name] masih memandangi Jonghyuk; matanya mengarah pada layar hologram merah darah miliknya yang menyediakan informasi lengkap dan asli tentang Jonghyuk. Lalu, ia melangkah sedikit menjauh dari dua orang yang tengah berdiskusi seperti itu; dengan Dokja yang tengah di cekik oleh Jonghyuk.

Ia tahu lebih dari siapapun untuk tidak mengganggu perbincangan antara dua pria tampan itu.

"Nama."

"Apa?"

"Siapa namamu?"

[Name] memperhatikan keduanya; ia memperhatikan Jonghyuk dengan cukup intens, mengingat bahwa misinya saat ini adalah untuk menyeberangi jembatan bersama dengan Jonghyuk. Satu-satunya hal yang bisa ia pikirkan dengan Jonghyuk yang masih mencekik Dokja adalah; 'kesan pertama apa yang harus aku berikan pada orang seperti Jonghyuk?'

Lalu, pandangannya beralih pada seberang jembatan, yang kini tertutupi oleh sebuah pembatas yang membuat mereka tidak bisa melihat apa yang tengah terjadi di sini. [Name] menghela napasnya dengan pelan⸺perasaan familiar itu kembali lagi.

"Kim Dokja."

"Nama yang aneh."

"Aku sering dengar yang seperti itu."

Seingin apapun [Name] melakukan sesuatu untuk menyelamatkan Dokja dari Jonghyuk, apalagi ketika dia melihat pukulan itu melayang menuju perut Dokja⸺[Name] ingin sekali menendang kepala Jonghyuk dan membawa Dokja lari menyeberangi jembatan.

Tapi itu adalah hal yang melewati batas⸺[Name] tidak boleh mengganggu interaksi ini; ini adalah salah satu interaksi krusial yang akan menentukan nasib Dokja selama berada di dunia hancur ini.

"Kau memiliki tubuh yang kuat. Apa kau sudah paham sepenuhnya tentang cara menggunakan koin?"

"Ya. Aku tebak kau juga sudah⸺"

[Name] mengalihkan pandangannya ke arah lain ketika Jonghyuk kembali memukul Dokja. 'Aku tidak paham. Aku tidak ingin memberikan kesan pertama apapun padanya.'

Yoo Jonghyuk, penyintas yang telah mengalami regresi setiap kali dia mengalami kematian. Setidaknya, untuk ukuran penyintas sekuat dirinya, level kekuatan orang itu berada pada angka 15, atau mungkin bisa saja lebih. [Name] menggelengkan kepalanya, 'Monster, ya? Aku rasa, Jonghyuk lebih dari sekadar monster.'

"Berhenti bicara hal yang tidak perlu. Kau hanya perlu menjawab pada pertanyaan yang aku tanyakan. Kau mengerti?"

Dokja tidak menjawab. Dia pikir, mungkin hal ini memang harus terjadi mengingat bahwa dirinya dan yang lain selamat ketika pada cerita aslinya orang-orang yang selamat di dalam gerbong itu hanyalah Lee Hyunsung dan Kim Namwoon. Tapi ini adalah situasi paling buruk yang sama sekali tidak Dokja harapkan untuk terjadi.

Dokja tahu, bahwa pada bagian awal, Jonghyuk bahkan lebih mengerikan daripada siapapun. Kepribadiannya telah lama hilang setelah ia mengalami regresi sebanyak tiga kali. Prinsip-prinsip yang pernah ia miliki juga telah hilang untuk mengamankan kewarasan dirinya.

Jonghyuk yang sekarang tidak akan pernah ragu untuk melakukan sesuatu demi tujuannya.

"Jawabanmu?"

"...ya, aku mengerti."

"Yang sopan."

"Bagaimana jika aku tidak mau?"

Kali ini, Dokja mengangkat kedua tangannya untuk memblokade tinjuan Jonghyuk. Ia merasa seperti tulang-tulangnya patah dan hancur, namun perasaan itu berangsur-angsur menghilang. Jonghyuk melebarkan matanya karena terkejut.

[The character 'Yoo Jonghyuk' is on guard against you.]

Itu tidak masalah, ia pikir, karena Dokja tidak akan mau menjadi samsak tinju hanya karena Jonghyuk adalah pemeran utama.

"Maaf, tapi kau lebih muda dariku, pro gamer Yoo Jonghyuk-ssi. Maka dari itu, kau yang harus bicara sopan padaku."

"...Kau tahu aku?"

"Aku tahu. Aku adalah pegawai di perusahaan game."

[Name] tahu bahwa itu adalah sebuah kebohongan. Bahkan jika Dokja bekerja di perusahaan game, itu adalah sebuah kemustahilan untuk mengingat semua nama dari gamers profesional.

Pada faktanya, Yoo Jonghyuk hanyalah karakter yang ada di TWSA.

"Kau terkenal. Aku adalah penggemarmu."

Yoo Jonghyuk yang terkenal hanyalah untuk kepentingan plot. Tapi Dokja tidak berbohong ketika dia mengatakan bahwa dia adalah penggemar Jonghyuk.

Dokja menyukai; membenci; dan bersemangat untuk Jonghyuk. Itu adalah alasan dia yang memilih untuk terus membaca TWSA yang memiliki 3,000 bab lebih.

"Penggemar⸺aku sudah lama tidak mendengarnya."

Sekilas, Dokja bisa melihat sorot nostalgia dari Jonghyuk. Meskipun hanya untuk beberapa saat, Dokja yakin bahwa dia melihatnya.

"Aku memaafkan kekurang-ajaranmu kali ini. Tapi itu tidak akan mengubah apapun."

"Ya, aku tahu."

Dokja melirik ke bawah, selagi Jonghyuk mengatakan, "Aku hanya ingin menanyakan satu hal padamu."

Ia mendongak, "Lanjutkan."

"Bagaimana kau bisa bertahan hidup di dalam kereta?"

Dokja sudah menebak pertanyaan ini akan keluar dari mulut Jonghyuk. "Apa kau akan melepaskanku jika aku menjawab?"

"Itu tergantung pada jawabanmu."

[Name] mendengkus; itu adalah sebuah kebohongan lain dari Jonghyuk. Seperti Dokja yang paham luar-dalam tentang Jonghyuk, begitu pula [Name]. Apapun jawaban yang akan Dokja berikan, Jonghyuk tetap akan melemparkan laki-laki itu ke bawah.

Dan [Name] kesal karena dia tidak bisa ikut terjun ke bawah sana.

Matanya mengarah pada layar hologram merah darah yang masih terpampang jelas di depannya, dengan stopwatch yang ada di atasnya, waktu yang tersisa dari skenario ini hanya 5 menit⸺dalam hati, [Name] berharap bahwa Jonghyuk benar-benar akan melepaskan Dokja dan tidak melemparkannya ke bawah sana.

[Tapi kau tahu itu mustahil, [Name]. Skenario mereka sudah tertulis seperti itu.]

Ia menoleh pada layar yang muncul di sebelah layar merah darah itu, lalu menghela napas pelan, 'Aku tahu. Aku hanya berharap.'

[Dokja tidak akan mati jika dia dilempar ke bawah. Kau tahu itu.]

'Aku tahu, Joesu. Tapi perasaan familiar ini terlalu menyesakkan. Aku seperti akan jadi gila jika melihat Dokja dilempar ke bawah sana.'

[Jangan dilihat.]

[Name] tahu bahwa itu adalah satu-satunya solusi; jangan dilihat dan alihkan pandanganmu.

Tapi⸺rasanya berat sekali.

"Kau menyelesaikan skenario hanya dengan membunuh serangga?"

"Aku beruntung," lalu ia melanjutkan, "aku melihat anak yang membawa serangga ketika dia jatuh karena ledakan yang ada di bagian depan."

Jonghyuk tenggelam dalam pikirannya dan Dokja tahu bahwa laki-laki itu tengah mengalami konflik lantaran kejadian kali ini benar-benar berbeda dengan apa yang terjadi pada regresi sebelumnya.

"...kedengaran seperti kebetulan yang mencurigakan."

"Semua kebetulan itu selalu mencurigakan. Jika kau tidak percaya, tanyalah pada orang-orang yang ada di balik tembok itu. Anak yang membawa serangga itu ada di sana."

Setelah mendengar hal itu, Jonghyuk kembali tenggelam dalam pikirannya.

"Apa kau sudah selesai bertanya?"

"...Ya."

"Kalau begitu, bisakah kau melepaskanku? Ayo segera pergi ke Stasiun Oksu bersama. Kita tidak punya banyak waktu untuk menyelesaikan skenario."

Atas kalimat itu, Jonghyuk mengencangkan cekikannya pada leher Dokja, "Tidak secepat itu."

Mata kanannya bersinar dengan warna emas sembari memandangi Dokja, "Semua yang kau katakan benar-benar sempurna."

Dokja melebarkan matanya ketika melihat itu. Dia tahu kemampuan ini. Kemampuan kelas SS milik Jonghyuk; The Eye of the Sage.

The Eye of The Sage, adalah sebuah kemampuan yang membuat si pemakainya dapat melihat jendela atribut milik target. Bukan hanya itu, kemampuan ini juga dapat membuat si pemakai dapat melihat identitas tersembunyi si target. Kemampuan ini adalah kemampuan pendeteksi paling tinggi.

[The exclusive skill, 'The Fourth Wall' is activated.]

[The Fourth Wall has detected the use of the skill The Eye of The Sage.]

"...Apa?"

[The Fourth Wall has blocked The Eye of The Sage.]

Jonghyuk melotot pada Dokja, semakin mengeratkan cekikannya pada laki-laki itu, "Kau⸺"

"Siapa kau sebenarnya?"

.

.

.

.

.

tbc! 3.7k words. dadah👋🏻.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top