┊ 000. Three Ways to Survive the Apocalypse

.

.

.

.

.

Terlahir kembali sebagai seorang NPC itu adalah sesuatu yang sama sekali tidak pernah [Name] bayangkan, namun bukanlah hal yang ia sesali. Menjadi sesuatu yang bisa mati kapan saja adalah hal yang mengerikan, namun bagi [Name], itu adalah sesuatu yang selalu menarik perhatiannya. [Name] tahu bahwa dirinya tidak sedang berada di dunianya; realita, bumi, dimensi tiga⸺[Name] berada di dimensi lain, dimana semua hal yang ia jadikan sebagai pelarian ada di sana.

[Name] paham situasinya; ia, sengaja atau tidak, telah bertransmigrasi ke dalam sebuah webtoon yang menjadi salah satu kesukaannya selama ia hidup di realita.

Bagaimana ia bisa tahu, kalian tanya? Percaya atau tidak, [Name] mungkin merupakan satu dari segelintir NPC yang punya banyak keberuntungan. Ia tahu bahwa dirinya berada di webtoon kesukaannya karena keberuntungan yang tidak sengaja membawanya bertemu dengan pemeran utama webtoon ini dan ia juga tidak sengaja menemukan beberapa hal yang semakin menguatkan spekulasinya.

Kim Dokja dan web-novel Three Ways to Survive the Apocalypse.

Detik di mana ia mengetahui hal itu, [Name] tahu bahwa nyawanya sedang berada di ujung tanduk. Tinggal di dunia yang akan hancur, [Name] sama sekali tidak memiliki kemampuan spesial. Dia tidak bisa bela diri dengan ahli, tidak bisa menganalisa dengan akurat, dan dia juga tidak bisa bersosialisasi. [Name] tahu, bahwa satu-satunya hal yang bisa dia lakukan sekarang hanyalah menikmati hidupnya sampai hari kehancuran itu datang.

Lagipula, dirinya hanya sekadar NPC yang tidak memiliki peran apapun, kan?

Kalau dia mati pun, semuanya juga akan tetap berjalan baik-baik saja dan sesuai.

Setidaknya, itu adalah isi kepalanya yang naif.

.

.

.

.

.

Pukul 6 sore di dalam kereta yang cukup penuh; [Name] mengakhiri hari dan akitivitasnya seperti itu. Duduk di dalam gerbong yang kebanyakan berisikan orang-orang yang pulang bekerja dan orang-orang yang akan memulai aktivitas malamnya, perempuan itu hanya memandang ke jendela seberang. Mata kelam yang mati da kosong; ketika dilihat lebih jelas, dia mirip sekali seperti mayat hidup.

Tubuhnya terlonjak pelan, ketika sebuah hologram muncul tanpa permisi di depan wajahnya; hanya beberapa sentimeter. Matanya melebar, namun kembali normal setelah beberapa saat.

[Selamat datang di dunia ini, pemain asing, Yoon [Name]!].

Adalah apa yang tertera di layar hologram tersebut. Ia memiringkan kepalanya, matanya menyiratkan kebingungan ketika dia membaca kalimat sambutan tersebut. Lalu, kalimat di hologram itu kembali berubah.

[Masih ada satu jam sebelum dunia ini hancur, jadi ada baiknya kita berkenalan!]

[Namaku adalah Joesu, aku adalah pemandu khusus milikmu di dunia ini! Jangan khawatir, aku tidak sendiri dalam menjadi pemandumu. Hanya saja, partnerku sedang memiliki beberapa urusan penting, maka dari itu dia tidak bisa menyambutmu. Mungkin jika dia sudah selesai dengan urusannya, dia akan segera menyambutmu.]

[Name] masih tidak bicara, dia masih sibuk memandangi hologram itu dengan kosong. Sementara itu, kalimat di hologram itu kembali berubah.

[Mungkin ini sedikit membingungkan, tapi yang jelas, kau terpilih sebagai salah satu partisipan spesial dalam dunia yang akan hancur ini! Jangan khawatir, meskipun kau sama sekali tidak memiliki kegunaan apapun, kau masih akan bisa bertahan hidup!]

'Tapi aku hanya ingin menikmati kehidupanku sebelum dunia ini hancur dan mati dengan tenang.'

Layar hologram itu kosong tepat setelah dia mengucapkan hal itu. Jeosu sama sekali tidak mengira bahwa [Name], yang sedikitnya, memiliki banyak kesamaan dengan tuannya akan mengatakan hal seperti itu.

[Sepertinya kita sudah mulai mengarah pada topik yang cukup sensitif. Bagaimana jika kau lihat ke sisi kiri seberangmu, [Name]?]

Gadis itu dengan patuh menoleh, mendapati seorang laki-laki dengan pakaian kantoran sedang duduk dengan tenang dan fokus pada layar ponselnya. Lalu, ia mengembalikan posisi kepalanya seperti semula.

[Dia adalah pemeran utama di dunia ini. Kau pernah dengar tentangnya, kan? Apa kau menyukainya?]

[Name] menggeleng, pelan sekali, 'Aku menyukai⸺'

Isi kepalanya dengan instan menjadi hening, keningnya mengerut dengan samar, "Aku... tidak bisa ingat namanya," paparnya pelan, sangat pelan sampai tidak ada satupun yang mendengar.

[Baiklah, karena kau sudah melihat pemeran utama dunia ini. Sepertinya aku tidak perlu memberikanmu bocoran lagi, kan? Kau masih ingat semua yang pernah kau baca tentang dunia ini, kan?]

Lagi, dia mengangguk, 'Iya, aku masih ingat semuanya.'

[Bagus. Aku akan datang lagi setelah skenario pertama berakhir. Jadi, selamat menikmati waktumu di sini, [Name]!].

Setelah itu, layar hologram itu menghilang dan pandangannya kembali bersih. Ia menghela napas pelan, lalu membenahi duduknya dengan pelan⸺namun, lengannya tidak sengaja menyenggol seorang anak kecil di sebelahnya. Ia menoleh, bertatapan dengan mata kelam dan detik berikutnya, sebuah hologram muncul diatas kepala anak laki-laki tersebut.

[Lee Gilyoung (11)/Human]

Lalu, diatas hologram tersebut, ada sebuah hologram lain, warnanya merah⸺seperti darah.

[Insect boy (Incarnation); Insect King (Modifier(s)); Kim Dokja's Company (Nebula); Lord of the Abyss (Constellation Sponsor)].

Ia memiringkan kepalanya, tapi kemudian menepuk kepala anak laki-laki itu beberapa kali dengan lembut, "Maaf. Aku tidak sengaja," suaranya terdengar pelan, begitu monoton, namun kedengaran lembut.

Anak laki-laki itu masih memandanginya, kemudian menolehkan kepalanya kembali dan mengangguk pelan, "Uhm, tidak apa-apa, noona."

Matanya mengikuti arah pandang anak laki-laki itu dan menemukan bahwa anak laki-laki itu tengah memangku sebuah wadah berisikan serangga dan memegang sebuah alat penangkap serangga. Ia mengangguk pelan.

"Serangganya cantik," ia berbicara, yang kemudian mendapatkan kembali perhatian anak laki-laki itu, "apa mereka akan dipelihara?"

Mata kelam anak laki-laki itu sedikit melebar, namun dengan segera kembali seperti semula, ia mengalihkan pandangannya lagi dan mengangguk, "Iya, mereka akan dipelihara."

[Name] menghela napas sangat pelan, kemudian kembali mengelus kepala anak laki-laki itu, "Anak baik. Anak baik. Anak baik," gumamnya berulang yang cukup untuk di dengar oleh anak laki-laki itu saja.

Lagi, mata kelam itu melebar, namun ia tidak mendongakkan kepalanya dan membiarkan [Name] terus mengelus kepalanya hingga gadis itu berhenti. Ketika hal itu terjadi, barulah ia mendongak dan menatap sisi wajah [Name] ketika gadis itu sudah kembali fokus ke depan.

Dengan pelan, anak laki-laki itu menarik ujung lengan kemeja [Name], yang membuat gadis itu menoleh sambil menautkan alis, "Ya?"

"Nama noona... aku ingin tahu."

"Namaku [Name]," ⸺ "Yoon [Name]."

Mata kelam itu dengan nyata berbinar samar, "Namaku Lee Gilyoung, noona. Salam kenal."

Untuk pertama kalinya, [Name] menarik sudut bibirnya untuk membuat sebuah senyum samar yang terlalu kaku⸺efek sudah lama tidak tersenyum. Ia mengangguk pada Gilyoung, anak laki-laki itu.

"Salam kenal juga, Gilyoung. Aku senang berkenalan denganmu."

Setelah itu, [Name] kembali mengalihkan atensinya ke depan, memandangi jendela kereta yang menampilkan pemandangan sore hari yang selalu cantik untuknya. 'Ini sudah pukul berapa, ya? Rasanya lama sekali.'

Tidak lama setelah dia mengucapkan hal itu, sebuah layar hologram merah darah muncul di sisi kiri kepalanya. Bentuknya yang kecil membuat [Name] hampir tidak melihatnya.

[6.54 p.m.]

Lalu, ada beberapa pemberitahuan yang muncul setelah itu di depannya. Bahkan sekarang, layar hologram itu juga berwarna merah darah⸺sebelumnya, layar itu berwarna terang yang tidak terlalu terang.

[The scenario will start in a moment. Player are expected to prepare themselves for the pre-scenario that will occur.]

'Ah, tersisa satu menit,' ia melirik pada Gilyoung, kemudian melirik ke sisi kiri seberangnya, 'sebentar lagi, dunia ini akan hancur.'

Tepat ketika waktu menunjukkan pukul 6.55 p.m., semua lampu yang ada di gerbong mati dan suara decitan yang memekakkan telinga memenuhi pendengaran semua penumpang, termasuk [Name]. Gadis itu merangkul Gilyoung dan menjaga anak laki-laki itu agar tidak jatuh.

"Tidak apa-apa, Gilyoung. Jangan panik."

Suara teriakan penuh kepanikan menyebar di gerbong tersebut, permata matinya memindai pada seluruh penumpang, mengabaikan telinganya yang sudah mulai sakit karena semua teriakan yang terdengar.

"APA YANG TERJADI?!"

"APA INI SERANGAN TERORIS?!"

Semuanya kacau dan [Name] memejamkan matanya selama beberapa saat, sebelum akhirnya dia kembali membuka matanya. Ia melirik pada hologram waktu saat ini.

[6.59 p.m.].

Ia menunduk pada Gilyoung dan semakin mengeratkan rangkulan serta pelukannya pada anak laki-laki itu, "N-noona." [Name] mengelus kepala Gilyoung dengan pelan.

"Tidak apa-apa, Gilyoung. Aku di sini."

Lagi, atensinya beralih pada layar hologram waktu.

[7.00 p.m.].

'Ini waktunya.'

Dari arah depan, terdengar suara percikan listrik yang membuat [Name] mau tidak mau mendongakkan kepalanya untuk melihat sambil tetap menjaga Gilyoung dalam dekapannya.

[The free service of planetary system 8612 has been terminated.]

[The main scenario has started.]

[Name] memandang tajam pada percikan listrik tersebut. Tangannya yang bebas mengepal dengan erat dan sebuah emosi asing membuncah dalam hatinya. Perlahan, permata matinya kembali hidup dengan percikan dendam dan amarah yang begitu kuat.

Ia menggertakkan gigi.

'Bunuh.'

'Hancurkan semuanya.'

Dan pada akhirnya, dunia ini mengalami kehancuran yang telah lama ditunggu-tunggu.

.

.

.

.

.

tbc! 1,3k word.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top