➤ [08]

Kyouki memandang lurus pada area luas di depannya. Dari tempatnya berdiri, Kyouki mampu mendengar beberapa pembicaraan yang mendengung. Ia menghela napas dan mengeluarkan pedangnya dari sarungnya, netra emasnya memandang pada mata pedang yang mengkilat karena terkena sedikit cahaya.

Setelah pemberitahuan bahwa dia boleh keluar dari sana, Kyouki kembali memasukkan pedangnya ke dalam sarung dan melangkah keluar dari tempatnya. Netra emasnya berkilat dan menyala dengan berbahaya ketika mendapati seorang gadis belia yang memiliki wajah mirip dengan Haruchiyo melangkah dari arah berlawanan dengannya.

Kyouki menyeringai samar ketika iris biru yang dingin itu memandanginya dengan tajam⸺berbeda ketika iris biru dingin milik Haruchiyo memandanginya.

"Aku akan membunuhmu di sini," Senju mengangkat pedangnya dengan sorot penuh amarah, "kau sudah menahan Haru-nii selama ini. Kau yang menjadi penyebab dia tidak ingin kembali padaku. Ini semua karena dirimu."

Kyouki menautkan alis dengan senyum miringnya, "Lucu banget, kenapa jadi menyalahkanku? Itu salah kalian. Aku hanya merawatnya dengan baik dan tanpa penghakiman tidak adil."

"Sadar tidak, sih, itu semua karena kalian yang terlalu egois."

Senju mengeraskan rahangnya mendengar apa yang Kyouki ucapkan. Dia tidak ingin mengakuinya, meskipun apa yang Kyouki katakan adalah benar. Dia sadar bahwa semua itu adalah salahnya dan yang lain tapi⸺tapi apa yang salah dengan itu? Dia hanya melakukan kewajibannya sebagai seorang adik.

Gengsi dan harga diri yang terlalu tinggi, Senju enggan meminta maaf karena sejak kecil dirinya tidak pernah diajari untuk meminta maaf pada kesalahan sekecil apapun. Dan hal itulah yang membuatnya berdiri di sini sekarang.

"Padahal kalau kau meminta maaf pada Haruchiyo, dia pasti akan memaafkanmu."

"Aku tidak salah," Senju menggertakkan giginya, "aku melakukan itu untuk kebaikan Haru-nii juga!"

Kyouki mengejek dengan sorot matanya, yang membuat Senju terbakar rasa amarah. Maka setelah aba-aba bahwa duel bisa dimulai, Senju tanpa basa-basi langsung menerjang Kyouki. Gadis Yuuma itu menghindar dari semua serangan Senju, menunggu waktu yang tepat untuk menyudutkan gadis Akashi tersebut.

Sementara Senju yang merasa Kyouki tidak seserius itu dalam menghadapinya, mulai semakin kesal dan marah. Ia merasa direndahkan, Kyouki terus menghindari serangannya dan tidak memiliki intensi untuk menyerangnya.

"Keparat, kau sedang apa?! Kau merendahkanku?!"

Kyouki menautkan alis dan mengulas senyum miring, "Kalau iya, kenapa?"

Rahangnya mengeras dan kembali menyerang Kyouki secara membabi buta. Kyouki yang melihat ini tersenyum puas, membuat orang-orang yang menyaksikan duel tersebut sedikit waspada⸺mereka tahu kemampuan Kyouki dan mereka tahu bahwa meskipun Senju kuat, gadis itu tidak akan bisa menandingi Kyouki.

Tepat ketika Senju akan memberikan serangan fatal pada daerah vitalnya, Kyouki mengangkat pedangnya dan menebaskannya dengan tiba-tiba ke arah Senju.

Senju yang kepalang kaget, tidak sempat menghindar sepenuhnya dari tebasan tersebut dan harus mendapatkan luka melintang di tubuhnya. Ia menggeram dan semakin memandang nyalang pada Kyouki yang hanya ditanggapi dengan senyum miring dari gadis Yuuma tersebut.

"Sialan. Keparat sialan ini," Senju tersenyum miring dengan kesal, beruntung bahwa luka tebasan itu tidak terlalu dalam, dia masih bisa bergerak bebas.

Lagi, Senju menerjang Kyouki. Berbeda dengan sebelumnya, Kyouki kali ini melawan dan gantian menyudutkan Senju sehingga gadis itu bukannya merasa tertantang, malah merasa kesal dan terjepit.

Dan karena hal itu, serangannya mulai melemah dan kebanyakan tidak kena sasaran.

Kyouki yang menyadari hal itu mengulas senyum remeh, sambil kembali menebaskan pedangnya pada bahu kiri Senju, dia bicara, "Lho~? Kenapa jadi seperti ini~? Kok, jadi lemah~? Takut, ya~?"

Senju melotot mendengar hal itu, amarahnya kembali membuncah dan yang terjadi selanjutnya adalah Senju yang kembali menyerangnya dengan membabi buta. Kyouki yang melihat ini kembali mendapatkan kesenangannya dan memilih untuk mengimbangi Senju.

Tebasan, tusukan, dan sayatan diterima oleh Senju tanpa dirinya sendiri sadar. Telinganya tuli dan pikirannya hanya tertuju untuk membunuh Kyouki yang benar-benar membuatnya marah.

"SENJU! KENDALIKAN EMOSIMU! KAU BISA MATI!" Akashi Takeomi berteriak dari tribun, namun Senju masih tuli.

Shinichiro dari tribun seberang memandangi Takeomi yang kelihatan begitu panik ketika melihat kondisi Senju yang parah, lalu ia menoleh pada Haruchiyo yang duduk di sebelahnya, menonton dengan tangan terkepal dan sorot mata penuh kebencian yang ditujukan kepada Senju serta Takeomi.

"Kau benci mereka, Haruchiyo?"

Itu adalah pertanyaan dengan jawaban yang paling jelas yang bisa dia tanyakan pada Haruchiyo. Mengamati dari ekspresi laki-laki itu, Shinichiro sebenarnya sudah tidak memerlukan jawaban apapun⸺secara instan, dia mengerti apa yang Haruchiyo rasakan terhadap kedua saudaranya itu.

Kebencian. Perasaan jijik yang membuatnya seakan ingin muntah terus-menerus.

"Jangan khawatir, Haruchiyo," Shinichiro mengalihkan pandangannya kembali ke depan, mengulas senyum miring yang tipis ketika Kyouki akan melancarkan satu serangan fatal pada Senju, "setelah ini, semuanya akan diselesaikan oleh Kyouki."

Shinichiro sudah memperkirakan hal ini⸺semua pihaknya dan pihak Kyouki sudah memperkirakan hal ini. Namun, hal yang sama ternyata tidak terjadi pada pihak Manjirou dan Izana. Dua orang itu memelototkan mata ketika melihat Kyouki yang tanpa keraguan menghunuskan pedangnya pada Senju, lalu kemudian gadis Yuuma itu merampas pedan Senju dan menebaskannya pada tubuh Tuan Putri terhormat itu.

Manjirou dan Izana sama sekali tidak memperkirakan ini⸺bukan; perkiraan mereka melenceng jauh, semuanya tidak sesuai dengan apa yang mereka rencanakan.

Dan itu semua terjadi karena satu aksi dari Kyouki yang sama sekali tidak sesuai dengan perkiraan mereka.

Takeomi dari atas tribun melebarkan matanya dan tanpa aba-aba turun ke bawah, menyerang Kyouki dari belakang yang mana tidak sempat dihindari oleh gadis tersebut. Tapi itu bukan masalah⸺aset berharga Yokubou sudah mati karena dirinya dan itu membuatnya cukup puas.

'Satu gugur⸺tersisa dua.'

Takeomi mengangkat tubuh Senju yang lemah karena kehilangan banyak darah. Dia mendongakkan kepalanya dan memandang penuh dendam pada Kyouki, yang hanya dibalas dengan senyum lebar penuh intensi gila. Takeomi yang melihat itu seketika merinding⸺dia sama sekali tidak pernah bertemu dengan seseorang yang punya intensi segila ini.

"Ah, maaf banget," Kyouki berujar, "dia pasti sudah tidak bernyawa."

Senyumnya melebar dan netra emasnya menyala selagi dia tersenyum.

"Maaf, ya."

Setelah mengatakan hal itu, Kyouki membungkukkan tubuhnya memberikan salam dan melambaikan tangannya pada Takeomi sambil bicara, "Kalau kau tidak segera membawanya ke tabib atau saintess, Tuan Putri Senju bisa mati, lho."

Matanya melebar dan berbalik penuh kepanikan yang membuat Kyouki menahan tawa, "Ya sia-sia, sih. Dia juga sudah mati."

Setelah kepergian Takeomi, Kyouki mendongak dan mengarahkan pandangannya pada Manjirou serta Izana yang tengah memandangnya dengan nyalang. Ia mengulas senyum manis dengan netra emasnya yang menyala⸺tipikal senyum penuh kemenangan yang jahat.

'Saya menang, Yang Mulia.'

Mata keduanya melebar dengan tangan yang mengepal ketika berhasil memahami apa yang Kyouki katakan pada mereka.

Kali ini, Kyouki benar-benar mengibarkan bendera perang pada dua pangeran tersebut.

.

.

.

.

tbc!

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top