➤ [02]

Pertama kali dirinya membuka mata di dunia ini adalah empat tahun lalu; dihadapan para musuh; ketika kepalanya sudah akan ditebas lepas dari tempatnya.

Pada detik itu, yang ia tahu hanyalah bertahan hidup. Insting kuatnya mengatakan untuk mengabaikan segalanya dan fokus dalam menghabisi orang-orang yang mengincar lehernya. Maka, ia mengikuti instingnya dan menghabisi semua orang yang merupakan ancaman baginya.

Namun, ia merasa begitu familiar dengan segala kejadian ini.

Seolah ia sudah pernah melihatnya; seolah ia sudah tahu tentang hal ini dan kelanjutannya.

Otaknya bekerja dengan keras, berputar untuk mencari jawaban dari segala keanehan ini agar dia bisa dengan cepat menyesuaikan diri⸺atau yang lebih baiknya, ia bisa kembali ke tempat asalnya setelah mengetahui situasi dan kondisi ini.

"Panglima Yuuma, kami menemukan tawanan musuh," seseorang memecah lamunannya, membuatnya berbalik, "dia seorang laki-laki, bersurai merah muda, dan memiliki luka di kedua sudut bibirnya."

Alarm di otaknya dengan segera berdering keras, matanya melebar dan ia membuka mulut untuk bicara; namun, yang keluar dari mulutnya bukanlah apa yang ingin ia ucapkan.

"Tinggalkan saja dia di sini. Kita tidak butuh seseorang yang bisa menyusahkan."

Urat-urat amarahnya muncul dengan cepat saat itu, tangannya mengepal dan iris emasnya berkilat penuh amarah. Ia mengutuk, melawan arus pergerakan yang dia tahu memang harus terjadi.

Ia tidak ingin dikendalikan oleh sebuah jiwa lemah penuh dendam dan penyesalan.

Seorang Kyouki tidak sudi diremehkan oleh jiwa seperti itu.

"Tidak," dua prajuritnya berhenti melangkah ketika mendengar nada suaranya yang lebih dingin dari biasanya, "bawa dia bersama kita dan biarkan aku yang merawatnya."

Dua prajurit itu berbalik dan membungkuk cepat sebelum pergi dari jangkauan pandangannya. Selapas mereka pergi, ia mengangkat pedangnya dan menusukkannya pada area bahu melewatkan titik vital. Meringis pada rasa sakit yang ia rasakan, bibirnya membentuk sebuah senyum miring yang dingin dan sinis yang ditujukan pada udara kosong di depannya.

"Jadi, aku ada di dalam novel klise dan sampah itu?" decihan terdengar darinya selagi ia menarik lepas pedangnya dari bahunya, ia menyugar surainya yang terikat seadanya, "ternyata aku memang tidak diberkati dengan keberuntungan, ya?"

Ia mengangkat pedangnya dan menghadapkannya pada bulan yang sedang bersinar terang kala itu⸺ia tersenyum manis.

"Mana mungkin manusia buatan sepertiku diberkati dengan keberuntungan?"

"Ah, delusi yang cukup menyenangkan."

⸺ 「𝐀𝐍𝐎𝐓𝐇𝐄𝐑 𝐖𝐎𝐑𝐋𝐃.」 ⸺

Ia melipat tangannya di depan dada, duduk diatas tempat tidur tidak nyamannya sambil melipat kaki, berhadapan dengan laki-laki bersurai sewarna gulali yang sedang mendesis setiap dua menit sekali padanya. Ia menautkan alis dan sesekali mengangguk pelan.

Dia sudah sepenuhnya sadar di mana dia berada sekarang.

<Scent Of Romance>, sebuah novel dengan genre utama reverse harem yang populer di negaranya, Jepang. Novel dengan rating dewasa yang klise dan penuh dengan sampah⸺ia sama sekali tidak menyukai novel tersebut, sedikitpun.

Namun, sialnya, ia di sini sekarang. Di dalam tubuh sang antagonis, Yuuma Kyouki. Seorang anglima perang, mesin pembunuh, dan anjing paling penurut milik Kekaisaran. Dan yang lebih parahnya, ia sedang berhadapan dengan salah satu male lead novel tersebut.

Akashi Haruchiyo, Tuan Putra dari Kekaisaran Yokubou, anak kedua dari tiga bersaudara; dan sedang melarikan diri, namun sayangnya tertangkap oleh musuh dan dijadikan tawanan.

Dalam hati, ia merasa bosan sekaligus kesal dengan dinamika dunia ini. Di dalam novelnya, Yuuma Kyouki yang diinformasikan oleh prajuritnya mengenai keberadaan Haruchiyo yang merupakan tawanan, dengan impulsif menolak untuk membawa Haruchiyo bersama mereka. Gadis Yuuma itu terlalu waspada dan tidak mempercayai siapapun karena selama tiga tahun ia berada di medan perang, ia sudah banyak mengalami pengkhianatan yang hampir melayangkan nyawanya.

Dan dampak dari pilihannya adalah kebencian Akashi Haruchiyo yang tumbuh padanya. Yang mana kemudian, laki-laki Akashi itu ditemukan dan dirawat oleh sang heroine.

Tapi, meskipun itu tidak terjadi dan dirinya sudah diselamatkan, Haruchiyo sama sekali tidak bisa tenang dan mendesis padanya setiap dua menit. Kyouki jadi meragukan ras asli laki-laki cantik ini⸺dia lebih mirip seperti kucing daripada manusia.

"Aku lumayan familiar dengan fisikmu," paparnya yang membuat Haruchiyo berhenti mendesis dan menatapnya dengan waspada, "Kekaisaran Yokubou, kan? Eh, benar tidak, sih?"

Kyouki meletakkan ibu jari dan telunjuknya di bawah dagu, pura-pura berpikir mengenai identitas laki-laki tersebut, "Tapi, Putra Mahkota Kekaisaran Yokubou fisiknya tidak seperti ini."

"Tapi, aku pernah dengar, sih, tentang anak kembar di sana." Iris emasnya berkilat, dan kepalan tangannya membuat kontak dengan telapak tangannya, "oh! Apa mungkin rumor anak kembar itu adalah dirimu?"

Haruchiyo tidak membalas, namun sorot matanya semakin menajam dan hal itu membuat Kyouki menarik sudut bibirnya membentuk sebuah senyum licik yang samar. Ia menghela napas, kemudian turun dari tempat tidurnya, melangkah mendekati Haruchiyo yang ingin sekali kabur dari sana atau memukulnya sebagai aksi waspada⸺tapi, sayang sekali, dirinya terikat dan sama sekali tidak bisa lepas.

Kyouki meraih wajah Haruchiyo dan mencengkeram rahangnya, iris emasnya berkilat aneh dan dingin, mengintimidasi Haruchiyo sehingga laki-laki itu membeku ditempatnya, "Aku tidak tahu kenapa kau melarikan diri dari Yokubou. Aku juga tidak tahu kenapa kau membiarkan dirimu menjadi tawanan, karena setahuku para keturunan Yokubou tidak selemah itu."

Kyouki berjongkok dihadapan Haruchiyo, masih dengan tangannya yang mencengkeram rahang laki-laki berbulu mata lentik tersebut. "Tapi, aku punya penawaran bagus untukmu."

Haruchiyo menelan salivanya dengan susah payah, merasakan tekanan yang Kyouki berikan lebih besar daripada tekanan milik kakak dan kedua orang tuanya. Ia mendesis, sudah akan meludahi wajah cantik Kyouki ketika gadis merah terang itu memalingkan wajahnya secara paksa, "Tidak sopan. Aku tidak pernah mendengar bahwa ada keturunan Kekaisaran tidak mendapatkan kelas etika."

"Bahkan anak haram Kaisar sekalipun tetap akan mendapatkan kelas etika."

"Kau ingin meludahiku? Sebaiknya kau mati dan bereinkarnasi menjadi sesuatu yang lebih kuat dariku untuk merendahkanku seperti itu."

Beberapa menit kemudian, Kyouki kembali memalingkan wajahnya seperti semula, "Tenanglah, dan dengarkan penawaranku. Jika kau menerimanya, aku akan membiarkanmu hidup selama yang aku inginkan."

"Tapi, jika kau menolak⸺kepalamu akan jadi hadiah untuk Yokubou pada perayaan hari jadi mereka tiga minggu lagi."

Rasa takut yang ia rasakan saat ini terasa begitu nyata. Lebih nyata daripada rasa takut yang disebabkan oleh intimidasi kakak dan orang tuanya. Lantas, ia mengangguk sambil memejamkan mata, tidak sanggup memandang pada iris emas yang memiliki beberapa lingkaran merah di dalamnya.

Terlalu mencekam.

Terlalu mengerikan.

Terlalu gelap.

"Oh, pilihan yang bagus. Kau menerimanya, kan? Jadi, sekarang kau adalah sekretarisku, dengan kata lain kau adalah tangan kananku. Orang kepercayaanku!"

Haruchiyo membuka mata, iris biru langitnya bertemu pandang dengan iris emas yang berbeda dari sebelumnya; lebih lembut dan hangat⸺sesuatu yang tidak pernah ia lihat selama hidupnya.

THUMP!

THUMP!

THUMP!

"Aku akan menemuimu setelah makan malam!" Kyouki berdiri dari posisinya dan melangkah ke luar tenda, meninggalkan Haruchiyo yang masih terpaku dengan apa yang baru saja ia lihat.

"Torio, mulai sekarang, dia adalah tangan kananku yang baru. Tolong perlakukan dia dengan baik. Dan kau bisa tanyakan namanya nanti."

Prajurit itu mengangguk dan kemudian membantu Haruchiyo untuk berdiri. Namun, sebelum mereka pergi dari sana, Kyouki mengarahkan tangannya pada surai gulali tersebut, mengelusnya dengan pelan sambil bicara, "Semoga kau betah berada di sini. Mohon kerjasamanya, Haru."

Selepas keduanya pergi, Kyouki merebahkan tubuhnya di atas tempat tidurnya yang keras dan dingin. Menatap langit-langit tenda sambil sesekali bersenandung pelan, iris emasnya berkilat.

"Akashi Haruchiyo, ya?" ia tersenyum tipis, "si anjing gila milik heroine itu, kan?"

"Ketentuan dunia novel. Protagonis hanya milik protagonis. Mereka sama-sama memiliki."

"Ketentuan dunia novel. Antagonis adalah musuh protagonis. Mereka akan mati pada waktu yang ditentukan."

Ia bangkit dari tidurnya, memandang pantulan dirinya di cermin retak depan tempat tidurnya, "Dan aku akan mati⸺9 tahun lagi. Hm, perjalanan yang cukup panjang."

Lagi, ia kembali merebahkan dirinya, merentangkan kedua tangannya dan memejamkan mata. Seulas senyum terpatri di wajah cantiknya yang tegas.

"Kubu protagonis dan kubu antagonis."

.

.

.

.

-arte♡.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top