❨ ⩩Sanzu Haruchio᭟ ❩

·  ·  ·  ·  ·  ·  ────────  ·  ·  ·   ·  ·  ·
🌹 𝗙𝗟𝗨𝗙𝒇𝗬 🌹
꒷ ͝͝͝ ꒦ ͝ ꒷ ͝͝ ꒷ ͝͝͝ ꒦ ͝ ꒷꒷ ͝͝͝ ꒦ ͝ ꒷ ͝͝ ꒷
╭                                                         ╮
871 worlds
!! dilarang untuk jones !!
Req ;
╰                                                        ╯
꒦꒷꒳꒴꒦꒷꒳꒴꒦꒷꒳꒴꒦



wajah mulus, kulitnya seputih porselen, porsi badan yang tinggi, bulu mata lentik dengan netra berwarna biru laut, dan rambut bersurai bleach blond yang digerai atau dikucir tetap terlihat sempurna, sanzu haruchio. dia adalah kekasih ku... ia manusia tersempurna.

sedangkan aku? kulitku gelap berwarna tan, tinggi ku juga paling hanya sampai setengah dari pintu. rambutku kusut walau sudah kurawat, memakai alat kecantikan pun tetap sama tak ada hasilnya.

tidak tau kenapa saat ini aku sangat terobsebsi dengan kata 'sempurna', mungkin ini adalah gelaja puberty. hobi ku bermain media sosial, melihat orang-orang cocok dengan baju mana pun yang mereka pakai.

aku tau resiko dan gejala orang yang terlahir cantik. mereka akan menjadi bahan pelecehan, menjadi orang yang percaya diri akan hal rupawannya kemudian menindas yang tak pantas dilihat.

membuka aplikasi MeTube dan mengetik 'cara memutihkan kulit' di kolom pencarian. 'Ting' notifikasi pesan berbunyi, yang tidak lain dari sanzu. tertulis di pesan mengatakan bahwa ia mengajak ku berkencan hari ini, kuterima ajakannya.

kami menonton bioskop berjudul bergenre kesukaanku, aku dan sanzu duduk berdampingan. Sedikit membuatku gugup ketika berada didekatnya dalam gelap begini.

kucuri perhatian kearah sanzu, ia mengenakan masker hitam. orang yang kupandangi menangkapku balik "kenapa?" tanyanya. kualihkan pandangan ke arah lain "tidak."

film pun berakhir "haru, tunggu sebentar. aku perlu pergi ke toilet" izinku lalu bergegas memasuki toilet. kubuka kamera melihat pantulan diri, 'jelek' pikirku terlintas. kemudian mencuci tangan di wastaffle.

tatkala keluar, aku dikejutkan pemandangan seorang wanita cantik berbicara dengan haru "apa aku boleh tau nomormu?." Sanzu tak merespon, memutar bola matanya malas.

Sanzu melirik ke arahku, mata kami pun bertemu. ia menarik diriku keluar dan mencium ku secara spontan, terlebih lagi di depan toilet perempuan. wanita itu terperangah, mengerti apa maksud kode sanzu.

kami pulang menaiki bus, rin ikut menaiki bus menuju kearah pulang rumahku. kami duduk berdampingan, aku duduk di dekat jendela dan ia duduk ditepi sebagai naluri seorang pria. Tangan besarnya menggengam tanganku kemudian ia taruh kepalanya di pundak.

bangku depan yang di tempati 2 gadis tadi kami lewati menggosipkanku dan rin, melirik mencuri perhatian kearah kami. ketika bus berhenti di halte, salah satu gadis yang disana berbicara pada sanzu "kakak, kami boleh minta instagram mu tidak?."

Sanzu tak menjawab "haru dia menanyakan mu" kemudian ia menggakat gandengan kami, kepalanya masih ia taruh dipundak dengan mata terpejam "mereka gk buta kan kalo aku udah punya pacar?."

2 gadis tadi turun dari bus. agak sedikit tidak terduga, kuelus pucuk rambutnya dan semakin ia menggeratkan genggaman. aku berharap bus ini mogok seketika.

Berjalan dengan langkah beriringan, melewati rumah-rumah hingga seorang laki-laki berhasil memberhentikan kami. Wajahnya tidak begitu familiar, apa preman jalanan disini?

"Wow, pacarmu cantik ya sanzu" ucap laki bersurai blonde, sorot matanya melirik kearahku. "Terimakasih" Jawab sanzu singkat sambil menunduk kepala 90° derajat.

Siapa laki-laki ini yang berhasil membuat seorang sanzu haruchio menundukan kepalanya?, "Jaga pacarmu baik-baik ya-" pamit laki-laki tak dikenal itu.

"[name]."

"ya haru?"

"mau berkencan lebih lama lagi?"

jika orang tuaku tau kalau aku pulang tengah malam pasti mereka akan murka. masa bodoh. Kulewati garis kenekatan hanya demi sanzu seorang.

"ya..ayo..."

•~~•

Sanzu membawaku ketaman anak-anak. kunaiki ayunan dan ia mendorongnya dari samping. menghirup hawa dingin ditambah hati yang ganjal membuat nafasku semakin tambah sesak.

Disaat itu juga kupasang wajah murung membuat sanzu memberhentikan permainan ayunannya dan berdiri tepat di hadapan.

"kau kemanakan sifat ceria kekanakan mu itu?... apa yang selama ini kau pikirkan..." Lontarnya disertai kerutan kening.

"aku... jelek dan kamu sangat tampan haru. Apa kita bisa..." pertengkaran pertama kami terjadi hanya hal sepele.

"Siapa bilang? Waktu itu kamu keren, walau dirundung kamu tetap memasang wajah senyum lebar. Aku selalu melihat kamu dari jauh lalu kupikir itu bukan urusanku, disaat terakhir, kamu berubah marah. menghabisi semua anak yang merundungmu dengan memasang wajah senyum. Membuat aku sedikit ter- terpesona. Akh ya pokoknya gitu kamu tidak jelek"

padam sudah kedua pipiku karena ulah sanzu. Aku tidak tau kalau ternyata diriku mempunyai daya tarik tersendiri untuk seorang sanzu.

Kesalahpahaman sepeleku terselesaikan olehnya dengan mudah. hari demi hari, pagi dan malam saling berganti hubungan kami tetap seperti biasanya.

'Drtttt-drtttt' suara ponsel pintar bergetar, tertulis panggilan dari sanzu.

Calling from Haru♡

[Name] ayo kita bertemu

kenapa? Kita baru saja bertemu 5 hari yang lalu

Aku tidak mendengar penolakan darimu. jalan xxxxxx akan kutunggu disana.

Call ended

Pembicaraan ditelepon berakhir dengan singkat. Segera kuberangkat menuju tempat yang dijanjikan sanzu. Sesampai disana kucari dirinya namun nihil tidak ada.

Kedua tangan menutup mataku dari belakang, siapa lagi kalau bukan dirinya. "Kenapa kamu tidak melawan? gimana kalau nanti ada orang yang menculikmu hah" omelnya.

"Karena aku tau itu kamu hehehe" jawabku dengan kekehan kecil. Sanzu melepaskan tangannya dari sepasang kedua mataku, kutoleh kebelakang sontak terkejut dengan penampilan barunya.

"Gimana?..." tanyanya lagi membuat aku sendiri tidak habis pikir. Rambutnya yang tadi berwarna bleach blonde berubah menjadi merah muda jambu. Kulitnya juga berubah sedikit menggelap dari yang biasanya, dia tidak lagi mengenakan maskernya sebagai penutup.

Kubelakangi dirinya sambil menahan gelak tawa dari mulut "Jelek. kamu sangat jelek haru" ia suka sekali dengan tingkah gadisnya yang seperti ini dulu lagi.






Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top