Nona dan Rachel


"Hoi, Yiru!"

Suara interupsi tersebut membuat Yiru berdecak pelan, ia mendiamkan suara tersebut tanpa menyapa balik. Sedangkan gadis di belakangnya berdecak kesal dan berteriak memanggil sambil mengejeknya.

"Hoi, Yiru! Apa kau tuli dan bisu sehingga tidak mendengar bahkan membalas teriakanku?!"

Yiru berdecak kesal, segera berbalik menatap gadis di belakangnya dengan sangat dingin. "Apa?"

Gadis itu tersenyum miring sambil memeluk tubuhnya sendiri, "Ohh ... tidak tuli dan bisu ternyata~"

Yiru hanya diam, menatapnya dengan sangat dingin. Atmosfer di sekitar mereka yang semula menghangat sekarang menjadi dingin seperti musim salju, bahkan cahaya matahari tidak bisa menghangatkan atmosfer tersebut.

"Kau mau apa?" tanya Yiru dingin. Gadis dengan rambut coklat bergelombang maju beberapa langkah sehingga jarak antara mereka tersisa 3 meter, senyuman miring tak luntur di wajah cantiknya itu. "Aku hanya ingin mengatakan sesuatu...," ujarnya terputus sebentar, tubuhnya ia condongkan sedikit ke depan. "mulai hari ini panggil aku dengan sebutan 'Nona'."

Yiru mendengus pelan, kali ini dialah yang tersenyum miring. " Aku harus memanggilmu 'Nona'? Huh, jangan bercanda, Rachel."

"Apa aku terlihat sedang bercanda, Yiru?"

"Kau punya kaca 'kan? Coba saja kau lihat baik-baik wajah dan ekspresimu itu, adakah kau sedang bercanda atau tidak. Itupun kalau matamu masih berfungsi dengan normal," kata Yiru agak ketus.

Rachel, gadis itu melunturkan senyuman miringnya dan diganti dengan wajah kesal. Terlihat alisnya yang tertekuk dengan wajah sedikit merah mengartikan ia sedang fase marah. "Kau mengejekku buta kah?!" tanyanya sedikit teriak.

Yiru hanya tersenyum miring, dilangkahnya maju sehingga berada tepat di samping telinga kanan Rachel. "Kau punya akal bukan? Coba saja kau pikir sendiri, Nona abal-abalan."

Yiru segera berlalu setelah mengatakan sesuatu bersifat mengejek pada Rachel, sedangkan Rachel menahan amarahnya yang sebentar lagi akan meledak. Tangannya ia kepal kuat sehingga menimbulkan nadi di sekujur tangan, "Sialan, si dingin itu benar-benar membuatku kesal." 

Kriet!

"Loh, ada Rachel?"

Suara itu menghentikan amarah Rachel sebentar, segera Rachel membalikkan badannya dan menatap Moon serta Hiro yang sedang memegang jajanan kantin. "Oh si gadis polos temannya si dingin," ucap Rachel seraya manggut-manggut.

"Hum, Rachel kenapa ada di sini? Mau makan bersama-sama 'kah?" tanya Moon dengan nada riangnya.

"Aku? Makan bersama-sama dengan gadis polos sepertimu? Huh, dalam mimpi."

Rachel mengalihkan pandangannya ke arah Hiro, "Apa kau murid baru?"

Hiro yang merasa dirinya sedang ditanya langsung mengangguk pelan, "Hiro Hamada, salam kenal."

Rachel maju ke arah Hiro lalu berhenti tepat di hadapannya, "Jangan berteman dengan Yiru, si gadis dingin dan menyebalkan jika kau tak ingin merasa sakit hati." Rachel segera berlalu, meninggalkan Hiro dan Moon di rooftop. Hiro mengernyitkan dahinya tak mengerti, apa maksudnya?

Moon celingak-celinguk mencari keberadaan Yiru, sahabatnya dingin itu. "Yiru ada di mana ya?"


TBC

419 kata

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top