Ketidak sukaan Hiro


"Tadi itu siapa, Moon?"

"Tadi?"

Hiro mengangguk pelan, "Iya, gadis berambut coklat yang tadi pergi siapa namanya?"

"Ooh, itu namanya Rachel, Mirachel Kesha. Siswi kelas XI IPS 2," jawab Moon sambil minum air. 'Jadi namanya Rachel,' batin Hiro mengerti. "Apa dia mengenal Yiru juga?"

"Hum, Rachel juga mengenal Yiru." Moon mengangguk sebentar lalu terdiam, dahinya ia kerutkan sedikit, sepertinya sedang mengingat sesuatu. "Oh iya, Yiru! Kita harus mencari Yiru, Hiro!" serunya sambil berlari menuruni rooftop dan meninggalkan Hiro sendirian.

"E-eh! Moon tunggu!"

~*

Sret!

Halaman dari sebuah buku dibuka oleh seseorang di perpustakaan, ia membacanya dengan teliti, tangannya masih setia memegang buku yang dibaca.

"Ternyata kau ada di sini, Yiru."

Suara itu menghentikan kegiatan membacanya, Yiru melirik sekilas ke arah lawan bicaranya lalu kembali melanjutkan kegiatannya. Orang yang sudah menegur Yiru merasa terabaikan, ia menarik kursi lalu duduk di hadapan si gadis. "Kenapa kau berada di sini? Bukankah kau bilang akan ke rooftop?"

Yiru tetap mengabaikan pertanyaan itu membuat Hiro, orang di hadapannya berdecak pelan. Ia tak suka diabaikan seperti ini, apalagi jika keberadaan dan pertanyaannya tidak dianggap. Lantas, Hiro mengambil buku yang sedang dibaca Yiru secara kasar sehingga membuat buku itu sedikit sobek. Bagaimana dengan Yiru? Tentu saja dia terkejut, mata merahnya segera menatap tajam si pelaku penarikan buku. "Apa maumu?" desisnya kesal.

"Apa mauku? Tentu saja aku ingin kau memperhatikanku terlebih dahulu," jawab Hiro membuat Yiru berdecih pelan. "Memperhatikanmu? Untuk apa aku harus memperhatikanmu? Dasar caper," cibir Yiru sinis.

"Aku bukannya caper, tetapi aku tidak suka jika orang yang kuajak bicara mengabaikan diriku. Tolong, perhatikan aku terlebih dahulu di saat kuajak berbicara."

Yiru memutar bola matanya malas lalu mengangguk terpaksa, "Baik-baik, akan kuperhatikan dirimu. Sekarang cepat! Apa yang ingin kau bicarakan denganku?"

"Seperti pertanyaanku beberapa menit yang lalu, kenapa kau berada di sini? Bukankah kau bilang akan ke rooftop?" ulang Hiro dengan sabar.

"Apa peduliku? Terserah aku ingin ke mana, kau tidak usah ikut campur dan ingin tahu ke mana aku akan pergi," sinis Yiru sambil berdiri, berniat pergi dari perpustakaan. Namun sebelum ia keluar dari perpustakaan, tiba-tiba saja Hiro menahan tangannya, menariknya menuju salah satu dinding lalu mengkabedon dirinya. Yiru sangat terkejut, lihat saja matanya yang membelalak lebar, menatap Hiro dengan tidak percaya.

Jarak antara Yiru dengan Hiro sekitar 20 cm, tetapi siswa itu mengikis jaraknya hingga 10 cm. Deru napasnya bisa dirasakan oleh gadis dingin itu, hangat. Hawa panas tiba-tiba menjalar di pipinya lalu menyebar dengan cepat, Yiru yakin ia pasti sedang merona sekarang.

"A-apa ya-yang kau lakukan, bodoh?!" tanya Yiru sedikit terbata-bata.

"Ucapanmu itu tidak sesuai dengan seorang gadis, sangat kasar. Kau harus memperbaiki cara bicaramu dan tingkahmu itu," ucap Hiro dingin.

Hiro melepaskan kabedonnya, menjauh beberapa langkah memberi ruang untuk Yiru. Terlihat Yiru sedikit tersengal-sengal, mungkin karena tindakan Hiro yang terlalu tiba-tiba. "Aku akan membantumu memperbaiki cara bicara dan tingkah lakumu itu, dimulai esok hari. Tidak ada bantahan sama sekali, kau mengerti?" tanya Hiro sambil menyilangkan tangannya di dada. Yiru tidak menjawabnya tetapi ia menatap Hiro sangat tajam, berharap laki-laki itu merasa takut. Sayangnya itu tidak mempan untuk Hiro, dia mendengus pelan lalu berjalan meninggalkan Yiru sendiri di perpustakaan.

"Kuanggap diam kau itu sebagai jawaban 'iya', sampai jumpa esok."

"Sialan," rutuk Yiru pelan.


TBC

511 kata

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top