15 : Damai

Komen yang banyak yuk:(

.
.
.
.

👻[ New Version ]👻

.
.
.
.

[][][][][][][][][][][][][][][][][][]

"Li ... gue boleh nggak sih bunuh temen lo?"

"Nggak boleh lah! Udah tau gue bakal jawab apa pake tanya segala."

Delima menunduk sambil merengut. Delima sudah tahu pasti apa jawaban Ali, tetapi ia hanya ingin memastikannya sekali lagi.

Barangkali Ali berubah pikiran dan memperbolehkannya, kan?

"Pembunuh lo sebenernya ada berapa, sih?" tanya Ali. Ia saat ini sedang sarapan pagi di meja makan.

Untung tidak ada Herman. Jika ada, mungkin Ali sudah didamprat habis-habisan karena makan sambil bicara. Apalagi bicaranya dengan hantu.

"Pembunuh gue ada satu. Tapi nggak ada bedanya sih... karena mereka berdua emang patut dicurigain," jawab Delima.

"Lwo nggwak adwa nwiat ngwasih twau pelawkunya gitwu?" Ali kembali bertanya disela mulutnya yang penuh. Telen dulu, Mas...

"Nggak ada lah! Kalo gue ngasih tau pelakunya mereka berdua dalam bahaya."

Ali sontak memukul meja secara spontan setelah menelan makanannya secepat mungkin, membuat Delima yang hampir melamun jadi terkaget-kaget akibat ulahnya.

"MAKSUD LO GIMANA ANJING?! LO BILANG MEREKA BERDUA ADA KEMUNGKINAN JADI PELAKUNYA, TAPI LO BILANG MEREKA BERDUA BISA DALAM BAHAYA KALO LO NGASIH TAU PELAKUNYA! JADI MEREKA BERDUA PELAKUNYA APA BUKAN?!"

Selepas berteriak dengan tulus, Ali langsung terbengek-bengek kemudian. Ia hampir kehilangan oksigen karena melakukan rap dadakan.

"Ck, ini rumit. Kalo lo nggak tau, gue juga nggak bisa ngasih tau."

"Kalo gitu mendingan lo musnah aja sono! Dasar setan tidak berguna! Jadi beban negara persetanan aja lo yang ada."

"Bodo amat! Dasar kembaran tuyul!"

𖣴⵿⃜⃟᭢·· · · · ──────── · · · ·𖣴⵿⃜⃟᭢

Caca tak henti-hentinya tersenyum di dalam bus. Sebab hari ini Caca mau tamasya, berkeliling-keliling kota, hendak melihat-lihat keramaian yang ada.

Caca tidak sendiri, ada Pita yang duduk anteng di sampingnya, menunggu bus sampai ke tujuannya tanpa berniat meladeni Caca yang sedari tadi ngotot minta diajak.

Mobil bus berhenti sejenak, sudah dapat dipastikan ada penumpang baru yang akan masuk. Mungkin memang biasa saja seharusnya. Tapi kali ini sangat tidak biasa saja saat diketahui bahwa penumpangnya adalah tim Power Rangers dengan lima palet warna yang berbeda-beda.

Kelimanya pun lantas mencari tempat duduk dan menemukan bagian yang kosong yaitu di depan Caca. Dan Caca tak kuasa menahan tawanya saat mereka duduk berjejer bagaikan ikan pindang yang berwarna-warni.

"Kenapa lo?" tanya Pita tanpa menoleh dan setengah berbisik. Ia takut disangka gila karena menanyai Caca yang tak terlihat.

"Itu ad—hahahaha."

"Ada apaan?"

"Ada—hahahaha."

"Apaan sih ada ap—hahahaha." Sialan. Pita malah ikutan tertawa begitu ia sadar ada lima Power Rangers di hadapannya.

Di saat Pita masih asyik tertawa sampai diperhatikan banyak orang, Caca tiba-tiba sudah ada di hadapan Power Rangers warna kuning.

Caca tersenyum memandangnya. "Kamu lucu. Mari berteman?" Lalu Caca menjulurkan tangannya.

Power Rangers kuning itu masih diam saja karena ia memang tidak melihat Caca.

Caca sedih... tentu saja Caca tahu jika Power Rangers tersebut adalah manusia di dalamnya. Dan sudah pastinya mereka tidak melihat Caca.

"Apakah Caca harus pindah fandom?" gumam Caca, "Kalo gitu bye-bye Upin-Upin... mulai besok Caca bakal jadi fandom setianya Power Rangers..."

𖣴⵿⃜⃟᭢·· · · · ──────── · · · ·𖣴⵿⃜⃟᭢

Pita dan Caca sudah sampai di tujuan mereka. Caca lagi-lagi cemberut untuk kesekian kalinya. Ia pikir ia akan jalan-jalan ke suatu tempat yang indah, tetapi ujungnya malah berhenti di rumah yang entah siapa namanya.

"Caca mau jalan-jalan, Kak," rengek Caca.

"Yaudah jalan-jalan sendiri, gih! Siapa suruh lo ngikutin gue?" balas Pita tak peduli.

Salah Caca juga sih pakai acara ngikut. Jelas-jelas Pita tidak pernah mengatakan mereka akan berjalan-jalan mengelilingi kota. Caca memang terlalu banyak berharap.

Pita memandang rumah di hadapannya sebelum akhirnya memberanikan diri untuk mengetuk pintu.

Tak butuh waktu lama, pintu terbuka memperlihatkan sosok Izroil yang keluar dari rumah tersebut. Izroil cukup terkejut melihat Pita yang tumben-tumbenan datang kemari tanpa mengatakan apa pun sebelumnya.

"Lo ngapain ke sini?" tanya Izroil.

"Nggak tau. Nyasar kali," jawab Pita acuh tak acuh. Ia lalu menyerahkan beberapa makanan yang sebelumnya ia beli dari supermarket kepada Izroil.

"Buat gue?"

"Yaiyalah. Kalo lo pikir ini buat gue, kenapa juga gue ngasih makanannya ke elo?"

Izroil hanya mendengus saja. Kemudian ia menarik kursi yang ada di teras rumahnya dan mempersilahkan Pita untuk duduk. Maklumlah, di rumahnya tidak ada siapa-siapa. Nanti kalau Pita ikut masuk bersamanya, yang ada warga malah mengira yang tidak-tidak.

"Gue ke sini mau minta maaf. Terserah lo mau percaya atau enggak, tapi intinya gue bukan orang yang neror Evan malam itu," kata Pita, langsung to the point.

"Apakah sudah selesai? Yuk pulang!" ajak Caca, rupanya hantu itu tidak betah berlama-lama duduk tanpa alas di lantai.

Pita menghela napas mendengar Caca yang kini mulai menggerutu tak jelas bersama nyamuk-nyamuk yang seolah mengajaknya bicara.

Pita pun lantas bangkit dari duduknya, membuat Izroil langsung menaikkan sebelah alisnya.

"Lo baru duduk. Mau ke mana?" tanya Izroil.

"Pulanglah. Lagian cuma itu doang yang mau gue omongin," jawab Pita.

Saat Pita akan melangkah lebih jauh, Izroil terlebih dahulu mencekal pergelangan tangan gadis itu. Membuat Pita berhenti dan menatapnya.

"Gue juga mau minta maaf sama lo, Pit. Gue rasa gue salah karena udah nuduh lo malam itu. Setelah gue pikir-pikir, lo nggak mungkin neror Evan. Mungkin pelakunya aja yang emang mirip sama lo," ujar Izroil.

Mungkin saat ini, tidak ada yang tahu jika Pita benar-benar sedang merasa bersalah. Ia setengah berbohong dan setengah jujur. Sebetulnya, mau bagaimanapun memang raga Pita lah yang bergerak meneror Evan, tetapi itu juga diluar kendalinya, karena Delima yang mengendalikannya alias dia yang merasuki Pita saat itu.

"Pegangan tangannya jangan lama-lama, Kak. Nanti Caca aduin ke Om Ali, lho," celetuk Caca.

[][][][][][][][][][][][][][][][][][]

.
.
.
.

Lagi nggak gantung dulu ya gaes. Biar otaknya bisa istirahat...

.
.
.
.

Sampai jumpa diupdate-an selanjutnya❤

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top