9 : 1
Pintu kereta ditutup kasar . Tanpa membuang masa , enjin kereta dihidupkan sebelum dia menekan pedal minyak memecut laju ke arah kawasan selatan .
Jalan sunyi dia ambil dengan alasan cepat nak sampai , jadi cepat juga dia jumpa orang tua itu .
Perasaan marahnya meluap - luap bila gadis yang disayanginya diracuni olehnya .
Ingat racun semua ini boleh bawak bincang ke ?
Tangan sebelah kanan mengawal stereng , manakala sebelah lagi mengeluarkan semua senjata yang disimpan dalam kereta .
M-16 menjadi pilihan , tingkap kereta diturunkan sebelum Jimin melepaskan beberapa das tembakan .
Sejak tadi dia perasan ada dua buah kereta mengekorinya daripada belakang . Apabila kedua - dua kereta itu seakan - akan mengepung dirinya , terus dia bersiap - sedia .
Berdas - das peluru dilepaskan , satu pun tidak dapat menghentikan BMW biru gelap itu .
" Kau nak apa bongok ?! Semak betullah ei ! " stereng kereta dihempas kuat bila dia tersekat antara dua kereta yang cuba menghimpitnya .
Jimin jadi berang , kakinya menekan kuat pedal minyak sebelum dia menukar gear supaya dapat memandu dengan lebih laju .
Matanya asyik tertancap pada cermin sisi untuk melihat kedudukan kereta yang mengejarnya dari belakang sehingga tak sedar ada sebuah lagi Mercedes Benz sedang bergerak laju pada arah bertentangan .
Bila Jimin menoleh menghadap depan semula , brek ditekan sekuat hati namun semuanya sudah terlambat .
Habis terbalik Lamborghini Aventador yang dipandu oleh Jimin .
Nasib sahaja semua kereta miliknya itu bukan jenis yang cepat terbakar .
Jimin mengerang kecil saat dia cuba menarik dirinya keluar . Darah pekat yang mengalir dari kepalanya tidak diendahkan .
Dadanya turun naik , pandangan matanya menjadi kabur . Dia mengetap bibir , sedaya upaya ingin melepaskan diri namun usahanya gagal .
Dia benar - benar tersekat dalam keretanya sendiri . Keadaannya yang terbalik menambahkan lagi rasa sakit dan pening pada kepalanya .
Kedengaran derapan bunyi tapak kaki seseorang menghampiri dirinya . Jimin memaksa dirinya memandang ke sisi meskipun nafasnya sudah menjadi tidak teratur .
Lelaki itu duduk mencangkung berhampiran Jimin .
Senyuman sinis lelaki berkot hitam itu menaikkan amarah Jimin . Mahu sahaja dia menyepak wajah lelaki itu tetapi keadaannya menghalangnya untuk berbuat demikian .
" Haih , lemahnya . Bukan ini ke ketua mafia terunggul itu ? " perlinya tajam diiringi dengan ketawa sinis .
Jimin menarik nafasnya sedalam yang mungkin , mencari kudrat yang tinggal untuk dia menunjukkan bahawa dia bukannya seorang yang lemah .
" Aku mati sekalipun , aku tak akan mengaku yang kau ini ayah kandung aku " bidas Jimin sebelum dia turut tersenyum sinis meskipun dia tidak larat .
Meletus ketawa Tuan Park apabila mendengar percakapan Jimin . Dahi Jimin ditunjal kasar sambil dia berkata , " Siapa nak ada anak macam kau ? Pembawa sial dalam hidup aku huh "
Jimin mengetap bibirnya geram . Kalau dia tidak tersekat pada masa itu , memang habis berkecai kepala orang tua itu sekarang juga .
Pipi Jimin ditampar ganas sebelum Tuan Park mencengkamnya kasar . Dia memaksa Jimin untuk melihat ke arah kereta Mercedes Benz berwarna putih di sebelah keretanya .
Terkejut dia dibuatnya apabila melihat kakaknya , June diikat dan mulutnya ditutup menggunakan pita pelekat berwarna hitam . Muka June bengkak , terdapat juga kesan darah kering pada bahagian dahi gadis itu .
" Aku seorang ja kan pembawa sial dalam hidup kau , ke-kenapa kau libatkan June ? " ujar Jimin sebelum dia memejamkan matanya erat , menahan pedih yang dia rasa apabila kakinya semakin terhimpit masuk ke dalam .
" Perempuan menyusahkan , patut mati je . Tak elok main - main dalam dunia mafia ini hahaha "
Tahap kesabaran Jimin benar - benar diuji oleh Tuan Park . Kalau boleh dia buat , dia hentak terus kepala orang tua itu di jalan raya .
" Tapi kan , kadang - kadang ada gunanya juga kan ? Untuk kepuasan diri sendiri . Tak begitu Jimin ? "
Gila ! Appanya benar - benar sudah gila ! Anak sendiri dia nak buat begitu ?
" Kau jauh lagi teruk daripada syaitan ! " jerkah Jimin sambil dia merenung tajam ke arah Tuan Park . Tuan Park menjungkitkan bahunya sebelum dia tergelak besar .
Tuan Park berdiri sebelum perlahan - lahan dia mengorak langkah hendak pergi dari situ . Sempat dia menoleh ke belakang menghadiahkan satu senyuman sinis buat Jimin .
" Kau bawa gadis kau itu dengan aku , atau kakak kesayangan kau ini akan mati " ujarnya selamba , masih lagi dengan senyuman menyeringainya .
" Tapi tak seronoklah macam itu . Kalau kau tak bawa Yuha , June mati , Yuha pun mati . Baikkan aku tunaikan janji kau dengan eomma ? hahaha "
Jimin menghela nafasnya panjang . Kenapa perjanjian dia jadi sampai macam ini sekali ? Kenapa ?!
" Kau tahu yang aku tak pernah mungkir janji " itulah ayat terakhir yang Jimin dengar sebelum appanya beredar pergi bersama - sama June dan anak buahnya yang lain .
Sungguh , dia buntu . Bagaimana dia hendak selamatkan June dan Yuha ?
Di saat dia berasakan dirinya sudah di ambang maut , telinganya menangkap bunyi kereta lain datang menghampirinya .
Bunyi pintu ditutup didengarnya sebelum dia tersenyum lemah apabila melihat Jungkook dan Taehyung berada di depan matanya .
" Jimin ! "
" Kau okay ke wey ? Kau jangan gerak , biar aku dengan Jungkook keluarkan kau ! "
Taehyung dan Jungkook mula menarik Jimin keluar daripada tersekat dalam kereta dengan penuh berhati - hati . Hampir 35 minit mereka mencuba , akhirnya mereka berjaya juga .
Jungkook meraup wajahnya kasar apabila melihat kaki Jimin yang cedera parah itu . Ini bukan kaki palsu , ini kaki sebenar Jimin .
Kulit kakinya terkoyak hingga boleh nampak tulang kaki Jimin dengan jelas . Taehyung menguak rambutnya ke belakang , turut terkesima melihat Jimin seperti itu .
" Tenanglah , aku tak mati lagi kan ? " kata Jimin tergelak kecil sebelum dia mengerang kesakitan . Gelak ketawanya menyebabkan dia terasa sakit yang amat pada bahagian kaki kanannya yang terkoyak itu .
" Bodoh Jimin bodoh . Kau ingat kelakar ke setan ? " marah Taehyung . Dia tidak faham sungguh perangai Jimin yang masih sempat bercanda walaupun keadaannya cedera parah .
" Aku call yang lain " kata Jungkook disusuli dengan anggukan kepala daripada Taehyung .
" Yuha -- jangan tinggalkan Yuha " sempat lagi Jimin memikirkan keselamatan gadis itu , risau dia bila ada kemungkinan gadis itu akan diculik semudah itu .
" Aku tak minta semua datang , cuma Hoseok hyung dengan Seokjin hyung ja . Yang lain akan jaga Yuha . Kau jangan risaulah " kata Jungkook sebelum dia menjarakkan dirinya dengan mereka berdua untuk membuat panggilan .
" Taehyung " panggil Jimin lemah . Taehyung mendekatkan dirinya ke arah Jimin , memudahkan Jimin untuk bercakap apa yang dia mahu katakan . Jimin benar - benar tidak berdaya ketika itu .
" Selamatkan kakak aku " bisik Jimin perlahan sebelum matanya tertutup .
" Jimin ? Jimin ! "
DAY ♡
ㅡ happy 16k ehek thankyou thankyou ❤ btw , maafkan saya atas carutan yang terselit sepanjang anda membaca fanfic ini ToT
ambillah hadiah ini <3
rude ? ya saya tau . aku penat meroyan dua tiga hari sebab benda ini :"
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top