4 : 2
" Terima kasih " ucapku setelah membuat pembayaran di kaunter . Bunga Rose putih kegemaran itu aku hidu .
Wanginya !
Aku berjalan keluar dengan mood ceria daripada kedai bunga itu .
Walaupun aku kehilangan Jihye , Seungkwan dan Jimin , aku masih ada eomma dan abang aku .
Handphone aku berbunyi . Nama pemanggil yang tertera pada skrin membuatkan aku tersenyum seorang diri .
" Oppa ! "
" Hey little sister . Tengah buat apa tu ? "
Aku tergelak kecil sebelum aku berkata , " Baru je habis beli bunga untuk eomma . Eomma mesti suka "
" Wah ! Oppa pun nak juga hadiahkan bunga untuk eomma . Eomma suka bunga warna putih kan ? Sesuai sangat untuk eomma "
" Ha'ah , eomma suka bunga warna putih "
" Yuha dekat mana ni ? " soal Johyun di sebalik corong telefon .
" Nak sampai rumah dah . Oppa dekat mana ? "
" Eomma "
Aku pelik . Aku tanya tempat , kenapa abang aku cakap eomma ni ?
Rumah yang menjadi kediaman aku dan eomma aku pandang . Tampak elok dan masih gah berdiri sebelum ...
Boom !
" Eomma okay kan Yuha ? "
" Yuha ? "
Handphone aku terjatuh dari tangan . Apa yang aku lihat sekarang ialah rumah tempat aku dan eomma tinggal sedang terbakar !
" Eomma .. EOMMA ! "
Di saat aku nak berlari masuk selamatkan eomma , seseorang memanggil namaku kuat .
" KIM YUHA JANGAN ! "
Langkahku terhenti . Tanpa diduga , sebuah tong gas meletup menyebabkan serpihan kaca bersepai di sana sini .
Seseorang terus meluru mendapatkan aku sebelum dia memeluk diriku erat . Suaranya yang sedang mengerang kesakitan akibat terkena serpihan kaca itu jelas kedengaran .
" Taehyung , jaga Yuha ! "
Mereka berganti tempat . Kini , aku berada di dalam dakapan Taehyung sementara orang yang memelukku sebentar tadi terus berlari ke dalam rumah .
" Taehyung , eomma ! Eomma ada di dalam ! "
" Jangan Yuha ! Bahaya ! " marah Taehyung . Aku tak kisah , aku nak selamatkan eomma !
Baru aku nak pergi , tanganku direntap kasar oleh Taehyung . " Taehyung , lepaskan ! Eomma saya dekat dalam Taehyung ! Dia perlukan saya ! "
Taehyung diam tidak berkutik . Tangannya masih memegang erat lenganku . Aku jadi berang .
" AWAK TAK FAHAM KE HAH ? EOMMA SAYA ADA KAT DALAM , SAYA NAK SELAMATKAN EOMMA SAYA ! LEPASKAN TANGAN SAYA ! "
" Eomma dah mati Yuha ! "
Bagaikan satu batu menghempap diriku apabila Taehyung berkata sedemikian . Aku memandangnya tajam .
" Kalau taknak tolong , tak payah ! Saya boleh selamatkan eomma saya sendiri ! Eomma saya tak mati lagi ! "
Terus pegangan Taehyung aku lepaskan sebelum aku berlari masuk ke halaman rumah .
Belum sempat aku masuk ke dalam rumah , dinding rumah tiba - tiba runtuh membuatkan aku terundur ke belakang .
Taehyung mengheret aku kasar sebelum sempat aku dihimpit oleh batu konkrit bangunan rumahku .
Bila api semakin tak terkawal , Taehyung pantas mendukung aku keluar dari kawasan rumah aku . Aku meronta - ronta minta dilepaskan .
" Taehyung , eomma kat dalam . Tolonglah saya merayu . Saya nak selamatkan eomma saya ! " rengekku perlahan .
Air mataku mulai mengalir deras apabila memikirkan eomma yang masih berada di dalam rumah .
Taehyung mengetap bibirnya . Hidungnya merah . Matanya mulai berkaca .
" Jangan degil boleh tak ?! " suara Taehyung memarahi diriku membuatkan aku tak berani nak lawan .
Aku jatuh terduduk . Tanganku aku genggam erat . " Eomma " Taehyung memeluk bahuku erat .
" Taehyung , eomma ! Eomma dah takde ! Eomma tinggalkan saya ! "
" EOMMAAAAA ! "
Aku memandang rumah itu sekali lagi sebelum pandanganku menjadi gelap .
" Yuha ? Yuha ! "
" Jangan nak larilah pengecut ! "
Dia tergelak besar . Orang yang mengejarnya itu dipandang dengan wajah simpati .
" Eh ? Tak mati lagi ? Bukan dah kena kaca ke tadi ? "
" Kau ! Kau tak guna ! " jeritnya kuat . Bengang dibuatnya apabila dia tersenyum bahagia selepas meletupkan rumah Yuha dan Puan Kim .
Sepucuk pistol dikeluarkan daripada koceknya lalu dihalakan ke arah dia .
Sebelum sempat satu tembakan dilepaskan , dia terus dirempuh kuat oleh sebuah kereta Range Rover dari tepi membuatkan dirinya tercampak jauh .
" Aw , honey . You do it well " dia tergelak sinis sambil berjalan mendekati seorang gadis tinggi lampai yang baru sahaja keluar daripada kereta Range Rover itu .
" I know darling " wajah dia disentuhnya perlahan sebelum mereka sama - sama melepaskan tawa .
" Let's go , let him die "
Sebuah kereta Lamborghini Gallardo berhenti tepat di hadapan mereka berdua . Mereka berdua masuk sambil tersenyum puas , bagaikan berjaya dalam medan peperangan .
Darah pekat mulai mengalir dari dahinya . Dia melihat kereta Lamborghini Gallardo itu berlalu pergi tanpa mampu dia kejar lagi . Luka parah di merata tubuhnya bagaikan tidak memberi kesan kepadanya .
Sakit di hati lagi parah apabila dia ternampak ...
" Sarah Park "
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top